Informasi Terpercaya Masa Kini

Cerita Warga Palestina Bangun Kehidupan Baru di Kairo Mesir

0 3

KAIRO, KOMPAS.com – Jalur Gaza masih dibombardir oleh tentara Israel. Maka, banyak warga Palestina yang mengungsi keluar dari Gaza dan pergi ke Kairo Mesir.

Bahkan kini banyak warga Palestina yang membangun kehidupan baru di Kairo. Seperti yang dialami oleh Bassem Abu Aoun (56), warga Palestina ini.

Sebagaimana diberitakan AFP pada Selasa (5/11/2024), ia membuka restoran di kawasan Kairo timur dan menyajikan shawarma kalkun ala Gaza.

Baca juga: Sabtu, Vaksinasi Polio di Gaza akan Dilanjutkan

Karena banyak yang tinggal di daerah itu, maka sering dijuluki sebagai “Gaza Kecil”.

“Itu adalah pertaruhan besar,” kata Abu Aoun tentang pembukaan restorannya, Hay al-Rimal, yang dinamai sesuai dengan kawasan tempat tinggalnya di Kota Gaza, yang kini hancur akibat pemboman Israel.

“Saya bisa hidup setahun dengan uang yang saya miliki, atau membuka usaha dan menyerahkan sisanya pada takdir,” tutur dia.

Jadi, kurang dari empat bulan setelah melarikan diri bersama keluarganya ke negara tetangga Mesir dari wilayah Palestina yang terkepung, ia membuka restorannya di kawasan Kota Nasr, Kairo.

Tempat itu adalah salah satu dari banyak kafe, tempat makan falafel, tempat shawarma, dan toko permen yang dimulai oleh pengusaha Palestina yang baru tiba di daerah itu, meskipun hanya diberi izin tinggal sementara oleh Mesir.

Ruang-ruang ini telah menjadi tempat berlindung bagi masyarakat Gaza yang trauma di Kairo, yang menawarkan mata pencaharian bagi para pemilik bisnis, yang banyak di antaranya kehilangan segalanya dalam perang.

Baca juga: Jelang Pilpres AS 2024, Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik

“Bahkan jika perang berhenti sekarang di Gaza, saya akan membutuhkan setidaknya dua atau tiga tahun untuk mengembalikan hidup saya seperti dulu,” kata Abu Aoun.

Di Kairo itu, pelanggannya sebagian besar adalah sesama warga Palestina. Maka, mereka akan mengobrol dalam dialek Gaza yang khas sambil melahap roti lapis yang mengingatkan mereka akan kampung halamannya.

Di dinding di sebelah tokonya terdapat mural bendera Mesir dan Palestina yang saling terkait.

“Saya memiliki tanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anak saya yang sedang kuliah,” kata pemilik restoran, yang dua restorannya di Gaza kini telah hancur total.

Abu Aoun dan keluarganya termasuk di antara lebih dari 120.000 warga Palestina yang tiba di Mesir antara November 2023 dan Mei 2024, menurut pejabat Palestina di Mesir.

Mereka menyeberang melalui perbatasan Rafah, satu-satunya pintu keluar Gaza ke dunia luar hingga tentara Israel merebut sisi Palestina pada awal Mei dan menutupnya sejak saat itu.

Meskipun Mesir bersikeras tidak akan menuruti perintah Israel dengan mengizinkan kamp pengungsi permanen di wilayahnya.

Tetapi Mesir telah mengizinkan masuknya pengungsi medis, pemegang paspor ganda, dan orang lain yang berhasil melarikan diri.

Baca juga: Kapan Pemenang Pilpres AS 2024 Diumumkan?

Banyak yang menghabiskan tabungan hidup mereka untuk melarikan diri, membayar ribuan dolar per kepala kepada agen perjalanan swasta Mesir Hala, satu-satunya perusahaan yang mengoordinasikan evakuasi Gaza.

Leave a comment