Ahli dari Vatikan Sebut Alquran Sebagai Referensi Penting Keberadaan Kota Iram

JAKARTA — Seorang ahli arkeologi dan sejarah kuno dari Vatikan, kota tempat pemimpin tertinggi umat katolik berada, menyebutkan bahwa Alquran merupakan referensi penting yang menyebutkan keberadaan Kota Iram. Ilmuwan bernama...

Ahli dari Vatikan Sebut Alquran Sebagai Referensi Penting Keberadaan Kota Iram

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang ahli arkeologi dan sejarah kuno dari Vatikan, kota tempat pemimpin tertinggi umat katolik berada, menyebutkan bahwa Alquran merupakan referensi penting yang menyebutkan keberadaan Kota Iram. 

Ilmuwan bernama Dr Dahood dari Vatikan mengatakan, “Between Ebla Tablets (2500 BC) and The Quran (625 CE), there is no other references to this triad cities.” Artinya, selain prasasti Ebla dan Alquran, tidak ada rujukan lain yang menunjukkan eksistensi tiga serangkai kota ini, yakni Samud, Aad, dan Iram) (Pettinato and Dahood, 1981).

Kesimpulan itu menunjukkan Alquran adalah bukti nyata yang memecahkan misteri Kota Iram yang sempat dipertanyakan oleh sejumlah ilmuwan. Salah satunya Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah. Dia sempat bertanya-tanya, bagaimana ceritanya ada Kota Iram, sementara orang-orang tua (di Arab dan sekitarnya), termasuk para musafir dan sebelumnya, tidak pernah mengetahui di mana letak kota itu berada. Sebab Ibnu Khaldun sangat berpegangan kepada tradisi dan kaul orang secara turun temurun untuk memecahkan suatu misteri dan mengetahui suatu tradisi dan sejarah.

Terkait dengan Kota Iram dan bangsa Ad, Alquran mengatakan sebagai berikut, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ اِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِالَّتِيْ لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُههَا فِى الْبِلَادِوَثَمُوْدَ الَّذِيْنَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ

"Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) Aad, (yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang sebelumnya tidak pernah dibangun (suatu kota pun) seperti itu di negeri-negeri (lain)? (Tidakkah engkau perhatikan pula kaum) Samud yang memotong batu-batu besar di lembah)." (QS Al-Fajr Ayat 6-9)

Penjelasan ayat ini sebagaimana dikutip dari Tafsir Kementerian Agama adalah sebagai berikut:

Allah hancurkan kaum 'ad, yaitu penduduk kota iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi dan bentuk fisik yang kuat. 8. Itulah kota dengan bangunan-bangunan megah yang pada masanya belum pernah dibangun seperti itu megahnya di negeri-negeri lain.

Prasasti kuno

Penegasan ilmiah tentang eksistensi bangsa Aad, kota Iram, dan bangsa Samud didapat setelah ditemukannya prasasti Ebla yang berasal dari  4500 tahun lalu, serta terungkapnya pernyataan yang tertulis pada prasasti Ebla.

Untuk diketahui, bangsa Aad adalah kaum Nabi Hud Alaihissalam, dan bangsa Samud adalah umat Nabi Saleh Alaihissalam.  

Lihat halaman berikutnya >>>     

Dilansir dari Buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pada 1964 - 1979 dilakukan penggalian intensif di wilayah barat laut Suriah, tepatnya di Tell Mardikh.

Penggalian yang dilakukan selama kurang lebih 15 tahun ini dipimpin oleh Profesor Giovani Pettinato dari The Italian Archeological Mission, dibantu Dr Father Dahood dari Pontifical Biblical Institute, Vatikan. 

Dalam penggalian itu ditemukan ribuan prasasti yang bertuliskan huruf Semitik Purba, Eblaite. Setelah dilakukan penelitian intensif terhadap prasasti Ebla ini, pada  1986 yakni tujuh tahun setelah selesai penggalian, umur prasasti Ebla serta pernyataan- pernyataan dalam huruf Eblaite yang ada padanya dapat dipecahkan sandinya, dibaca, dan diterjemahkan.

Prasasti Ebla ini ternyata berumur 2.500 tahun Sebelum Masehi (SM) atau sekitar 4.500 tahun lalu. Dengan demikian prasasti ini mempunyai umur tarikh yang sama dengan tarikh bangsa Aad dan Samud menurut tradisi Arab Purba. 

Pernyataan dalam huruf dan bahasa Eblaite pada prasasti Ebla menyatakan, "Kerajaan Ebla telah mengadakan hubungan dagang dengan bangsa Shamutu dan Aad di Kota Iram."

Jelas menunjukkan bahwa bangsa Shamutu tidak lain adalah bangsa Samud yang disebut dalam Alquran.   

Mengenai nama Aad dan Iram dalam prasasti Ebla ini tertulis sama persis dengan apa yang tertulis dalam Alquran.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow