Viral Penyanyi Gagal Manggung Gegara Tiket Konser Tak Laku,Promotor Rugi Kuota 2400 Cuma Terjual 98
SURYAMALANG.COM – Viral seorang penyanyi gagal manggung gegara tiket konser tak laku sampai membuat promotor rugi.
Diketahui promotor sudah menyediakan 2.414 kuota namun hanya terjual 98 tiket
Namun dari jumlah itu hanya terjual 98 tiket dan 100 tiket dibagikan kepada media.
Sosok artis tersebut ialah Aisha Retno yang merupakan penyanyi Malaysia.
Aisha Retno menjelaskan perihal konsernya gagal melalui media sosial Instagram pribadinya.
Dalam postingannya, wanita 24 tahun itu menyebut, pihak promotor nyaris tak berkomunikasi dengannya.
Dilansir dari World of Buzz via Tribun Trends, Sabtu (23/11/2024), Aisha mengatakan, pihak penyelenggara tidak membicarakan pembatalan konser hingga pengumuman.
Namun Kharisma Music International selaku pihak penyelenggara menyatakan hal berbeda.
Lewat Facebook @kharismamusicinternational, mereka menyampaikan sejumlah hal, termasuk jumlah pasti tiket yang terjual.
Ternyata dari 2.414 tiket yang tersedia, hanya 98 tiket yang terjual.
“Ada 2.414 tiket. Hanya 98 tiket yang terjual, dan 100 tiket diberikan kepada rekan-rekan media,” kata Yuka dari pihak Kharisma Music International.
Yuka juga mengatakan bahwa selama ini memiliki hubungan yang baik dengan Aisha Retno dan anggota keluarganya yang tergabung dalam manajemen Aisha Retno Entertainment (ARE).
Ia kemudian menyinggung beberapa kejanggalan dari pernyataan Aisha baru-baru ini.
“Terkait isu Aisha Retno yang tidak mengetahui pembatalan tersebut, menurut saya itu tidak benar karena sudah ada beberapa kali pembicaraan antara kedua belah pihak, yang kemudian dilanjutkan dengan usulan dan surat-surat,” papar Yuka.
Yuka juga mengatakan kedua belah pihak awalnya sepakat untuk menunda pertunjukan hingga 2025.
Akan tetapi mereka akhirnya harus membatalkan pertunjukan karena kedua belah pihak tidak dapat menyetujui tanggal baru.
“ARE mengusulkan untuk melanjutkan acara dengan Kharisma Music International, namun beberapa usulan lainnya tidak disetujui oleh penyelenggara, sehingga acara terpaksa dibatalkan,” lanjutnya.
ARE memutuskan untuk melanjutkan pertunjukan, yang awalnya dijadwalkan pada 16 November di Zepp KL sebelum akhirnya dibatalkan pada tanggal 9 November.
Yuka pun menuntut Aisha untuk membayar sisa uang yang dipinjamkan kepadanya, sebesar RM77.000 atau sekitar Rp274 juta.
Ia mengatakan Aisha Retno Entertainment (ARE) meminta bantuan mereka karena kesulitan mengumpulkan dana untuk penampilannya di Anugerah Juara Lagu (AJL) 38, Maret lalu.
Aisha pun telah membayar RM6.000 (Rp21 juta) dari RM83.000 (Rp295 juta) yang dipinjamkan kepadanya.
“ARE mencoba berargumen bahwa pinjaman itu adalah bentuk sponsor, tetapi kami mengingatkan mereka bahwa itu adalah pinjaman yang harus dibayar kembali melalui konser tunggal.
Sebenarnya, kami menderita kerugian sekitar RM150.000, termasuk tenaga kerja, waktu, dan tempat. Namun, kami tidak akan menuntut kerugian lainnya dari Aisha,” kata Yuka.
Adapun RM150.000 jika dirupiahkan sekitar Rp533 juta.
Sementara itu, apes nasib artis niat bantu karyawan malah ditipu Rp136 juta.
Uang, mobil hingga laptop diambil oleh karyawan.
Awalnya si artis tak ingin memecat karyawan di kala pandemi Covid-19 melanda.
Namun niat si artis justru dicederai oleh si karyawan.
Sosok artis tersebut ialah pedangdut Inul Daratista.
Inul menceritakan niat awalnya membantu office boy (OB) dari outlet pindah ke kantor yang justru berujung hilangnya sejumlah uang dan aset kantor.
“Lagi apes aja kali ya. Pada saat Covid memang saya banyak karaoke libur, enggak ada kegiatan, dia kan kerja di outlet,” kata Inul dikutip dari Pagi Pagi Ambyar Trans TV, via Kompas.com pada Jumat (22/11/2024).
“Karena outlet tutup, aku enggak mau mecatin mereka, mereka tetap digaji, tapi daripada digaji enggak ada kerjaan, aku alihin ke kantor pusat,” jelasnya.
Selama kurang lebih dua tahun menjadi OB, Inul menyebut mantan karyawannya itu tidak pernah bermasalah.
“Namanya OB, kita kasih kesempatan supaya dia bisa kerja, sebenarnya kerja anaknya juga bagus di outlet,” tutur Inul.
“Akhirnya kita percaya,” lanjutnya.
Dikatakan Inul, OB tersebut sering mengeluh pada karyawan lainnya soal masalah finansial, dan teman-teman kantor lain berusaha membantu dengan mengumpulkan uang.
Namun memang, beberapa waktu sebelum melarikan sejumlah uang dan aset, mantan OB tersebut lebih sering menginap di kantor.
“Terakhir-terakhir itu sering tidur di kantor, alasannya malas pulang, apalah,” kata Inul.
“Mungkin karena terlalu dipercaya, keluar masuk bebas. Kita juga enggak ada suudzon, tapi ternyata ada petty cash kantor diambil, mungkin udah tahu tempat laci-laci,” imbuhnya.
Akhirnya tak hanya uang, mantan OB itu juga mencuri mobil, laptop kantor, BPKB mobil, Toyota Avanza juga ikut hilang.
“Mobilnya udah enggak ada, mobil operasional, Avanza, uang sebenarnya kalua petty cash kantor enggak banyak, ada puluhan juta,” ungkap Inul.
“Laptop kerjaan pegawai diambil,” sambungnya.
Adapun kasus ini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara dengan terdakwa bernama Leon Tada yang perkaranya teregister dalam nomor 931/Pid.B/2024/PN.Jkt.Utr.
Setelah beberapa kali sidang, kasus ini akan memasuki agenda tuntutan pada 26 November 2024.
Humas Pengadilan Negeri Jakarta Utara Maryono membeberkan terkait barang bukti yang dibawa pelaku kemudian digadaikan kepada orang lain, yang saat ini masih DPO.
“Yang ada memang ada di situ korban itu PT Vista Mitra Indonesia yang notabene menurut informasi adalah perusahaan Inul Daratista,” kata Maryono di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (21/11/2024).
“Ada namanya Leon Tada sebagai karyawan diberi kepercayaan kemudian dia melakukan tindakan dalam hal itu pencurian pasal 362 KUHP barang bukti yang dicuri itu adalah berupa mobil avanza, digadaikan setelah saya baca dari dakwaan dibawa orang yang bernama Haryanto atau siapa gitu, (seharga) Rp 50 juta. Jadi itu modusnya,” tambah Maryono.
Atas perbuatannya, perusahaan milik Inul mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
“Kalau kerugian dari PT Vista itu diperkirakan tertulis dalam dakwaan Rp 136 juta. Karena selain mobil, juga ada satu unit laptop pada kasus ini katanya milik PT Mitra Vista,” tutur Maryono.