Informasi Terpercaya Masa Kini

Suku Pedalaman Hutan Amazon Tiba-tiba Keluar, Ada Apa?

0 30

KOMPAS.com – Sekelompok orang yang teridentifikasi sebagai suku Mashco Piro baru-baru ini tertangkap kamera keluar dari hutan Amazon di Peru.

Foto yang dibagikan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Survival International itu memperlihatkan puluhan orang di tepi sungai dekat hutan hujan.

Tidak hanya keluar hutan, melalui unggahan yang dibagikan oleh akun resmi X @Survival, mereka juga tampak berlarian ke sungai dangkal di depannya.

Padahal, selama ini, anggota suku Mashco Piro dikenal tidak pernah berkontak dengan kehidupan modern dan jarang menampakkan diri.

Lantas, apa yang terjadi?

Baca juga: Media Asing Soroti Suku Pedalaman Halmahera Keluar Hutan, Temui Pekerja Tambang

Suku Mashco Piro lari dari penebang hutan

Dilansir dari The Guardian, Selasa (16/7/2024), foto Mashco Piro yang beredar diambil pada 28 Juni lalu di tepi sungai kawasan Madre de Dios, Peru.

Saat itu, penduduk melihat sekelompok orang-orang Mashco Piro di sungai Las Piedras, sekitar 150 kilometer dari Kota Puerto Maldonado, ibu kota Madre de Dios.

Direktur Survival International, Caroline Pearce mengatakan, suku Mashco Piro yang terlebih dulu mendiami hutan harus hidup berdampingan dengan para penebang.

“Sebagian besar orang Mashco Piro yang terisolasi hidup sendirian beberapa kilometer dari tempat para penebang akan melancarkan operasinya,” ujarnya.

Fenomena tersebut pun bukan pertama kali terjadi pada orang-orang dari kelompok adat Mashco Piro.

Tercatat, lebih dari 50 orang Mashco Piro dalam beberapa hari terakhir muncul di dekat desa milik suku Yine, Peru, yang disebut Monte Salvado.

Kelompok lain yang terdiri dari 17 orang juga menampakkan diri di desa terdekat Puerto Nuevo, Meksiko.

Mashco Piro, yang mendiami daerah di antara dua cagar alam di kawasan Madre de Dios, biasanya jarang muncul dan tidak banyak berkomunikasi, bahkan dengan suku Yine maupun suku lainnya.

Dewan Misionaris Pribumi di negara bagian Acre, Brasil, Rosa Padilha pun menyampaikan, Mashco Piro juga sempat terlihat di seberang perbatasan di Brasil.

Menurut dia, mereka lari dari penebang pohon di Peru, dan muncul di pantai untuk mengambil telur kura-kura sungai bintik kuning khas Amazon.

“Saat itulah kami menemukan jejak kaki mereka di pasir. Mereka meninggalkan banyak cangkang kura-kura,” kata Padilha.

“Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kedamaian, gelisah, karena mereka selalu melarikan diri,” sambungnya.

Baca juga: Mengenal Suku Awyu dan Moi, Sosok di Balik Seruan All Eyes on Papua

Mencari makan karena tempat tinggalnya tersingkir

Senada, kelompok hak asasi masyarakat adat setempat, FENAMAD mengungkapkan, suku Mashco Piro yang mengisolasi diri lebih sering keluar dari hutan Amazon dalam beberapa minggu terakhir.

Presiden FENAMED Alfredo Vargas Pio menilai, keluarnya anggota suku Mashco Piro dari hutan bertujuan untuk mencari makanan.

Kondisi tersebut tampaknya disebabkan oleh semakin marak penebangan yang dilakukan di kawasan Amazon.

Beberapa perusahaan telah memegang konsesi atau izin penebangan kayu di wilayah yang dihuni oleh Mashco Piro.

Salah satu perusahaan, Canales Tahuamanu, dilaporkan telah membangun lebih dari 200 kilometer jalan bagi truk pengangkut untuk mengekstraksi kayu.

Namun, perwakilan Canales Tahuamanu di ibu kota Lima, Peru, belum menanggapi permintaan komentar.

“Ini adalah bukti tak terbantahkan banyak suku Mashco Piro tinggal di daerah ini, yang tidak hanya gagal dilindungi oleh pemerintah, tetapi juga dijual kepada perusahaan penebangan,” kata Alfredo, dikutip dari laman Survival International, Selasa.

Ancaman lainnya, menurut Alfredo, para pekerja dapat membawa bibit penyakit yang berpotensi memusnahkan suku Mashco Piro.

Selain itu, risiko bentrokan atau kekerasan antara kedua belah pihak untuk mempertahankan wilayahnya juga sangat mungkin terjadi.

“Jadi sangat penting bahwa hak teritorial suku Mashco Piro diakui dan dilindungi oleh hukum,” tuturnya.

Leave a comment