Anies dan Ganjar Kompak Bilang Begini soal Amicus Curiae Megawati

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo buka suara soal pengajuan Amicus Curiae oleh Megawati ke MK di sidang sengketa pilpres.

Anies dan Ganjar Kompak Bilang Begini soal Amicus Curiae Megawati

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo buka suara terkait pengajuan Amicus Curiae atau Sahabat Pengadilan oleh Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Megawati sebelumnya menyampaikan surat Amicus Curiae kepada MK dengan diwakili oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat. Surat tersebut diserahkan di Gedung II MK, Jakarta Pusat, Selasa kemarin, 16 April 2024.

Berikut pernyataan Anies dan Ganjar soal Amicus Curiae yang diajukan oleh Megawati ke MK terkait sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU Pilpres) atau sengketa Pilpres 2024.

Anies: Pesan moral yang amat kuat

Menurut Anies, Amicus Curiae yang diajukan Megawati untuk PHPU Pilpres 2024 di MK itu mengandung pesan yang amat kuat. Anies mengatakan pesan itu adalah buah pengalaman Megawati memperjuangkan proses demokratisasi selama lebih dari 25 tahun terakhir.

“Ini adalah pesan moral yang amat kuat yang harus jadi perhatian,” kata Anies di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa, 16 April 2024, dikutip dari Tempo.

Megawati, kata Anies, telah memperjuangkan demokrasi sejak sekitar dekade 1990-an di masa Orde Baru. Anies menyampaikan Ketua Umum PDIP itu turut merasakan masa di mana Pemilu berjalan tidak transparan dan penuh kecurangan. Di masa Orde Baru, Anies berkata demokrasi adalah praktek seremonial belaka.

“Pemilu dan Pilpres pada masa itu enggak perlu ada surveyor karena semua sudah tahu hasil sebelum proses Pemilu dimulai,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Pesan Amicus Curiae dari Megawati, lanjut Anies, sebagai gambaran bahwa situasi Pilpres 2024 memang amat serius. Anies berujar kegentingan yang sama juga dia sampaikan saat pembukaan persidangan PHPU Pilpres 2024 di MK.

Anies pun menyatakan surat Megawati adalah salah satu tanda bahwa demokrasi Indonesia sedang berada di persimpangan jalan.

“Apakah kita akan kembali ke era di mana praktek-praktek demokrasi menjadi seremonial saja, karena semua sudah serba diatur?” ucap Anies.

Jika tidak menginginkan kemunduran tersebut, Anies mengatakan Indonesia harus berjuang. Khususnya, ujar dia, agar demokrasi memberikan ruang kebebasan dan tidak ada intervensi dalam proses Pemilu.

Perjuangan itu, kata Anies, merupakan bagian dari proses demokrasi yang sudah terjadi sejak reformasi dimulai. “Nah, inilah persimpangan jalan,” kata dia.

Ganjar: Dorong MK memutuskan lebih adil

Sementara Ganjar menilai pengajuan Amicus Curiae oleh Megawati akan mendorong MK memutuskan PHPU Pilpres 2024 lebih adil.

Dia meyakini Amicus Curiae bisa mendorong MK agar memutus perkara yang dimohonkan dengan sebaik-baiknya. Ganjar mengatakan Megawati bukan satu-satunya yang menaruh perhatian lebih ke MK. Sejumlah orang maupun kelompok juga mengajukan Amicus Curiae ke MK.

"Saya kira ini momentum yang luar biasa buat MK untuk tidak membuat April Mop, tetapi memperingati apa yang pernah dilakukan oleh seorang Kartini, habis gelap terbitlah terang," kata Ganjar di Jakarta, Selasa, 16 April 2024.

"Dari kondisi MK yang selama ini menjadi cacian, makian, ya stempel-stempel yang kurang baik dengan putusan MKMK, rasanya inilah momentum untuk mengembalikan marwah MK."

Ganjar mengatakan dia dan Megawati paham bahwa Amicus Curiae tidak akan mempengaruhi putusan yang bakal menjadi kewenangan MK. Meski begitu, Ganjar menyebut tulisan Megawati dapat mendorong putusan bisa diambil dengan seadil-adilnya.

Sebelumnya, Hasto bersama Djarot menyerahkan Amicus Curiae ke MK pada Selasa kemarin, 16 April 2024. Pada kesempatan itu, Hastomenunjukkan dan membacakan tulisan tangan Megawati yang tertera di halaman belakang surat Amicus Curiae yang berisi beberapa pertimbangan kepada Majelis Hakim MK.

“Rakyat Indonesia yang tercinta, marilah kita berdoa semoga ketok palu MK bukan merupakan palu godam, melainkan palu emas. Seperti kata Ibu Kartini pada tahun 1911: “Habis gelap terbitlah terang”, sehingga fajar demokrasi yang telah kita perjuangkan dari dulu, timbul kembali dan akan diingat terus-menerus oleh generasi bangsa Indonesia,” ujar Hasto membacakan tulisan Megawati.

SULTAN ABDURRAHMAN | ANTARA

Pilihan Editor: Anies Puji Amicus Curiae Megawati

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow