Bawa Anak ke Tempat Kerja, Kurang Profesional?
JAKARTA, KOMPAS.com – Viral cuplikan video tetang Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati yang membawa anak saat rapat di Gedung DPR/MPR RI, Rabu (20/11/2024).
Hal yang dilakukan keponakan Presiden ke-8 Republik Indonesia Prabowo Subianto ini menuai pro dan kontra.
Mereka yang kontra menyebutkan bahwa membawa anak ke tempat kerja adalah hal yang kurang profesional.
Meskipun, dari sisi psikologis, hal tersebut dapat semakin mempererat ikatan atau bonding antara orangtua dan anak.
Baca juga: Viral Video Rahayu Saraswati Bawa Anak Saat Rapat DPR, Ini Ungkap Psikolog
Padahal, menurut psikolog Ivana Kamilie, M.Psi., profesional atau tidaknya tindakan itu perlu dilihat dari sejumlah aspek. Apa saja?
1. Kondisi di rumah
Ivana mengatakan, beberapa orangtua cenderung menjadikan kegiatan membawa anak ke tempat kerja sebagai pilihan terakhir, berdasarkan kondisi di rumah masing-masing.
“Misalnya memang benar-benar situasinya mendesak banget untuk bawa anak ke kantor. Misalnya, memang enggak ada yang jaga, enggak ada ART atau baby sitter, atau saudara dan orangtua yang bisa dititipkan,” terang dia kepada Kompas.com, Jumat (22/11/2024).
Baca juga: Sebelum Bawa Anak ke Tempat Kerja, Ketahui 3 Dampak Buruk Berikut
Selain itu, tidak semua kantor menyediakan fasilitas penitipan anak (daycare).
Lalu, untuk menitipkan anak di daycare, orangtua harus melakukan riset yang mendalam dari jauh hari guna memastikan keamanan si kecil.
2. Kolega dan atasan tahu
Aspek lainnya adalah kolega dan atasan yang sudah diinformasikan terlebih dahulu terkait kedatangan seorang anak ke lingkungan kerja.
Hal ini demi menjaga kenyamanan bersama di kantor. Terlebih, jika ada atasan atau kolega yang ternyata tidak menyukai anak kecil, tetapi tempat duduknya bersebelahan denganmu.
“Namanya kita bekerja, kita punya kolega dan atasan. Mereka harus tahu. Dan pekerjaan kita memungkinkan atau tidak untuk membawa anak?” tutur Ivana.
Baca juga: Cegah Rewel, 4 Persiapan Sebelum Bawa Anak ke Tempat Kerja
3. Pekerjaan dan tanggung jawab di kantor
Ivana menuturkan, anggapan orangtua yang membawa anaknya ke tempat kerja kurang profesional mungkin datang dari orang-orang yang tidak tahu secara detail tentang pekerjaan dan tanggung jawab orangtua tersebut.
“Orang-orang pemikirannya, sebenarnya pekerjaan seperti ini tidak layak untuk bawa anak ke kantor, tidak semestinya, seharusnya tidak boleh, itu kan penilaian orang-orang awam,” kata dia.
Semuanya kembali pada pekerjaan dan tanggung jawab orangtua di tempat kerja.
Baca juga: Cara Menciptakan Kebahagiaan di Tempat Kerja
Jika kolega dan atasan sudah tahu, tanggung jawab ayah atau ibu dilakukan dengan baik, dan anak sudah disiapkan dari jauh hari, maka membawa anak ke tempat kerja tidak masalah.
“Balik lagi ke pekerjaannya seperti apa, dan kolega dan atasan semuanya oke, setuju, dan enggak ada masalah juga untuk bawa anak ke kantor,” tutur Ivana.
4. Persiapan yang telah dilakukan
Hal terpenting agar lingkungan kerja tetap profesional dan kondusif adalah mencegah anak bosan dan menjadi rewel.
Orangtua bisa memberi tahu anak terlebih dulu bahwa mereka akan dibawa ke tempat kerja.
Baca juga: 6 Tanda Kamu Mengalami Gaslighting di Tempat Kerja
“Diinformasikan, dan enggak bisa cuma sekali. Jadi, anak sudah ada persiapan. Ketika sudah dibicarakan, setidaknya anak sudah lebih tahu,” kata Ivana.
Secara umum, anak tidak bisa melakukan sesuatu secara mendadak. Jadi, kegiatan apapun yang akan dilakukan, mereka harus diberi tahu terlebih dulu.
Ini untuk membantu mereka lebih cepat beradaptasi saat dibawa ke suatu tempat atau kegiatan pada hari dan tanggal yang sudah ditetapkan.
Kemudian, bawa mainan dan makanan kesukaan anak.
“Yang harus banyak dipersiapkan itu membawa mainan atau makanan. Harus siap makanan karena anak cepat lapar,” tutup dia.