JAKARTA, KOMPAS.com – Outstanding pembiayaan buy now pay later (BNPL) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terus tumbuh pesat hingga kuartal III-2024. Pertumbuhan ini diikuti dengan risiko kredit yang terjaga.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, sampai dengan September 2024, outstanding paylater perusahaan telah menembus Rp 300 miliar. Angka ini tumbuh 169 persen secara tahun kalender (year to date/ytd).
“Jadi kita lihat ini merupakan sinyal positif, orang itu memanfaatkan fasilitas ini,” kata dia, ditemui di rangkaian acara Indonesia Knowledge Forum 2024, di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Baca juga: Potensi Paylater jadi Bantalan Pembiayaan Masyarakat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Menurutnya, nilai outstanding tersebut menjadi capaian yang positif, sebab layanan paylater yang tersedia di aplikasi myBCA sendiri baru diluncurkan pada pengujung tahun 2023.
Hera bilang, layanan paylater BCA utamanya dimanfaatkan oleh nasabah yang membutuhkan pembiayaan cepat dengan nominal lebih kecil dibanding layanan pembiayaan konsumer lain.
“Karena di paylater sendiri sangat bermanfaat untuk teman-teman konsumtif maupun lain,” ujarnya.
Lebih lanjut Hera menyebutkan, laju pertumbuhan outstanding paylater perusahaan diikuti oleh kualitas kredit yang terjaga. Tercatat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) paylater BCA berada di bawah 2 persen.
“Jadi terjaga, jadi kita merasa sangat bersyukur kita punya debitur yang menggunakan paylater itu,” ucapnya.
Baca juga: Kala Utang Paylater RI Naik Dua Kali Lipat
BCA pun optimistis kinerja pembiayaan paylater perusahaan tetap tumbuh positif hingga pengujung tahun 2024.
Prospek ini selaras dengan tren pertumbuhan paylater industri perbankan yang masih tumbuh pesat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), outstanding kredit yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp 19,81 triliun sampai dengan September 2024. Nilali ini tumbuh 46,42 persen secara tahunan.