Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih? Simak Aturannya Bun
Salah satu pertanyaan yang mungkin paling banyak dilontarkan orang tua baru adalah kapan bayi minum air putih? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, seperti yang telah kita ketahui bersama, minum air putih adalah salah satu cara terbaik (dan termudah) untuk menjaga kesehatan. Hal tersebut mengingat, tubuh kita terdiri dari 60 persen air.
Oleh karena itu, jika orang tua baru mungkin memikirkan apakah bayi juga membutuhkan air putih? Apakah dengan ASI atau susu formula bisa membuat bayi tidak merasa haus?
Faktanya, memberikan air putih bagi bayi yang masih berada di bawah usia enam bulan ternyata dapat menimbulkan masalah besar. Dokter anak Joanna Buckingham, MD, mengatakan bahwa American Academy of Pediatrics cukup tegas dengan rekomendasi bayi dalam beberapa bulan pertama hanya boleh minum ASI dan/atau susu formula. Bukan air putih.
“Bayi mendapatkan semua hidrasi yang mereka butuhkan dari susu formula dan ASI, lebih dari itu bisa berisiko,” ujarnya dikutip dari Cleveland Health.
Jadi, mengapa bayi tidak boleh minum air putih? Dan kapan orang tua bisa mulai memperkenalkan air putih kepada bayi? Jawabannya akan dibahas dalam artikel kali ini, Bunda. Simak paparan berikut untuk tahu lebih lanjut!
Baca Juga : Kapan Sebenarnya Bayi Boleh Minum Air Putih? Simak Penjelasannya BunKapan bayi boleh minum air putih?
Perlu Bunda pahami dahulu bahwa sebelum berusia enam bulan, ASI merupakan makanan dan minuman untuk bayi. Itulah yang mereka butuhkan. ASI mengandung semua nutrisi dan faktor yang dibutuhkan bayi di usia ini.
Memberikan air kepada bayi dapat berarti mereka akan minum lebih sedikit ASI. Hal ini dapat membuat mereka berisiko tidak mendapatkan cukup ASI atau susu formula untuk tumbuh dengan baik.
Memberikan bayi banyak air atau susu formula yang terlalu encer juga dapat membuat mereka sangat tidak sehat. Hal ini karena jumlah air yang banyak dapat memengaruhi konsentrasi nutrisi tertentu dalam darah bayi, yang dapat sangat berbahaya dan bahkan berakibat fatal.
Nah, jika bayi berusia sekitar enam bulan atau sudah memulai MPASI, Bunda dapat menawarkan sedikit air putih yang direbus lalu didinginkan atau air mineral kemasan. Mengutip Pregnancy Birth and Baby, akan tetapi Bunda tetap tidak boleh mengganti ASI dengan air minum. ASI harus tetap menjadi minuman utama mereka hingga berusia 12 bulan.
Setelah 12 bulan, minuman utama mereka dapat berupa air dan susu sapi atau ASI. Bunda dapat menawarkan air atau susu dalam cangkir. Tidak perlu merebus air setelah bayi berusia 12 bulan.
Jika bayi Anda sudah mulai makan makanan padat, tawarkan mereka air dalam cangkir saat makan. Ini dapat membantu mereka belajar minum dari cangkir sekaligus mencegah sembelit. Usahakan agar mereka merasa nyaman minum dari cangkir, karena ini akan menjadi cara utama mereka minum sejak usia 12 bulan.
Bahaya Air Putih untuk bayi
Air putih mungkin memberikan manfaat secara keseluruhan tapi ternyata tidak dengan bayi yang masih di bawah usia enam bulan. Minum terlalu banyak air bagi bayi sangatlah berbahaya. Dilansir WebMD, air menyebabkan ketidakseimbangan kadar natrium yang dapat menyebabkan bayi berisiko mengalami:
- Kejang
- Kerusakan otak
- Koma
- Kematian
Keracunan air menyebabkan perubahan perilaku seperti:
- Kebingungan
- Mengantuk
- Kram otot dan kedutan
- Mual dan muntah
- Kesulitan bernapas
- Kelemahan
Takaran air putih untuk bayi
Dilansir Medical News Today, pemberian bayi berusia di atas enam bulan dapat mengonsumsi sekitar 118-236 ml air putih per hari. Tapi, di rentang usia ini pemberian air putih sebenarnya bukan dimaksudkan untuk memberikan hidrasi tambahan. Hal tersebut bisa melatih bayi untuk minum dari cangkir dan meningkatkan keterampilan menelan, Bunda. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan hidrasi, bayi tetap mendapatkannya dari konsumsi ASI.
Untuk kebutuhan cairan secara keseluruhan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut diperkirakan bayi usia 0-6 bulan memerlukan cairan 700 ml/hari, sementara bayi 7-12 bulan memerlukan cairan 800 ml/hari. Cairan ini dapat berasal dari makanan maupun minuman, termasuk dari air putih dan susu.
Alasan pemberian air putih pada bayi perlu dibatasi
Jika sudah mengenalkan air putih pada bayi, pemberiannya juga perlu dibatasi. Ini untuk mencegah adanya risiko keracunan. Kenapa bisa demikian? Mari kita bahas bagaimana hal itu terjadi.
Jadi, ginjal secara umum membantu membuang kelebihan cairan dengan menyaringnya ke dalam kandung kemih (memungkinkan kita untuk mengeluarkannya melalui kencing). Itu pada dasarnya mencegah sistem tubuh dibanjiri air.
Ginjal orang dewasa berukuran sekitar alpukat besar, jadi ginjal orang dewasa yang sehat biasanya dapat membuang kelebihan cairan yang kita konsumsi.
Ginjal bayi yang baru lahir, di sisi lain, berukuran sekitar anggur. Jadi, ginjal bayi lebih mudah kewalahan. Sehingga tidak perlu banyak hal bagi tubuh bayi untuk mendapatkan lebih banyak air daripada yang dapat ditanganinya.
Ketika tubuh bayi (atau orang dewasa) kelebihan air, darahnya dapat mulai encer dari seharusnya. Saat itulah keadaan menjadi berbahaya. Karena darah yang tergenang air menurunkan kandungan natrium dalam tubuh.
Bila kadar natrium bayi terlalu rendah akibat terlalu banyak mengonsumsi air, hal ini dapat menyebabkan gejala serius, seperti kejang, bahkan koma, dan kerusakan otak permanen.
Semoga informasi mengenai ketentuan pemberian air putih pada bayi ini membantu memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang untuk Si Kecil.
Pilihan Redaksi
- Benarkah Bayi 6 Bulan Sebaiknya Menghindari MPASI Sayur dan Buah?
- Ketahui Jumlah Cairan yang Dibutuhkan Si Kecil sesuai Usianya, Catat yuk Bun
- Alasan Bayi di Bawah 6 Bulan Tidak Boleh Dikasih Air Putih, Bunda Perlu Tahu
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!