Bauran EBT Hanya 13% hingga Akhir 2023, Meleset dari Target

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 13,1%.

Bauran EBT Hanya 13% hingga Akhir 2023, Meleset dari Target

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 13,1%. Bauran EBT tersebut masih jauh dari target sebesar 23% pada 2025.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, batu bara masih memegang bauran energi tertinggi sebesar 40,46%. Sementara bauran energi terbesar kedua dan ketiga adalah minyak sebesar 30,18% serta gas bumi 16,28%.

“Peningkatan bauran EBT ada tapi belum signifikan. Sehingga perlu upaya keras untuk mendekati target capaian di 2025," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers Capaian Sektor ESDM tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024, Senin (15/1).

Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan bauran EBT mencapai 17,9% pada 2023. Namun realisasinya hanya 13,1% atau sebesar 238,12 barel setara minyak (MBOE). Sementara pada 2022, Indonesia mencapai bauran EBT 12,3% atau sebesar 217 MBOE dari proyeksi 15,7%.

Arifin mengatakan, pemerintah memiliki beberapa strategi yang segera diimplementasikan untuk mencapai target pembangunan EBT di 2025, yaitu:

1. Pelaksanaan pembangunan pembangkit EBT sebesar 10,6 GW melalui RUPTL 

2. Mengimplementasikan program PLTS Atap yang disesuaikan dengan kemampuan PLN. Target PLTS Atap pada 2025 terpasang sebesar 3,36 GW.

3. Konversi pembangkit diesel ke EBT sesuai target dalam RUPTL.

4. Program mandatori B35 yang targetnya pada 2025 sebesar 13,9 kuta KL.

5. Program Co-firing Biomassa pada PLTU dengan target 10,2 juta ton pada 2025.

6. Penyediaan akses energi modern melalui EBT di lokasi 3T (terdepan, terluar, tertinggal(

7. Eksplorasi panas bumi oleh pemerintah

8. Pemanfaatan EBT off grid dengan mengidentifikasi potensi dan implementasinya.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan mengurangi penggunaan energi fosil dan meningkatkan EBT. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 (RUPTL), pemerintah menargetkan porsi EBT dalam bauran energi nasional bisa mencapai 23% pada 2025.

Institute for Essential Services Reform (IESR) memandang sektor kelistrikan memiliki peluang paling besar untuk mendukung capaian target energi terbarukan. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) , diperlukan 45,2 GW listrik yang bersumber dari energi terbarukan pada tahun 2025.

Namun, pengembangan energi terbarukan masih lambat dengan pertumbuhan hanya sekitar 400-500 MW per tahunnya selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut juga jauh dari target pemerintah untuk meningkatkan energi terbarukan 2-3 GW per tahun dalam lima tahun terakhir. 

Manajer Program Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan pemerintah Indonesia perlu menyiapkan strategi baru untuk segera mencapai target 23% bauran energi terbarukan pada 2025 serta secara konsisten meningkatkan target pencapaian energi terbarukan.

"Yang diperlukan adalah strategi baru yang menimbang perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi saat ini dan dapat diimplementasikan dalam waktu singkat, misalnya bagaimana mengakselerasi PLTS atap seoptimal mungkin dalam dua tahun kedepan,” kata Deon dalam acara Road to Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, Expert Discussion Webinar pada Oktober lalu.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow