Wisata 3 in 1 di Zhuhai Grand Theatre
Setelah makan siang di Xinyue Muselin restaurant yang terletak di sebelah Xiangzhou Mosque, tiba waktunya untuk kembali menjelajah kota Zhuhai.
Salah satu ikon yang wajib dikunjungi adalah Zhuhai Grand Theatre yang terletak di pulau Yeli, sebuah pulau reklamasi yang ada di tepi pantai sebelah timur laut kota Zhuhai.
Dengan kendaraan favorit, yaitu taksi daring Didi kami menuju tempat itu, perjalanan kali ini lumayan jauh melewati jalan raya yang lebar dan ramai. Ketika mendekati pulau Yeli, lalu lintas makin ramai dan sebekum menyeberang jembatan, taksi melewati sebuah pintu gerbang dengan arsitektur khas Tiongkok. Sekitar 5 menit kemudian, taksi akhirnya berhenti tepat di dekat bangunan yang bentuknya unik, mirip dua cangkang kerang.
Bentuknya yang meliuk tanpa sudut mengingatkan saya akan Heydar Aliyev Centre di Baku, ibukota Azerbaijan. Tadinya saya mengira bila arsitek kedua gedung ini sama, yaitu perempuan Inggris asal Irak, Zaha Hadid. Namun ketika kemudian mencari informasi lebih lanjut, ternyata gedung opera ini dirancang oleh arsitek lokal Tiongkok yaitu Chen Keshi.
Kami turun di halaman depan Theatre, berbentuk plaza yang luas lumayan jauh dari gedungnya. Dari kejauhan kita sudah dapat melihat bangunan dengan ciri khas dua cangkang kerang raksasa. Bentuk arsitektur unik yang terinspirasi dari hewan laut sekaligus mencerminkan karakteristik Zhuhai sebagai “Kota Seribu Pulau.”
Dua cangkang besar ini memiliki nama yang unik yaitu “Sun Shell” dan “Moon Shell,” yang dirancang untuk memberikan kesan monumental di tepi laut. Nama matahari dan bulan ini juga mengingatkan saya akan piramida di Teotihuacan, yang terletak sekitar satu setengah jam perjalanan dari Kota Meksiko.
Menurut peta kota Zhuhai yang saya dapat di resepsionis hotel, Grand Theatre ini akan tampak lebih indah di malam hari dengan sistem pencahayaan yang artistik, yang membuat bangunan ini terlihat sangat dramatis dan elegan.
Kaki terus berjalan perlahan sambil menaiki deretan anak tangga yang landai. Sesekali jembatan sepoi sepoi angin dari Laut Tiongkok Selatan memberi sentuhan kesejukan di awal Agustus yang panas. Namun langit kota Zhuhai siang itu tampak dipenuhi sekelumit awan hitam dan hujan rintik sempat membasahi bumi walau cuka beberapa menit saja. Untungnya saya sudah siap dengan membawa payung sebelum hujan.
Di sebelah kiri terdapat bangunan besar bertingkat empat atau lima yang juga memiliki fasilitas di bawah tanah, untuk ke sana tersedia eskalator. Namun kami memilih untuk menuju ke bangunan untuk Theatre ini.
Pada pintu masuk utama yang terletak tepat di tengah dua cangkang kerang ada tulisan lima aksara Hanzi Zhu Hai Da Ju Yuan dan di bawahnya dengan ukuran lebih kecil terjemahan dalam bahasa Inggris Zhuhai Opera House. Istilah Opera House ini mengingatkan kita akan Sydney Opera House walau terjemahan kata per kata Zhu Hai Da Ju Yuan yang lebih tepat adalah Zhuhai Grand Theatre.
Suasana siang itu lumayan ramai di beranda depan opera House ini. Ada gang sekedar jalan-jalan dan juga berfoto atau membuat video.
Kami masuk ke dalam gedung yang merupakan beranda penghubung di antara dua teater yang berbentuk kerang. Karena bentuknya yang pipih, atapnya terbuat dari kaca sehingga penerangan alamiah memasuki tayangan besar ini.
Di sini kita dapat melihat daratan poster dan baik drop berisi informasi program acara pertunjukan yang sedang dan akan diadakan di Opera House ini. Salah satunya adalah pertunjukan Asian Young Orchestra yang beranggotakan 100 remaja dari berbagai negara Asia termasuk satu dari Indonesia. Saya sendiri akan menonton pertunjukan ini besok di Hong Kong sementara pertunjukan di Zhuhai akan di adalah setelah di Hong Kong.
Selain konser musik, ada program opera, balet, tari, drama musikal serta berbagai seni pertunjukan baik tradisional Tiongkok maupun internasional dan kontemporer.
Di sini juga ada sebuah prasasti besar dari marmer dengan tulisan yang sama seperti di pintu masuk. Ramai pengunjung antre di depan prasasti hanya untuk sejenak berfoto.
Setelah melihat-lihat interior opera House, kami kembali ke halaman depan dan kemudian berjalan menuju ruangan bawah tanah melewati eskalator. Ternyata ini adalah sebuah pusat perbelanjaan yang cukup ramai. Selain itu banyak juga Cafe dan restoran sehingga kami dapat sejenak melepas lelah sambil menikmati minuman dingin atau secangkir kopi.
Selepas istirahat sejenak, kamu mengakhiri jalan-jalan di kawasan ini dengan mampir ke pantai dan menikmati cakrawala berupa perpaduan laut dan langit yang selaras dan serasi, penuh harmoni dan kedamaian.
Yang membedakan Zhuhai dengan Makau atau Hong Kong adalah nuansa lokal yang sangat kental. Disini sejak kemarin saya hampir tidak melihat turis asing dna kebanyakan adalah warga lokal atau mungkin turis dari Asia. Bahkan banyak informasi dan petunjuk yang hanya ditulis dalam bahasa Mandarin.
Jalan -jalan di siang menjelang sore di Zhuhai Grand Theatre ini memberikan kesan yang seakan-akan berwisata ke tempat 3 in 1. Sebuah tempat yang penuh inspirasi menggabungkan seni, arsitektur dan alam.
Ingin lihat videonya, klik di bawah ini :