Rasa es krim yang lezat dan menyegarkan memang jadi favorit banyak orang, tak terkecuali ibu hamil. Ya, es krim bisa jadi salah satu makanan yang diinginkan ibu hamil saat ngidam. Bahkan, beberapa dari mereka mungkin bisa menikmati es krim sampai kenyang hingga tidak ingin mengonsumsi makanan lain.
Sebenarnya, es krim bukan lah makanan yang dilarang untuk dikonsumsi selama kehamilan. Sebab, es krim juga merupakan makanan yang mengandung nutrisi baik, seperti karbohidrat, protein, lemak dan kalsium.
Meski demikian, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila ibu hamil ingin mengonsumsi es krim. Misalnya saja memilih es krim dari susu yang telah dipasteurisasi, rendah lemak serta perlu membatasi varian rasa kopi dan teh yang mengandung kafein. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk tidak mengonsumsi es krim secara berlebihan.
Menurut FirstCry Parenting, mengonsumsi es krim secara berlebihan selama kehamilan dapat memberikan potensi risiko bahaya bagi ibu maupun bayi di dalam kandungan seperti berikut ini.
3 Risiko Makan Es Krim Berlebihan saat Hamil
1. Berat badan berlebih
Es krim merupakan makanan tinggi kalori dan lemak. Bila ibu hamil mengonsumsinya setiap hari dalam jumlah yang banyak, maka dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan atau berlebihan. Kelebihan berat badan selama kehamilan diketahui dapat menyebabkan komplikasi serius dalam persalinan yang membahayakan ibu maupun bayi.
2. Diabetes gestasional
Es krim mengandung gula yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan ibu hamil mengalami gangguan toleransi glukosa. Oleh karena itu, mengonsumsi es krim secara berlebihan saat hamil bukanlah pilihan yang tepat bagi mereka yang memiliki riwayat PCOS, pra diabetes atau riwayat keluarga dengan diabetes.
3. Infeksi saluran pernapasan
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh ibu hamil ditekan. Tak heran bila ibu hamil mungkin lebih rentan terhadap berbagai penyakit seperti infeksi dan alergi. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak es krim selama kehamilan dapat meningkatkan risiko alergi dan infeksi saluran pernapasan termasuk sinus.