Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
jpnn.com, JAKARTA – Mantan anggota Tim Mawar Kopassus Fauka Noor Farid mengungkapkan isi surat yang ditulis oleh Prabowo Subianto pada tahun 1998.
Dia menyebutkan surat yang ditujukan kepada tiga jenderal bertuliskan jika Prabowo rela mengorbankan dirinya sendiri daripada mengorbankan Kopassus dan TNI.
Awalnya, Fauka menceritakan semua itu bermula saat Probowo dijadikan kambing hitam oleh beberapa kelompok pasca kerusuhan Mei 1998.
Presiden Indonesia ke-8 ini kemudian menuliskan sebuah surat yang dimana isi surat itu ia rela mengorbankan dirinya sendiri.
Baca Juga: Pram-Doel Ketemu Anies, Ketum Golkar Singgung RK Justru Berjumpa Prabowo & Jokowi
“Kenapa saya bilang beliau ini seorang yang patriotisme, itu pada tahun 98 waktu itu, waktu beliau dijadikan kambing hitam oleh beberapa kelompok, beliau sempat menulis surat dan ini saya saksi hidup,” kata Fauka, Minggu (17/11).
Fauka mengenang saat surat itu dituliskan Prabowo mengenakan celana pendek dan kaos oblong.
Prabowo turun dari lantai dua rumahnya di Cendana 7 untuk menulis sebuah surat, setelah dirinya menjadi kambing hitam.
“Waktu itu beliau membawa kertas HVS dan pulpen beliau bilang ‘Fauka saya mau nulis surat, kamu duduk’,” ujar Fauka seraya menirukan suara Prabowo.
Baca Juga: Dukungan Prabowo dan Jokowi Dinilai Bakal Signifikan Mendongkrak RIDO di Jakarta
Keduanya pun duduk di karpet lantai dengan sebuah meja pendek yang kemudian dijadikan tempat untuk menulis surat.
Saat itu Prabowo mengatakan bahwa surat tersebut ditujukan kepada tiga jenderal.
“Waktu itu beliau (Prabowo,red) bilang buat surat untuk Panglima TNI, Kasospol Susilo Bambang Yudhoyono dan Menhannya Wiranto,” ujarnya.
Baca Juga: Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Ini Mampu Tingkatkan Perdagangan
Kala itu, Fauka diminta oleh Prabowo untuk mengoreksi surat tersebut meski di dalam hatinya terlintas merasa tidak pantas mengoreksi surat milik seorang Letnan Jenderal.
“Mimpi apa saya tahu-tahu diminta untuk mengoreksi surat yang dituliskan untuk Jenderal, saat itu perasaan saya campur aduk,” imbuhnya.
“Yang paling penting pokok yang saya baca beliau tulis ‘korbankanlah saya seorang diri, Prabowo Subianto, jangan korbankan TNI ataupun kopasus karena ini adalah milik bangsa, milik rakyat Indonesia’ saya langsung merinding dan menjadi saksi hidup,” kenangnya.
Fauka juga menceritakan awal mulanya dia bisa mengenal Prabowo di tahun 1992 saat dirinya baru saja lulus dari Akademi Militer.
Prabowo yang saat itu masih menjabat sebagai komandan Pusat Pendidikan (Pusdik) Kopassus dengan pangkat Kolonel.
“Beliau (Prabowo) datang ke Pussenif, kami baru lulus AKABRI dan habis sarjab, waktu itu beliau kesana untuk menyeleksi siapa-siapa perwira muda yang mau masuk Kopassus tahun 1993. Jadi, tahun 1993 saya ikut pendidikan Kopaasus dan langsung ikut dia terus sampai sekarang,” ujar Fauka.
Dari awal pertemuan itulah yang kini membuat Prabowo dekat dengan Fauka meski ia adalah juniornya.
Fauka juga menuturkan Prabowo merupakan sosok yang mempunyai rasa menolong yang tinggi dan tidak heran saat ini dia banyak menolong para junior dan seniornya untuk mendapatkan jabatan tertentu.
“Beliau sangat baik dengan junior dan seniornya, banyak yang diperjuangakan untuk menjadi orang, lah, menjadi pejabat, jiwanya memang beliau dari dulu penolong,” tambahnya.
Fauka juga mengatakan bahwa dia menyukai sikap negarawan, nasionalisme dan patriotisme yang tinggi dimiliki oleh Prabowo.
Dia juga menceritakan selama dirinya berada di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, kerap melihat Prabowo yang langsung mengambil sikap sempurna saat momen pengibaran bendera merah putih meskipun saat itu ia berada di dalam rumah.
“Tiap pagi ada pengibaran bendera merah putih. Jadi, kalau pada saat itu pengibaran bendera merah putih dan beliau masih di dalam rumah, masih pakai celana pendek dan kaos, begitu dengar pengibaran bendera, langsung sikap sempurna dan hormat, itulah rasa nasionalisnya,” ujarnya.
Selain memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, Prabowo merupakan sosok patriot di mata Fauka.
“Patriotisme, seorang patriot di sini adalah pejuang, mengorbankan segala tenaga, pikiran, materi dan segalanya,” pungkas Fauka. (mcr8/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: