Apa Hukumnya Shalat Tarawih 4 4 3 Rakaat,Apakah Dianggap Sah? Ini Jawaban Ustaz Khalid Basalamah

- Apa hukumnya jika melaksanakan shalat tarawih dengan urutan 4 4 3 rakaat. apakah tetap dianggap sah? Ini jawaban dari Ustaz Khalid Basalamah. Alangkah baiknya melaksanakan shałat tarawih menurut Ustaz Khalid Basalamah dilakukan 2 rakaat 2 rakaat. Lantas, bagaimana jika seorang umat muslim shalat tarawih dengan urutan 4 4 3 rakaat? "Sifat salat nabi Muhammad sebenarnya bermacam-macam yang paling sering dilakukan 2 rakaat...

Apa Hukumnya Shalat Tarawih 4 4 3 Rakaat,Apakah Dianggap Sah? Ini Jawaban Ustaz Khalid Basalamah

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Apa hukumnya jika melaksanakan shalat tarawih dengan urutan 4 4 3 rakaat. apakah tetap dianggap sah? Ini jawaban dari Ustaz Khalid Basalamah.

Alangkah baiknya melaksanakan shałat tarawih menurut Ustaz Khalid Basalamah dilakukan 2 rakaat 2 rakaat.

Lantas, bagaimana jika seorang umat muslim shalat tarawih dengan urutan 4 4 3 rakaat?

"Sifat salat nabi Muhammad sebenarnya bermacam-macam yang paling sering dilakukan 2 rakaat salam 2 rakaat salam berjumlah 8 lalu ditutup dengan witir 2 rakaat dań 1 rakaat," kata Ustaz Khalid dalam suatu kajian dikutip Wartakotalive.com, Sabtu (23/3/2024).

Ustadz Khalif menambahkan, pernah juga Rasululllah melakukan 4 rakaat 4 rakaat salam tanpa tahiyat awal lalu ditutup witir 2 rakaat dań 1 rakaat.

Lalu pernah juga melakukan shalat tarawih 4 rakaat 4 rakaat lalu salam ditutup dengan 3 rakaat witir lalu salam dengan tahiyat terakhir

"Harus diingat semua salat tersebut dilakukan hanya satu tahiyat terakhir saja," jelas Ustaz Khalid Basalamah.

Dalam hadist Imam Ahmad, Rasulullah bersabda jangan jadikan witir kalian seperti sałat magrib

Bahkan Nabi Muhammad juga pernah salat tarawih 8 rakaat sekaligus menyambung tanpa tahiyat awal dań 11 rakaat sekaligus digabung dengan witir.

"Hal ini dilakukan pada saat Rasulullah tak mau putus bacaan Alqurannya.

Baca juga: Bolehkah Kuli Bangunan, Tukang Becak, dan Pekerja Berat Lainnya Tidak Berpuasa? Ini Hukumnya

Hadits Shalat Tarawih Tiap 4 Rakaat

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

يُصَلِّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat tarawih 4 rakaat, maka janganlah tanyakan mengenai bagus dan panjang raka’atnya. Kemudian beliau melaksanakan shalat 4 raka’at lagi, maka janganlah tanyakan mengenai bagus dan panjang rakaatnya.”

Shalat Tarawih 2 Rakaat Salam

Para pakar fiqih berpendapat bahwa shalat tarawih dilakukan dengan salam setiap 2 rakaat. Karena tarawih termasuk shalat malam.

Sedangkan shalat malam dilakukan dengan 2 rakaat salam dan 2 rakaat salam.

Dasarnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى

“Shalat malam adalah dua raka’at dua raka’at.”[2]

Maksud Shalat Tarawih 4 Raka’at Salam

Sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Baththol rahimahullah, beliau berkata, “Adapun maksud perkataan ‘Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat empat rakaat dan janganlah ditanyakan bagus lagi panjangnya, kemudian beliau mengerjakan shalat empat rakaat lagi, lalu beliau kerjakan tiga rakaat; maka hal ini sudah dijelaskan ketika kami membahas masalah witir, yaitu dalam hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Shalat malam itu dua raka’at salam dua raka’at salam”.

Hadits kedua ini menafsirkan dan menjadi penegas bagi hadits yang masih bersifat mujmal (global). Dan telah ada keterangan lain dalam jalur hadits lainnya, diriwayatkan dari Abu Dzi’b, dari Ibnu Syihab, dari ‘Aisyah, beliau berkata,

كان رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يصلى بالليل إحدى عشرة ركعة بالوتر، يسلم بين كل ركعتين.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat malam sebanyak 11 raka’at dan sudah termasuk witir dan beliau salam setiap dua raka’at.”

Sebagian ulama ada yang mengatakan, maksud ‘Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat empat raka’at salam, empat raka’at salam, yaitu beliau biasa tidur sebentar ketika menyelesaikan empat raka’at, lalu beliau melaksanakan shalat lagi setelah tidur sesaat.

Setelah itu beliau tidur lagi barang sesaat, kemudian beliau berdiri lagi dan melanjutkan dengan witir tiga rakaat.

Yang beralasan seperti ini berdalil dengan hadits Al Laits, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari Ya’la, dari Ummu Salamah, bahwa beliau mensifati shalat malam dan bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu,

كان يصلى ثم ينام قدر ما صلى، ثم يصلى قدر ما نام، ثم ينام قدر ما صلى، ثم يقوم فيوتر.

“Beliau shalat kemudian beliau tidur selama waktu ia shalat tadi. Kemudian beliau shalat lagi selama waktu ia tidur tadi. Lalu beliau tidur kembali selama waktu beliau shalat. Lalu beliau berdiri untuk melaksanakan witir.”

Melengkapi pernyataan Ibnu Baththol di atas, yang dimaksudkan oleh ‘Aisyah dijelaskan pula dalam riwayat Muslim bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ – وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat antara shalat ‘Isya’ (biasa disebut ‘atamah) dan shalat Shubuh sebanyak 11 raka’at. Beliau salam setiap dua raka’at dan berwitir dengan satu raka’at.”

Penjelasan di atas dengan sangat jelas menerangkan bahwa shalat malam yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah setiap dua rakaat salam.

Pendapat Para Ulama Mengenai Shalat Malam yang Tidak Salam Setiap Dua Rakaat

Dalam masalah ini, para ulama berselisih pendapat.

Pertama: Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa jika seseorang shalat tarawih langsung seluruhnya dengan sekali salam, maka shalatnya sah.

Namun menurut Muhammad –salah seorang ulama besar Hanafiyah-, shalatnya tidak sah. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah dan Abu Yusuf, shalatnya tetap sah.

Kedua: Ulama Malikiyah berpendapat bahwa disunnahkan bagi siapa saja yang menjalankan shalat tarawih untuk salam setiap kali dua rakaat.

Dan dimakruhkan mengakhirkan salam setelah empat rakaat.

Dimakruhkan pula jika seseorang mengerjakan shalat empat rakaat sekaligus dengan sekali salam. Yang paling afdhol adalah salam setiap kali dua rakaat.

Ketiga: Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa seandainya seseorang melaksanakan shalat tarawih empat raka’at dengan sekali salam, shalatnya tidak sah. Shalatnya batal jika sengaja melakukannya dan mengetahui hal ini.

Jika tidak batal, minimal yang ia kerjakan hanyalah shalat sunnah mutlak.

Bisa seperti ini karena shalat tarawih mirip dengan shalat fardhu karena sama-sama dilaksanakan secara berjama’ah. Maka seharusnya tidak diubah sesuai yang diajarkan.

Adapun ulama Hanabilah tidak memiliki pendapat dalam masalah ini.

Berdasarkan dalil yang telah kami kemukakan di atas dan juga penjelasan dari Ibnu Baththol rahimahullah bahwa yang tepat untuk shalat malam adalah dua raka’at salam dan dua raka’at salam. Inilah yang lebih afdhol.

Ulama besar Syafi’iyah, An Nawawi ketika menjelaskan hadits “shalat sunnah malam dan siang itu dua raka’at, dua raka’at”, beliau rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud hadits ini bahwa yang lebih afdhol adalah mengerjakan shalat dengan setiap dua rakaat salam baik dalam shalat sunnah di malam atau siang hari.

Di sini disunnahkan untuk salam setiap dua raka’at. Namun jika menggabungkan seluruh rakaat yang ada dengan sekali salam atau mengerjakan shalat sunnah dengan satu raka’at saja, maka itu dibolehkan menurut kami.”

Oleh karena itu, jika kita mengerjakan shalat tarawih (plus witir) 11 raka’at, maka lebih bagus dengan pola 2-2-2-2-3.

Untuk witir bisa dilakukan dengan 2 raka’at salam plus 1 raka’at salam, atau 3 raka’at sekaligus salam.

Demikian penjelasan singkat dan sebagai jawaban dari beberapa pertanyaan yang ada. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

(TribunNewsmaker.com/WartaKotalive.com)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow