Apa Yang Membuat Sayyidina Ustman bin Affan Tidak Menangis Saat Mendengar Siksa Neraka dan Hari Kiyamat

Alam kubur sebagai fase pertama yang akan disinggahi oleh seluruh manusia sekaligus sebagai tempat penentu mudah tidaknya perjalanan fase berikutnya

Apa Yang Membuat Sayyidina Ustman bin Affan Tidak Menangis Saat Mendengar Siksa Neraka dan Hari Kiyamat
"Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud) "Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang di belakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya" (Hadits riwayat Utsman bin Affan RA, yang dinukilkan Imam At-Tirmidzi) Apa Yang Membuat Sayyidina Ustman bin Affan RA  Tidak Menangis Saat Mendengar Siksa Neraka, dan Hari Kiyamat

Terdengar ini agak janggal jika tidak menangisnya sahabat Ustman bin Affan saat disebutkan soal siksa neraka, dan huri hara hari Kiyamat bukan karena tidak menggetarkan jiwanya, atau bukan karena sudah mendapatkan jaminan sebagai salah satu sahabat yang sudah dijamin sebagai ahli syurga sehingga apapun gambaran akhirat tidak membuatnya menangis ?

Rasanya sekaliber sahabat Usman bin Affan sangat sangat mustahil tertanam dalam jiwanya merasa tenang karena ada jaminan masuk syurga sehingga tidak perlu menangis saat mendengar siksa neraka terlebih kita mengetahui dari catatan sejarah bahwa seluruh sahabat  Rasulullah SAW ibadahnya tidak bisa dibandingkan dengan generas selanjutnya dari mulai sahabat Abu Bakar Siddiq RA, Umar bin khattab RA, Ustman bin Affan RA, dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. 

Mereka yang disebutkan itu adalah para sahabat yang hatinya langsung terconnect sehinga jiwanya begitu bergetar saat disebutkan tentang bagaimana kerasnya siksa neraka, huru hara kiyamat  dan nikmatnya syurga begitu juga dengan amaliyah-amaliyah ibadah tentu saja seluruh yang dilakukan Rasulullah SAW para sahabat tanpa berpikir panjang langsung mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari  sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW bahkan diceritakan bahwa para ahbat memiliki kebiasaan dalam membaca Al-Qur'an tidak mau beranjak ke ayat berikutnya  sebelum mengamalkan apa yang telah dibacanya

Kembali ke partanyaaan lalu apa yang membuat  Sayyidina Ustman bin Affan begitu tenangnya saat mendengar siksa neraka, hari kiyamat  dan nikmatnya syurga sementara sahabat-sahabat lainnya bercucuran air mata menandakan rasa takutnya para sahabat tentang gambaran siksa neraka, begitu juga tentang bagaimana kejadian kiyamat dan  terharunya para sahabat saat mendengar kenikmatan syurga sebagai balasan atas amal yang sudah dilakukan hamba-Nya pemandangan inilah yang membuat penasaran sahabat lainnya untuk menjawab rasa penasaran itu pada akhirnya sahabat lainnya memberanikan diri menanyakan langsung kepada  Usman bin Affan sebagaimana i dikisahkan Abu bakar al Ismaili, mengutip sumber dari laman Islami.co, mengapa Engkau jika mendengar tentang ikhwal neraka, hari kyamat dan nikmatnya syurga  tidak menangis, apa yang membuat engkau begitu tenang sementara sahabat-sahabat lainnya bergeta dan menangis ? mendengar sahabatnya tersebut, Ustman pun menjawab, " ketahuilah Jika aku di neraka aku masih bersama dengan orang-orang lain, begitu juga saat hari kiamat pun aku masih bersama dengan orang-orang lain tetapi lain halnya saat   aku berada di alam kubur aku sendirian dan tak seorang pun mau tinggal bersamaku di alam kubur." Itulah alasan yang membuat sahabat Rasulullah SAW  Utsman bin Affan radhiyallahu anhu tidak menangis saat disebutkan syurga dan neraka, namun dia menangis ketika dikatakan perihal kubur.

Bahkan disebutkan oleh  Syeikh Husain bin Audah al-Awaisyah, diriwayatkan dari Hani, dia berkata: "Utsman menangis jika berdiri di sisi kuburan sampai air matanya membasahi pipinya hingga jenggotnya basah karena derasnya tangisan sahabat Usman bin Affan kemudian beliau menyampaikan bahwa  'Sungguh, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud) "Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang di belakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya." 

Dengan demikian sangat masuk akal jika Sayyidina Ustman bin Affan tidak menangis saat disebutkan Neraka dan dasyatnya hari kiamat mengapa? Karena  yang sahabat Ustman pikirkan adalah justru gelap dan seramnya suasana kubur yang dihuni sendirian tanpa ditemani yang lainnya dan mengingatkan kita semua bahwa   kuburan adalah tempat pertama yang disinggahi sekaligus menjadi tempat penentu selamat tidaknya untuk menuju fase perjalanan  berikutnya sebagaimana hadist tersebut diatas yang menyatakan jika selamat dari siksa kubur maka perjalanan berikutnya akan jauh lebih mudah namun sebaliknya jika mengalami siksaan kubur maka fase berikutnya jauh akan lebih berat lagi.

Dari hadist ini kita baru tersadar mengapa Ustman bin Affan begitu tenangnya saat mendengar neraka dan hari kiyamat tetapi berbeda saat mendengar istilah kuburan  karena dalam pemikiran Sayyidina Ustman bin Affan justru kuburan sebagai salah satu tempat yang sangat menentukan  perjalanan berikutnya, dan beliau menuturkan  "Aku juga mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih menyeramkan daripada kuburan'" Hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Meskipun Usman bin Affat adalah termasuk yang  disegani para Malaikat sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW berikut: "Utsman seorang pemalu. Kalau dia masuk sedang aku masih berbaring, dia pasti malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang sebelum menyelesaikan keperluannya. Hai Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seorang yang disegani para Malaikat?" (HR Ahmad) 

Selain pemalu, Utsman juga dikenal dengan kedermawanannya mengeluarkan harta untuk kepentingan umat muslim beiau adalah khalifah ketiga dalam sejarah peradaban Islam. 

Mari kita renungkan kisah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu menangis saat mendengar  kuburan seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita betapapun sekelas sahabat Usman bin Affan termasuk sepuluh sahabat yang dijamin masuk syurga hatinya tetap bergetar saat disebutkan suasana di alam kubur sampai menangis, lalu bagaimana dengan kita yang tidak ada jaminan sama sekali sebagai ahli syurga karena itu tugas kita adalah terus menerus melakukan ketha'atan kepada Allah SWT sambil berdoa agar diselamatkan dari adzab Neraka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Wahai manusia, berlindunglah kalian dari siksa (azab) kubur, sesungguhnya azab kubur itu benar adanya." (HR Ahmad).  Demikian semoga menjadi renungan bersama

Selasa, 23 April 2024

Kreator: Inay Cileungsi - Bogor

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow