Nasib Sopir Ambulans yang Turunkan Jenazah di Jalanan,Kini Dimutasi,RSUD Sintang Minta Maaf
TRIBUN-MEDAN.COM – Begini nasib sopir ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang yang turunkan jenazah di jalanan.
Adapun sopir ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang tega menurunkan jenazah di jalanan karena tak diberi uang tambahan.
Kini, sopir ambulans RSUD AM Djoen Sintang, Kalimantan Barat yang menurunkan jenazah bayi di SPBU karena biaya bensin dimutasi.
Direktur RSUD AM Djoen Sintang Ridwan Pane mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah tegas sesuai dengan kronologi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang.
“Penelantaran jenazah ini dilakukan oleh seorang oknum supir yang bertindak di luar prosedur yang berlaku di rumah sakit,” kata Ridwan dilansir Tribun-medan.com dari Kompas.com, Selasa (16/6/2024).
Ridwan menegaskan, atas perbuatannya, sopir ambulans tersebut telah dikenai sanksi berupa mutasi jabatan sesuai dengan mekanisme kepegawaian yang berlaku.
“Oknum supir juga diwajibkan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui media massa atas tindakannya yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Ridwan.
Ridwan menegaskan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Kami juga memastikan bahwa setiap petugas menjalankan tugasnya dengan profesionalisme dan tanggung jawab,” ungkap Ridwan.
Sebelumnya, Suardi mengaku bersalah atas pertistia tersebut serta meminta maaf kepada keluarga pasien atas perbuatan yang tidak menyenangkan.
Suardi menerangkan, sebenarnya pada malam tersebut, bukan waktunya dia bertugas.
“Pada malam ini, sebenarnya bukan tugas saya, tetapi biasa saya mengcover teman-teman,” kata Suardi kepada wartawan, Senin (15/7/2025) malam.
Saat ditelepon keluarga pasien, Suardi mengaku telah menjelaskan, bahwa ambulans-nya beda dengan ambulans biaya.
“Ambulans saya mengguanakn Dexlite, harga per liter Rp 14.900, sedangkan biaya ambulans yang ditanggung pemerintah seharga Rp 9.500,” terang Suardi.
Jadi, menurut Suardi, selisih harga BBM Rp 5.400 dibebankan kepada keluarga pasien.
“Nah selisih BBM tadi itu yang saya minta kepada keluarga pasien, ternyata keluarga pasien mengeluarkan surat bahwa sudah dibayar dikasir,” ucap Suardi.
Karena tidak ada titik temu, dan terjadi cekcok, Suardi memutuskan menurunkan pasien di SPBU untuk mengganti ambulans biasa.
“Saya minta pergantian kepada pihak keluarga sehingga tadi timbul perselisihan. Saya menurunkan pasei dengan mengganti ambulans,” ungkap Suardi.
Baca juga: SOSOK dr Bela, Korban Kecekaan Maut di Tol Indralaya-Prabumulih, Sempat Kuak Keinginan Terakhirnya
Baca juga: Sosok Sopir Ambulans RSUD Sintang Turunkan Jenazah di Jalanan karena Tak Diberi Uang Tambahan
Video Sopir Ambulans Turunkan Jenazah Viral
Sopir ambulans tega turunkan jenazah di SPBU gegara tak dapat uang bensin tambahan.
Sopir tersebut menurunkan jenazah dan keluarga di SPBU, Sintang, Kalimantan Barat.
Awalnya pihak keluarga diminta Rp1,56 juta oleh driver.
Ada anggota dewan yang ikut membantu mengkomunikasikan sehingga hanya membayar Rp690 ribu ke kasir.
Namun setelah sampai di SPBU Bujang Beji Sintang pihak keluarga dimintai uang lagi.
Akhirnya sopir itu minta Rp500 ribu.
Seperti dilansir dari Twitter atau X @Heraloebss, (16/7/2024) via TribunJambi.com.
ambulance yang mengantar dari RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Kalimantan Barat.
Lelaki yang jadi korban pun sambil menangis menceritakan kejadian ini.
“Bang minta duit untuk beli minyak. Aku bilang aku ga punya duit, sudah kami bayar di kasir,” ceritanya sambil menahan tangis.
Sopir itu mengatakan bahwa pembayaran di kasir berbeda dengan pembayaran dengan dirinya.
“Oh ndak bisa gitu, itu urusan saya, kasir ndak ada urusan katanya,” ucapnya melanjutkan cerita.
Lelaki itu mengaku sangat emosi dengan ucapan sopir.
Baca juga: TANGIS Kakek Ojong, Jenazah Cucunya Diturunkan Sopir Ambulans di Jalanan, Gegara tak Ada Uang Bensin
Baca juga: Alasan Gibran Rakabuming Resmi Mundur dari Walikota Solo Padahal Sebelumnya Tegas Selesaikan Tugas
Namun ia masih mencoba tenang. Ia ingat cucunya meninggal.
“Sakit hati ini, kalau aku ndak sadar, pingin ku tinju rasanya. Tapi aku masih coba sadar diri, coba tenang. Aku bawa cucuku meninggal,” ucapnya sambil menangis.
Setelah itu jenazah diturunkan di SPBU tanpa ada belas kasihan.
Ia mengaku sangat kecewa dan benar-benar merasa terzolimi atas kejadian ini.
Lelaki itu berharap kejadian ini tidak terulang lagi.
“Kami benar-benar tidak terima, benar-benar menindas rakyat.
Jangan terjadi seperti ini lagi lah, tolong. kasihan masyarakat lain,” ujarnya.
RSUD Minta Maaf
Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Tony Hasiholan Pane, meminta maaf atas kejadian tersebut.
Menurutnya tindakan itu dilakukan oleh oknum, tidak semua sopir seperti itu.
Untuk sanksi terhadap yang bersangkutan, kata Pane, tentunya akan mengacu pada aturan kepegawaian yang ada.
Karena yang bersangkutan merupakan PNS, tentunya mengacu pada aturan terkait.
“Sanksinya tentunya sesuai dengan mekanisme aturan pegawai negeri,” tegasnya.
Dijelaskannya, untuk penggunaan ambulans dari RSUD, semuanya mengacu pada Perbup yang ada.
“Dalam Perbup itu sudah ada uang untuk sopir, perawat dan BBM. Jadi semuanya sudah ditanggung,” ungkapnya.
Pane menyebut, sebelum ambulans berangkat BBM selalu dalam kondisi tersedia.
“Contoh, ketika sopir A berangkat, BBM-nya disisi. Setelah selesai BBM diisi lagi,” jelasnya.
“Untuk kejadian tadi malam, sopirnya mengisi dexlite, ini sebenarnya tidak kita rekomendasikan. Kalaupun harus dipakai mendesak, tidak boleh dibebankan ke pasien,” timpalnya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel