Informasi Terpercaya Masa Kini

Prediksi KBM vs PDIP-PKS di Pilkada Bogor 2024 dan Hasil Survei Dua Lembaga

0 91

TRIBUNKALTIM.CO – Prediksi Koalisi Bogor Maju (KBM) vs PDIP-PKS di Pilkada Bogor 2024.

Jelang pendaftaran peserta Pilkada Kota Bogor 2024, partai-partai semakin intensif menjalin koalisi. 

Koalisi Bogor Maju yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, PSI dan Partai Demokrat sepakat mengusung Dedie A Rachim di Pilkada Kota Bogor 2024 atau Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bogor 2024.

Kini, giliran PKS dan PDIP Kota Bogor sedang intensif melakukan komunikasi politik.

Baca juga: Survei Pilkada Bogor 2024, Tren Positif Elektabilitas Sendi Fardiansyah bisa Kalahkan Dedie Rachim

Pengamat politik dari Lembaga Studi Visi Nusantara, Yusfitriadi, mengatakan konstelasi politik di Pilkada Kota Bogor semakin mengristalkan figur-figur yang berpeluang besar diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik.

“Jika PDIP dan PKS berkoalisi untuk mengusung pasangan calon, kemungkinan besar Pilkada Kota Bogor akan diikuti dua pasangan calon,” kata Yusfitriadi di Cibinong, Rabu (10/7/2024).

Dia melihat potensi pertarungan head to head bisa terjadi antara Dedie Rachim dari KBM dengan Raendi Rayendra (PDIP) dan Atang Trisnanto (PKS)

Sementara PKS sudah memastikan Atang yang akan diusung di Pilkada Kota Bogor 2024,” ujarnya.

PDIP dan PKS, lanjut Yusfitriadi, tinggal menyepakati saja siapa calon walikota dan siapa calon wakilnya.

“Jika melihat tingkat elektabilitas sampai saat ini, Rayendra jauh di atas Atang sehingga Atang berpotensi menjadi calon wakil walikota pemdamping Rayendra,” jelasnya.

Pria yang biasa disapa Kang Yus ini menilai Rayendra-Atang berpotensi menarik partai-partai lain untuk bergabung dengan kekuatan PDIP dan PKS.

“Partai yang berpotensi gabung ke PDIP dan PKS diantaranya PKB, PPP dan Nasdem,” tuturnya.

Baca juga: 3 Calon Walikota Terkuat Hasil Survei Pilkada Bogor 2024, Dedie Rachim Ungguli Sespri Iriana Jokowi

Sementara faksi kekuatan politik lainnya berasal dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) atau Koalisi Bogor Maju (KBM) yang mengusung Dedie A Rachim.

Sejauh ini KBM sudah memengumpulkan 4 partai politik, yakni PAN, Golkar, Demokrat dan PSI.

“Partai Gerindra saya lihat tinggal menunggu waktu saja untuk bergabung  dengan partai-partai yang sudah mengusung Dedie A Rachim,” kata Yusfitriadi.

Menurutnya, saat ini Partai Gerindra belum bergabung ke KBM karena sedang menaikan posisi tawar untuk menyodorkan calon wakil walikota mendampingi Dedie A Rachim.

“Pilihan calon wakil wali kotanya Dedie A Rachim bisa dari Partai Gerindra atau Partai Golkar,” imbuh Yusfitriadi.

Dia melihat kedua partai ini akan mengusulkan kader internal partai sebagai calon wakil walikota pendamping Dedie Rachim.

“Rusli Prihatevy dari Partai Golkar atau Zaenal Mutaqin dari Partai Gerindra berpeluang mendampingi Dedie Rachim,” ungkap Yusfitriadi.

Dengan konstelasi seperti ini, maka Sekretaris Pribadi (Sespri) Iriana Jokowi, Sendi Fardiansyah, dan Aji Jaya berpotensi terlempar lebih awal dari ring pertarungan Pilkada Kota Bogor.

“Sendi masih menunggu keputusan resmi Partai Gerindra karena termasuk salah seorang yang dipanggil oleh DPD Partai Gerindra Jawa Barat,” ungkapnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Wartakotalive.com di artikel berjudul Sendi Sespri Iriana Jokowi dan Aji Jaya Terancam Terlempar dalam Pertarungan Pilwalkot Bogor 2024. 

Sedangkan Aji Jaya sudah hampir pasti tidak akan masuk ring arena Pilkada Kota Bogor.

“Saat ini hampir semua partai yang pada awalnya ingin merekomendasikannya menutup pintu untuk Aji Jaya,” tandasnya.

Survei Pilkada Kota Bogor 2024

1. Lembaga survei Poldata

Direktur Eksekutif Poldata Indonesia Fajar Arif Budiman memaparkan temuan hasil survei politik Poldata Indonesia Konsultan pada Rabu (26/6/2024).

Survei terbaru di Kota Bogor pada 1 – 10 Juni 2024 yang dioperasikan lembaga anggota Persepi tersebut melibatkan 400 responden melalui wawancara tatap muka menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error 4,9 persen.

Baca juga: Siapa Sendi Fardiansyah? Sekpri Iriana Jokowi yang Maju di Pilkada Bogor 2024, Pakai Mode Blusukan

Saat ini, hasil survei menunjukkan Dedie Rachim masih dengan elektabilitas teratas.

“Tingkat keterkenalan, kesukaan, dan keterpilihan mengurucut pada sejumlah calon, yakni Dedie Rachim, Sendi Fardiansyah, dan Raendi Rayendra.

Namun, Sendi Fardiansyah sangat berpotensi kuat menyalip elektabilitas Dedie Rachim,” katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari TribunNewsmaker.com di artikel judul Survei Cawalkot Bogor versi Poldata, Elektabilitas Sendi Fardiansyah Berpeluang Salip Dedie Rachim.

Fajar menyebut jika dianalisis dengan memperhatikan hasil-hasil survei lainnya yang dilakukan untuk tujuan dan konteks serupa, menunjukkan tren positif peningkatan elektabilitas Sendi Fardiansyah.

“Potensi Sendi untuk bisa menyalip Dedie terlihat cukup jelas dari trend elektabilitas dari berbagai hasil survei,“ ujar Fajar.

Fajar mencontohkan survei yang dilakukan LSI Denny JA sekitar 3 bulan lalu, tepatnya April 2024.

Pada periode itu, Sendi masih tertinggal jauh di angka kurang lebih 6 persen.

Pada bulan berikutnya, ada lembaga survei lain yang mempublikasikan posisi Sendi naik ke 12 persen.

Sebaliknya, kata Fajar, posisi Dedie saat itu masih memimpin dengan elektabilitas di atas 40 persen.

Jika dibandingkan dengan hasil survei Poldata Indonesia pada awal Juni 2024, terjadi tren yang sebaliknya yaitu, Dedie Rachim terus menurun, dan Sendi terus menaik.

“Tren Dedie Rachim cenderung menurun tergerus calon lain, sementara Sendi Fardiansyah mengalami tren naik secara konsisten dalam beberapa bulan terakhir.”

“Sendi saat ini sudah naik ke posisi 21,9?n Dedie turun ke angka 34,9 persen. Jika melihat data tersebut, Dedie tidak dalam posisi aman untuk menang karena dipepet Sendi dengan jarak elektabilitas sekitar 10 persen,” ucap Fajar.

Sementara itu, terkait kandidat lain, Fajar menilai masih kategori stagnan.

Salah satunya, Raendri Rayendra dengan 8,28 persen.

Di bawahnya ada Rusli Prihatevy (4,1 persen), Achmad Ruyat (2,4 persen), Restu Kusuma (1,21 persen). Sisanya, publik yang mengaku tidak tahu dan tidak jawab sekitar 27 persen.

“Dari pengalaman kami melakukan survei, jarak elektabilitas seperti itu sangat rawan.” katanya.

Baca juga: Sekretaris Pribadi Iriana Siap Maju Pilkada Bogor 2024, Sendi Fardiansyah sebut dapat Restu Jokowi

“Apalagi, untuk kandidat incumbent seperti Dedie. Yang aman, biasanya harus punya jarak di atas 20 persen.” lanjutnya.

“Meskipun, jarang seperti itu bukan juga jaminan tidak bisa disalip,” sambungnya.

2. Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia

Dalam survei yang digelar pada 24 hingga 29 Mei 2024 ini, Indikator Politik Indonesia melakukan tiga jenis simulasi.

Pertama, simulasi semi terbuka dengan 19 nama kandidat wali kota Bogor.

Pada simulasi ini, Dedie A Rachim menempati urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 44,0 persen.

Di urutan kedua ada Raendi Rayendra dengan elektabilitas 16,9 persen, lalu Sendi Fardiansyah di urutan ketiga dengan tingkat keterpilihan 14,9 persen.

Indikator Politik Indonesia juga menggelar simulasi tertutup dengan sepuluh nama kandidat.

Dalam simulasi ini, Dedie A Rachim kembali menempati posisi teratas dengan elektabilitas 45,2 persen.

Urutan kedua kembali ditempati dr Raendi Rayendra dengan tingkat keterpilihan 18,0 persen, lalu Sendi Fardiansyah dengan 15,9 persen.

Simulasi ketiga dilakukan secara tertutup dengan lima nama kandidat.

Dedie A Rachim masih menempati posisi puncak dengan elektabilitas 45,7 persen. Kemudian, disusul dr Raendi Rayendra 20,7 persen, dan Sendi Fardiansyah dengan tingkat keterpilihan 17,4 persen.

Adam Kamil menjelaskan, nama-nama yang diukur elektabilitasnya ini masuk dalam bursa Pilkada Kota Bogor 2024.

Nama-nama tersebut masuk dalam pemberitaan, mendaftar penjaringan pencalonan ke partai politik, dan bagian dari tokoh partai politik.

“Kita himpun nama-nama supaya memastikan tidak ada nama yang tertinggal, jadi inklusif gitu. Ya mudah-mudahan nama-nama yang kita himpun ini sudah mencakup semua yang diberitakan, bersosialisasi, dan kemungkinan memang pengin maju,” ujar Adam Kamil.

“Dan kalau seandainya ada nama yang kita list kemudian tidak ada di dalam list, responden boleh menyebutkan nama tersebut dan dimasukkan di nama lainnya. Makanya namanya semi-terbuka. Jadi ada yang daftar tertutup plus ada yang terbukanya yaitu lainnya itu,” lanjutnya.

Adapun survei ini melibatkan 400 responden dari enam kecamatan di Kota Bogor sebagai sampel.

Dengan metode wawancara tatap muka, margin of error survei sekitar 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Leave a comment