Apa Itu Penyakit Autoimun yang Diidap Kartika Putri? Ini Penyebab dan 8 Gejala Penyakit Tersebut

- Belakangan ini sedang ramai di media sosial tentang penyakit autoimun yang diidap artis Kartika Putri. Apa itu penyakit autoimun? Apa saja gejala dan penyebabnya? Simak ulasan berikut ini mengenai penyakit autoimun. Baca juga: Kartika Putri Ternyata Sudah 5 Tahun Idap Autoimun, Awal Mula Ruam di Muka dan Mulut hingga Melepuh Penyakit Autoimun Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang...

Apa Itu Penyakit Autoimun yang Diidap Kartika Putri? Ini Penyebab dan 8 Gejala Penyakit Tersebut

TRIBUNKALTIM.CO - Belakangan ini sedang ramai di media sosial tentang penyakit autoimun yang diidap artis Kartika Putri.

Apa itu penyakit autoimun?

Apa saja gejala dan penyebabnya?

Simak ulasan berikut ini mengenai penyakit autoimun.

Baca juga: Kartika Putri Ternyata Sudah 5 Tahun Idap Autoimun, Awal Mula Ruam di Muka dan Mulut hingga Melepuh

Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri.

Biasanya, sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melindungi tubuh dari serangan patogen seperti bakteri, virus, dan benda asing lainnya.

Namun, pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi sel-sel dan jaringan tubuh sebagai ancaman dan mulai menyerang mereka.

Contoh penyakit autoimun termasuk lupus, rheumatoid arthritis, penyakit celiac, diabetes tipe 1, multiple sclerosis, dan penyakit tiroid autoimun seperti penyakit Hashimoto dan penyakit Graves.

Setiap penyakit autoimun dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh dan memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung pada organ atau jaringan yang diserang.

Penyebab pasti penyakit autoimun belum sepenuhnya dipahami, namun faktor genetik, lingkungan, dan hormon dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini.

Pengobatan penyakit autoimun sering kali melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengontrol gejala, meredakan peradangan, dan mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh.

Terapi lain seperti diet khusus, perubahan gaya hidup, dan terapi fisik juga dapat membantu mengelola penyakit autoimun.

Baca juga: Antisipasi Penularan Penyakit, 2 RS di Mahulu Kalimantan Timur Siapkan Ruang Isolasi

Penyebab Penyakit Autoimun

Penyebab penyakit autoimun masih belum sepenuhnya dipahami dengan jelas, namun ada beberapa faktor yang diduga berkontribusi pada perkembangan kondisi ini.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit autoimun, diantaranya:

1. Faktor Genetik

Adanya riwayat keluarga dengan penyakit autoimun meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi serupa.

Meskipun gen tertentu tidak selalu menyebabkan penyakit autoimun secara langsung, namun mereka dapat meningkatkan kecenderungan terhadap respons autoimun terhadap faktor lingkungan tertentu.

2. Faktor Lingkungan

Paparan terhadap berbagai faktor lingkungan seperti infeksi virus atau bakteri, paparan radiasi, toksin lingkungan, dan beberapa jenis obat-obatan dapat memicu respon autoimun pada individu yang rentan secara genetik.

3. Hormonal

Hormon tertentu, seperti estrogen, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit autoimun.

Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan atau saat pubertas juga dapat mempengaruhi perkembangan penyakit autoimun.

4. Disregulasi ImunĀ 

Gangguan dalam regulasi sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan reaksi autoimun.

Ini bisa termasuk ketidakseimbangan antara sel-sel T pembunuh dan sel-sel T regulator, serta gangguan dalam produksi atau fungsi sel-sel kekebalan tubuh lainnya.

5. Stres

Stres fisik atau emosional dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memicu respons autoimun pada individu yang rentan.

6. Perubahan Mikrobioma

Ketidakseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan atau mikrobioma tubuh lainnya juga telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit autoimun.

Meskipun faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit autoimun, namun tidak semua orang dengan faktor risiko tersebut akan mengembangkan kondisi tersebut. Perkembangan penyakit autoimun seringkali melibatkan interaksi yang kompleks antara faktor genetik, lingkungan, hormonal, dan imunologis.

Baca juga: 8 Manfaat Bagi Kesehatan Tubuh jika Makan Buah Langsat, Bisa Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Gejala Penyakit Autoimun

Gejala penyakit autoimun dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit dan organ yang terkena. Namun, ada beberapa gejala umum yang sering terjadi pada banyak penyakit autoimun, termasuk:

1. Kelelahan yang kronis atau berlebihan sering kali menjadi gejala umum pada penyakit autoimun.

Ini bisa menjadi salah satu gejala pertama yang dirasakan oleh penderita.

2. Demam yang tidak berkaitan dengan infeksi atau kondisi lainnya dapat terjadi pada beberapa penyakit autoimun.

3. Nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan dapat terjadi pada penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, lupus, dan penyakit autoimun lainnya yang melibatkan sistem muskuloskeletal.

4. Perubahan pada kulit seperti ruam, bercak merah, gatal, atau luka yang sulit sembuh dapat terjadi pada beberapa penyakit autoimun seperti lupus, psoriasis, dan dermatitis herpetiformis.

5. Gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, sakit perut, atau penurunan berat badan tidak disengaja dapat terjadi pada penyakit autoimun yang memengaruhi saluran pencernaan seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn.

6. Gejala neurologis seperti kesemutan, kelemahan otot, gangguan kognitif, atau kesulitan koordinasi dapat terjadi pada beberapa penyakit autoimun seperti multiple sclerosis atau penyakit Guillain-Barre.

7. Gangguan pada kelenjar endokrin seperti hipotiroidisme, hipertiroidisme, diabetes tipe 1, atau gangguan adrenal dapat terjadi pada penyakit autoimun yang melibatkan sistem endokrin.

8. Gejala spesifik organ yang terkena dapat terjadi tergantung pada jenis penyakit autoimun.

Misalnya, gejala pernapasan pada penyakit autoimun seperti lupus, gangguan penglihatan pada penyakit autoimun mata seperti uveitis, atau gangguan pernapasan pada penyakit autoimun paru-paru seperti fibrosis sistik.

Penting untuk diingat bahwa gejala penyakit autoimun dapat bervariasi antara individu dan sering kali mirip dengan gejala penyakit lainnya, sehingga diagnosis yang akurat oleh tenaga medis terlatih sangat penting.

Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan diagnosis yang tepat.

Nah, itulah penjelasan lengkap seputar penyakit autoimun. Semoga bermanfaat. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow