Baru Terungkap Bisnis Keluarga yang Lompat dari Apartemen,Bangkrut,Anak Tak Sekolah Setahun

-- Akhirnya terungkap bisnis suami dari keluarga yang tewas setelah lompat dari lantasi 22 Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara. Pekerjaan itu disebut-sebut menjadi penyebab awal mula satu keluarga lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Penjaringan. Motif ekonomi kini memang diduga menjadi penyebab utama satu keluarga lompat dari apartemen Penjaringan. Pasalnya satu keluarga tersebut tak lagi tinggal di sana...

Baru Terungkap Bisnis Keluarga yang Lompat dari Apartemen,Bangkrut,Anak Tak Sekolah Setahun

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Akhirnya terungkap bisnis suami dari keluarga yang tewas setelah lompat dari lantasi 22 Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara.

Pekerjaan itu disebut-sebut menjadi penyebab awal mula satu keluarga lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Penjaringan.

Motif ekonomi kini memang diduga menjadi penyebab utama satu keluarga lompat dari apartemen Penjaringan.

Pasalnya satu keluarga tersebut tak lagi tinggal di sana sejak pandemi Covid-19.

Mereka pindah ke Surakarta.

Baru pada Sabtu (9/3/2024) satu keluarga itu tiba-tiba kembali.

Bukan mampir ke unitnya, mereka justru naik lift langsung ke lantasi 21 lalu naik tangga darurat ke rooftop apartemen.

Bahkan ketika di lift, suami EA sempat mencium kening istri AEL, anak perempuan JL dan anak laki-laki JWA.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Hady Siagian mengatakan sebelum pindah EA memiliki bisnis.

Kata Hady, EA bisnis kapal ikan.

"Dulu punya kapal ikan. Saya kurang paham, pemilik atau apanya," katanya.

Bisnis tersebut mendadak runtuh pada saat pandemi Covid-19.

Sejak saat itulah kondisi ekonomi keluar EA berantakan.

"Mulai yang bersangkutan ekonominya kacau," kata AKBP Hady Siagian  

Merebak isu, saking ambruknya kondisi ekonomi keluarga EA sampai terlilit utang pinjaman online (pinjol).

"Belum bisa saya jawab, pinjolnya jenis pinjol apa," katanya.

Sebab handphone empat anggota keluarga ini rusak.

Berdasarkan keterangan dari para keluarga, keempat korban ini sudah tidak menjalin komunikasi dengan keluarganya selama dua tahun.

Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan korban satu keluarga bunuh diri ini memang sempat tinggal di Solo.

Namun, untuk daerah tepatnya belum bisa dilacak pihak kepolisian hingga kini.

Bahkan kedua anak yang menjadi korban kasus bunuh diri ini pun sudah tidak bersekolah selama satu tahun.

"Anak tidak terdaftar sekolah sudah satu tahun," imbuh Gidion.

Kendati demikian, Gidion berujar, keterangan paara saksi masih sangat subyektif dan kini masih menjadi bagian dari penyidikan.

"Sangat subyektif itu menjadi bagian dari penyidikan kami," katanya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow