Informasi Terpercaya Masa Kini

Presiden Iran Aktif Tunjukkan Dukungan untuk Hamas dan Houthi,Bicara dengan Pemimpinnya via Telepon

0 21

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian, berbicara dengan ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh pada hari Senin (15/7/2024), lapor media pemerintah Iran melaporkan.

Haniyeh menyatakan terima kasih kepada Republik Islam Iran atas dukungannya terhadap perjuangan Palestina.

Ia menyerukan peningkatan upaya diplomatik untuk mengakhiri agresi rezim Israel terhadap Gaza, dilansir IRNA Iran.

“Kami menghargai peran Iran dalam mendukung perjuangan Palestina, dan kami menuntut lebih banyak upaya politik dan diplomatik untuk mengakhiri agresi Israel,” kata Haniyeh.

Haniyeh diketahui tinggal di Qatar.

Menurut laporan IRNA, Pezeshkian menekankan bahwa negaranya tidak akan pernah berhenti mendukung rakyat Palestina di masa-masa sulit ini.

Selain itu, Pezeshkian juga melakukan panggilan telepon dengan kelompok Houthi di Yaman.

Ia berbicara dengan Ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman Houthi, Mahdi al-Mashat.

Pezeshkian memuji para pemimpin dan rakyat Yaman atas keputusan berani mereka untuk mendukung bangsa Palestina pada saat beberapa pemerintah menolak mengambil tindakan apa pun untuk mendukung Palestina dalam menghadapi agresi Israel, lapor IRNA.

Houthi telah melakukan ratusan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Samudera Hindia, serta menargetkan Israel dengan drone dan rudal.

Pezeshkian menekankan hubungan jangka panjang Iran dengan Yaman dan mengatakan pemerintahannya akan melakukan upaya untuk memperluas hubungan dengan Houthi lebih lanjut.

Baca juga: Populer Internasional: Drone Shahed-101 Iran Bunuh IDF, Atlet Rusia Dilarang Tampil Olimpiade Paris

Kelompok Houthi mengaku mendukung Palestina, namun serangan mereka dimulai setelah tanggal 7 Oktober.

Mengutip jpost.com, panggilan telepon tersebut adalah salah satu dari beberapa panggilan telepon yang dilakukan Pezeshkian sejak menjadi pemimpin Iran.

Dalam setiap kasus, Pezeshkian kerap bertindak untuk menunjukkan hubungan dekat Iran dengan negara-negara anti-barat seperti Rusia.

Tindakannya juga memperjelas bahwa Iran akan terus mendukung kelompok-kelompok perlawanan seperti Hizbullah dan Hamas.

Kelompok Houthi juga didukung oleh Iran.

Teknologi militer Iran telah memungkinkan mereka memperkuat program drone dan rudal.

Sementara itu, penjabat menteri luar negeri Iran, Ali Bahgeri Kani, dijadwalkan terbang ke New York pada hari Senin.

Ali Bahgeri Kani akan mengambil bagian dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang fokus pada Palestina.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sebagai ketua bergilir Dewan Keamanan PBB, lapor media pemerintah Iran.

Kani telah bekerja keras untuk memperkuat hubungan dekat Iran dengan Rusia dan negara-negara lain sejak pendahulunya meninggal dalam kecelakaan helikopter.

Tidak jelas apakah Kani akan melanjutkan perannya sebagai menteri luar negeri.

Dia saat ini adalah “penjabat” menteri luar negeri.

Pezeshkian bisa saja menggantikannya.

Agendanya di New York akan diawasi dengan ketat di Teheran.

Baca juga: Senjata Baru Hizbullah Drone Shahed-101 Buatan Iran Tewaskan Perwira IDF, Diklaim Sulit Terdeteksi

Iran Kecam Dukungan AS terhadap Israel

Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras serangan Israel baru-baru ini terhadap sekolah pengungsi Palestina yang dikelola PBB di Gaza, dan mengecam keras para pendukung rezim di Barat karena diam terhadap kejahatan yang dilakukan Israel.

Mengutip PressTV, juru bicara kementerian, Nasser Kan’ani, menyampaikan pernyataan tersebut dalam postingannya pada Minggu malam di platform media sosial X.

“Serangan yang dilakukan oleh rezim Zionis yang melakukan pembunuhan bayi terhadap sebuah sekolah yang dikelola oleh UNRWA (badan PBB untuk pengungsi Palestina) di Jalur Gaza sekali lagi mengungkap sisi gelap dan tersembunyi dari Barat yang mengklaim diri mereka kepada seluruh dunia,” katanya.

Komentar Kan’ani muncul setelah pasukan Israel menargetkan sekolah UNRWA di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, pada Minggu (14/7/2024).

Serangan itu menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai 80 lainnya.

“Sebuah rezim yang memulai kehidupan tercelanya dengan pendudukan, pembantaian, pembunuhan, pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak, dan penghancuran rumah warga Palestina tidak dapat diharapkan untuk berperilaku manusiawi berdasarkan norma-norma internasional, karena rezim tersebut didasarkan pada kejahatan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.

Kan’ani menambahkan, “Namun, kenyataan yang disesalkan adalah diam dan tidak adanya tindakan dari pemerintah Barat dan Eropa yang mengklaim [menjadi pendukung] moralitas, hukum dan hak asasi manusia.”

Pejabat Iran tersebut mengatakan meskipun tingginya tingkat kejahatan dan kebiadaban Israel, para pendukung Israel di Barat masih menipu opini publik dan bermain-main dengan kata-kata.

“Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa yang mendukung rezim Zionis, serta rezim itu sendiri, adalah pihak yang kalah dalam perang di Gaza,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.

Kan’ani menyimpulkan dengan menambahkan, “Mereka tidak hanya kalah perang, tapi juga moralitas dan kehormatan manusia.”

Serangan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan 38.584 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan menyebabkan 88.881 lainnya terluka.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Leave a comment