Informasi Terpercaya Masa Kini

Usulan LPEM UI Dongkrak Pasar Mobil yang Stagnan 1 Juta Unit Selama 1 Dekade

0 32

Peneliti Senior dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Riyanto, mengungkapkan industri otomotif di Indonesia masih tertolong dari ekspornya yang cukup tinggi.

“Ekspor terakhir kita ambil sekarang, sudah 500.000 unit. Jadi ini utilisasi pabrik itu 2,3 juta kapasitasnya, itu tertolong karena ada ekspor,” katanya di acara diskusi otomotif di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

“Kalau market domestiknya enggak naik-naik, hanya satu juta. Maka disebutnya jebakan satu juta unit, kenapa satu juta terus. Seolah-olah, kayaknya angka itu sakral gitu ya, satu juta,” imbuhnya.

Riyanto bilang, pangsa dari GDP industri itu sendiri jadi 18 persen padahal sebelumnya masih 25 persen. Sedangkan kalau mau jadi negara industri minimal harus di angka 30 persen ke atas.

“Kalau mau mengingatkan pendapatan per kapita, harus reindustrialisasi. Itu bisa naik 6 persen, tapi kan itu kapan? Pasti solusi jangka panjang,” pungkasnya.

Sementara kelompok yang paling bisa membeli mobil ini adalah kelompok elite dan kelompok makmur. Kemudian dari data yang dipaparkan Riyanto, kelompok upper-middle itu sekarang, jumlahnya pada tahun 2022 ada 18 juta rumah tangga.

“Kalau kelompok ini saja, 10 persen bagian atasnya itu didongkrak sedikit, bisa ini jualan kita pasti naik. Jadi, kelompok upper-middle yang jumlahnya 18 juta itu punya potensi,” ujarnya.

“Mungkin sekarang (kelompok upper-middle) masih pakai sepeda motor. Kalau pun bisa menjangkau, kelompok-kelompok ini memang segmen mobilnya yang entry low, LCGC atau segmen A, mungkin segmen B yang harganya masih di bawah sekitar 200, 250, 300 lah,” tukasnya.

Lebih lanjut Riyanto menjelaskan, kelompok tersebut bisa menaikkan pendapatan per kapita kalau pertumbuhan ekonominya bisa 6 sampai 7 persen untuk jangka panjang. Jangka pendeknya kalau dilihat dari sisi harga mobil melalui komponen pajak.

“Komponen pajak kita itu sekarang 40 persen, kalau di yang segmen B itu 100 persen kan dari harga OTR-nya. Kasusnya seperti waktu Covid ya, PPnBM tahun 2021, itu kan dari sekitar 500 ribu bisa naik langsung 18 ribu unit gitu ya,” tukasnya.

Saat itu, Riyanto mengungkapkan PPnBM banyak yang mengasumsikan subsidi untuk orang kaya. “Kalau dibilang orang kaya, enggak lah kelompok menengah juga mungkin sudah menjangkau kendaraan roda empat,” kata Riyanto.

Selain itu pemerintah juga sempat mencanangkan program mobil murah. Dan sangat memungkinkan kalau dilakukan penyegaran kembali.

“Sekarang harganya sudah Rp 200 juta, sudah bukan LCGC ini perlu program seperti itu. Harus ada diskusi dengan pemerintah, bagaimana ambil program tahun 2004 kekuatan program mobil murah kan akhirnya terwujud dengan LCGC di tahun 2013,” jelasnya.

Yang terdekat, Riyanto menyarankan produsen memberikan diskon, di GIIAS. Program-program seperti itu mendorong market sebenarnya. Seperti pameran, pemberian diskon, dan sebagainya,” tuntasnya.

Leave a comment