Informasi Terpercaya Masa Kini

Makna Tarian Haka yang Viral di Sidang Parlemen Selandia Baru

0 4

Seorang anggota Parlemen Selandia Baru, Hana Rawhiti, menunjukkan tarian Haka tepat ketika sidang parlemen berlangsung. Peristiwa ini viral di media sosial, sehingga warganet menyorot tentang apa dan bagaimana kisah Tarian Haka.

Dalam video trending tersebut, Hana Rawhiti tampak berdiri memberikan suaranya untuk Rancangan Undang-Undang (RUU) Waitangi. Bukan berbicara, perempuan ini merobek salinan kertas RUU dan menampilkan tarian Haka.

Aksi penolakan menggunakan Tarian Haka itu diikuti oleh dua orang anggota parlemen lain. Mereka bertiga pun menjalankan aksi di bagian tengah rapat, di mana lokasi itu menjadi titik pusat perhatian semua orang.

Perlu diketahui bahwa Perjanjian Waitangi dahulu kala ditandatangani oleh Pemimpin Suku Maori dan Kerajaan Inggris pada 1840. Berkas itu dianggap sebagai undang-undang dasar tentang pendirian Selandia Baru.

Adapun RUU Waitangi yang direncanakan pengesahannya pada Kamis (14/11/2024) lalu ini mengalami banyak penolakan. Bukan hanya Hana, sudah berlangsung pula berbagai aksi lain yang dilancarkan sepanjang sembilan hari.

Mengutip New York Times, terdapat juga ribuan orang yang melakukan demonstrasi di berbagai wilayah Selandia Baru. Berbagai aksi protes ini digelar menuju ibu kota Wellington, pada Minggu (17/11/2024) kemarin.

Berhubungan dengan peristiwa di atas, Tarian Haka yang dilakukan oleh Anggota Parlemen Selandia Baru ini merupakan bentuk perlawanan terhadap RUU. Perencanaan pembuatan UU baru berdasarkan perjanjian laman ini ditolak oleh berbagai pihak, termasuk ahli politik dan orang-orang Maori.

Bagaimana Kisah Tarian Haka yang Viral di Sidang Parlemen Selandia Baru? Tarian Haka merupakan tarian tradisional yang berasal dari Suku Maori. Adapun etnis ini kerap melaksanakan aksi tari ketika hendak berperang maupun sedang berkumpul bersama anggota suku mereka.

Gerakan yang dilakukan lewat seni tari ini memunculkan hentakan kaki, tepukan terhadap tubuh, juluran lidah dan nyanyian lantang. Pertunjukkan itu dilakukan dengan semangat untuk melambangkan perlawanan, kebanggaan, solidaritas dan kekuatan.

Adapun nyanyian lantang yang dimunculkan ketika menari adalah “Ka mate! Ka mate! Ka ora! Ka ora!”. Bunyi asli yang berasal dari bahasa Maori Kuno itu memunyai arti “Aku mati! Aku mati! Aku hidup! Aku hidup!”.

Mengutip Britannica, Tarian Haka sudah menjadi pertunjukan utama dalam festival populer Te Matatini sejak 1972. Adapun aksi seni menggoyangkan tubuh dengan semangat ini digelar rutin dua tahun sekali di Selandia Baru.

Berhubungan dengan “Ka Mate!” yang sebelumnya disebutkan, kata-kata ini ternyata baru mulai dipergunakan oleh Kepala Suku bernama Te Rauparaha. Kini istilah tersebut kerap dipakai dalam berbagai ritual lain.

Seiring perkembangan zaman, Tarian Haka kerap digunakan pula dalam pertemuan-pertemuan tertentu. Orang Suku Maori sering menjadikan ini sebagai bentuk ritual pertemuan, tepatnya ketika seorang pengunjung datang ke komunitasnya.

Tim rugbi nasional All Blacks asal Selandia Baru juga kerap menambahkan agenda Tarian Haka pra pertandingan berlangsung sejak awal abad ke-20.

Dari kisah yang disampaikan mengenai Tarian Haka, Hana Rawhiti sebagai anggota parlemen penarinya tentu menggunakan itu sebagai aksi perlawanan atau penolakan. Sementara orang yang mengikutinya menari ikut serta menolak sebagai bentuk solidaritas.

Baca juga:

  • Apa Itu Gerakan 4B yang Viral di Korea Selatan dan Amerika?
  • Sosok Aviani Malik yang Viral karena Berani Lawan Catcalling
Leave a comment