Viral TikToker China Diculik dan Dimutilasi Saat Liburan di Thailand,Tersangka Kabur ke Hong Kong
SURYAMALANG.COM – Viral TikToker China diculik dan dimutilasi saat sedang liburan di Thailand membuat geger dunia.
Tak hanya diculik, sosok TikToker China bernama Yan Ruimin (38) ini ditemukan tewas dalam keadaan dimutilasi di luar Kota Bangkok, Thailand pada hari Sabtu (13/7/2024).
Yan Ruimin yang diyakini telah diculik saat berlibur di Thailand, dilaporkan hilang oleh temannya pada tanggal 12 Juli 2024.
Menurut media lokal Thailand, gambar dari kamera keamanan menunjukkan Yan Ruimin sedang memeriksa ponselnya saat berjalan di sepanjang jalan di Bangkok pada tanggal 1 Juli. Rekaman tersebut menjadi petunjuk awal bagi polisi untuk melacak keberadaan Yan Ruimin.
Mengutip Tribunnews, jasad Yan Ruimin ditemukan di Chachoengsao, sekitar 80 kilometer dari Bangkok. Polisi Thailand yakin bahwa jasad tersebut adalah Yan Ruimin, namun masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikannya.
Polisi Thailand mengatakan bahwa tersangka pembunuhan Yan Ruimin telah melarikan diri dari Thailand ke Hong Kong.
Tersangka yang merupakan pria China berusia 32 tahun ini, diduga bertemu dengan Yan Ruimin pada tanggal 1 Juli, hari dimana Yan Ruimin diyakini dibunuh.
Kasus ini menambah daftar panjang kasus penculikan yang terjadi di Thailand dan Filipina dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini meningkatkan kewaspadaan di kedua negara, terutama bagi para wisatawan asing.
Sebelumnya, Yan telah berbicara tentang rencana untuk mengunjungi provinsi selatan Phuket pada awal Juli.
Baca juga: Sosok Jihan Calon Istri Pegi Setiawan Usai Bebas, Pantas Gadis Cantik Berhijab Ini Mau Dijodohkan
Pada Sabtu (13/7/2024), polisi menemukan mayat yang membusuk dan terpotong-potong (dimutilasi) di Chachoengsao, sekitar 50 km di timur Bangkok.
Tim pencari yang dipimpin oleh wakil kepala Biro Kepolisian Metropolitan Thailand (MPB), Noppasil Poolsawat, menemukan mayat di lokasi sepi dekat perumahan di Tambon Bang Phra, distrik Muang, provinsi timur.
Menurut Bangkok Post, para penyelidik berkoordinasi dengan petugas forensik untuk melakukan tes DNA pada bagian tubuh korban dan untuk mengonfirmasi identitas secara resmi.
Mereka kini juga tengah berupaya untuk memeriksa seorang tersangka yang diidentifikasi dalam laporan media sebagai Ma Qingyan, seorang pria asal China berusia 32 tahun yang memasuki Thailand dari Singapura pada tanggal 30 Juni.
Menurut media lokal, ia diyakini telah bertemu dengan Yan pada tanggal 1 Juli, hari ketika ia diduga dibunuh di sekitar Soi Sukhumvit 12 di jantung kota Bangkok.
Mereka pergi ke alamat di jalan lain, Soi 16, dan tinggal di sana bersama sampai malam.
Kemudian, bukti polisi yang dirujuk di media lokal menunjukkan tersangka mengendarai mobil sewaan keluar dari Bangkok, berhenti 12 kali di sepanjang jalan.
Perhentian terakhirnya, di dekat pusat Chachoengsao, adalah tempat ia diyakini tinggal selama sekitar satu jam sambil membakar dokumen dan puing-puing lainnya termasuk sebuah koper yang diyakini milik Yan.
• Aksi Brutal Pria Tembak kucing Hingga Mati di Semarang, Videonya Viral, Begini Nasib Pelaku Kini
Jasad Yan ditemukan sekitar 1 km dari tempat kejadian.
Ma mengembalikan mobil sewaan pada 3 Juli dan segera meninggalkan negara itu menuju Hong Kong lalu Macau.
Media lokal melaporkan bahwa polisi menemukan darah di kendaraan dan hotelnya di kota itu.
Antara 4 dan 6 Juli, akun WeChat Pay milik Yan melakukan beberapa pembelian di Makau, meskipun tidak ada catatan dia meninggalkan Thailand.
“Noppasin mengindikasikan bahwa polisi kini berupaya menangkap tersangka dan membawanya kembali ke Thailand untuk diinterogasi,” menurut Thai Examiner.
Salah seorang kerabat Yan di Tiongkok mengklaim bahwa dirinya telah menerima permintaan tebusan dari Tuan Ma sebesar 5 juta baht Thailand (US$137.970), setelah mengunjungi kedutaan besar Tiongkok di Thailand untuk meminta bantuan, dan tidak mendengar kabar dari Yan selama beberapa waktu.
Namun, pada hari Minggu, MG Noppasin mengecilkan laporan yang menuduh bahwa hilangnya Yan terkait dengan sindikat kejahatan, yang menyiratkan adanya kebingungan dalam korespondensi mendiang influencer itu dengan keluarganya.
Baca juga: Video Pemakaman Presiden Soekarno Dihadiri Para Istri, Ratna Sari Dewi Menangis di Pusara Suami
Yan juga aktif di platform media sosial Tiongkok Xiaohongshu dengan nama “Ruiming”, di mana ia terdaftar berasal dari Shenzhen dan memiliki sekitar 11.000 pengikut.
Postingan terakhirnya di Xiaohongshu adalah tentang pesta yang ia lakukan di Makau pada bulan Mei.
Beberapa komentar utama menyampaikan rasa hormat mereka. Satu komentar, yang mendapat 2.300 like, menulis: “Beristirahatlah dengan tenang. Beberapa warga Tionghoa perantauan benar-benar tercela, yang menargetkan ‘kawan-kawan’ mereka sendiri. Bagaimana mereka bisa tega melakukan ini?”
Peristiwa ini memunculkan kembali sejumlah penculikan turis baru-baru ini di Thailand dan Filipina.
Pada bulan Juni, polisi Thailand menemukan seorang wanita berusia 27 tahun asal Tiongkok yang dikhawatirkan telah diculik di Thailand untuk meminta tebusan sebesar 5 juta yuan (US$688.335) di sebuah pusat perbelanjaan Bangkok.
Pada bulan April, seorang pelajar Tiongkok yang belajar di Australia dipancing ke Thailand oleh komplotan penculik dan diselamatkan oleh polisi Thailand setelah meminta tebusan sebesar 8 juta yuan.
Akhir bulan lalu, seorang warga negara China dan seorang warga negara China-Amerika dilaporkan bepergian bersama dalam perjalanan bisnis di Filipina diculik dan dibunuh.
Baca juga: Sopir Ambulans Turunkan Jenazah di Jalan Gegara Tak Diberi Uang bensin, Keluarga Sudah Bayar ke RS
Baca juga: Kisah TKW Hilang 19 Tahun Dikira Tewas Jadi Korban Perang di Suriah, Beruntung Berhasil Ditemukan
Viral Turis Korea Diculik, Tewas Dicor di Tong Dibuang ke Waduk di Thailand
Viral turis Korea diculik dan diminta tebusan Rp 1,3 M terjadi di Thailand.
Sayangnya, sang turis Korea tewas dicor di dalam tong dan mayatnya dibuang ke waduk.
Seorang turis asal Korea Selatan yang menghilang sejak awal Mei 2024 telah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa tenggelam di sebuah waduk.
Jasad Roh Eui Jong (34) ditemukan dicor di dalam sebuah tong plastik yang kemudian dibuang ke waduk Mabprachan, Thailand.
Melansir Jong Ang Daily, Roh telah mengunjungi Thailand sejak awal Mei 2024.
Diketahui Roh memiliki seorang istri berkewarganegaraan Thailand.
Keduanya terakhir terlihat bersama pada tanggal 2 Mei 2024 di sebuah pub di kawasan Royak City Avenue, Bangkok.
Kemudian Roh terlihat masuk ke dalam mobil menuju Pattaya pada 3 Mei 2024 sekira pukul 02.00 bersama dua orang pria.
Mereka kemudian mengganti kendaraan ke truk pick up sewaan baru dan menuju akomodasi sewaan di dekat waduk Mabprachan di Pattaya.
Pada 4 Mei 202 malam, truk pick up tersebut dilaporkan terlihat keluar dari penginapan dengan penutup kain hitam di bagian belakang.
Rekaman CCTV menunjukkan bahwa pria tersebut membawa kendaraan itu untuk membeli tong plastik hitam dan tali di toko terdekat.
Polisi kemudian menelusuri truk itu hingga ke tempat parkir di waduk Mabprachan.
Orang tua Roh menduga anaknya telah diculik.
Pasalnya ibu Roh pada 7 Mei 2024, sempat menerima panggilan telepon yang berisi ancaman.
Ia dimintai uang tebusan sebesar 3 juta bath atau sekira Rp 1,3 miliar oleh dua penculik.
Penculik tersebut menyinggung jika Roh telah merugikan mereka.
Pasalnya Roh telah membuang ‘obat-obatan’ yang dipesan.
Sehingga Ibu Roh harus membayar kerugian tersebut atau nyawa anaknya melayang dan organ-organnya dijual di pasar gelap.
Ibu Roh segera melaporkan hal tersebut ke kedutaan Korea di Thailand.
Bekerja sama dengan polisi Thailand, keberadaan Roh kemudian dilacak lewat CCTV.
Akhirnya diketahui penculik memasukkan Roh ke dalam tong dan menenggelamkannya di waduk.
Setelah itu, polisi langsung meminta pertolongan penyelam untuk menemukan mayat Roh.
Roh ditemukan di dalam sebuah tong plastik yang berisi semen.
Saat ini, pihak berwenang sedang melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian Roh.
Polisi juga berhasil mengidentifikasi tiga tersangka yang diyakini sebagai warga Korea.
Satu di antara mereka melarikan diri dari Thailand sejak hari Kamis, sementara dua lainnya masih dilacak.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea mengatakan, kedutaan besar di Thailand telah memberikan bantuan konsuler.
Kedutaan juga memberikan dukungan kepada keluarga korban dan meminta penyelidikan dilakukan secara cepat dan menyeluruh.
Viralnya berita tersebut membuat para netizen berkomentar jika kejadian tersebut mirip jalan cerita film Korea Selatan berjudul The Round Up.
“Ini kayak di film THE ROUNDUP, jadi wisatawan dari Korea diculik dan keluarganya dimintai tebusan, dapat/ gak dapat tebusan ujung⊃2;nya juga dibunbun,” komentar seorang netizen.