Tepuk Tangan Reza Indragiri Sanjung Kompol Agus Mujianto,Sosok yang Manusiakan Pegi di Tahanan
TRIBUNJAKARTA.COM – Sosok Kompol Agus Mujianto seolah menjadi oase di tengah badai kritikan publik kepada Polda Jawa Barat (Jabar) terkait amburadulnya penanganan Kasus Vina Cirebon.
Kebaikan Wadir Tahiti Polda Jabar tersebut membekas di benak Pegi Setiawan.
Bahkan, mereka berdua menjadi akrab.
Cerita Pegi soal sosok Agus membuat ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel sampai bertepuk tangan dan menyanjungnya.
Awalnya, Reza bertanya siapa sosok yang memberitahukan Pegi soal hasil putusan praperadilan yang menyatakan dirinya bebas.
Pegi Setiawan, yang menilai pertanyaan Reza itu menarik, mulai bercerita.
Sosok yang memberitahu pertama kali ke Pegi bernama Agus Mujianto yang bertugas sebagai Wadir Tahiti (Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti).
Polisi berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) tersebut awalnya mendatangi Pegi yang hendak salat dzuhur.
Agus tiba-tiba langsung memberikan ucapan selamat tanpa memberitahu alasannya.
Pegi bertanya-tanya dalam hati maksud dari ucapan Agus Mujianto.
Agus kemudian memberitahu soal hasil putusan praperadilan yang berlangsung tadi pagi Senin (8/7/2024).
“Dia memberitahu bahwa sudah ada putusan bahwa kamu pulang, terus beliau ngomong kayak gitu sama saya, beliau langsung mengungkapkan sama yang lain, untuk yang lain kalau kalian benar, pertahankan kebenaran, kalau kalian salah kalian harus akui kesalahan kalian,” cerita Pegi seperti dilansir dari Diskursus Net di Youtube yang tayang pada Jumat (13/7/2024).
Mendengar cerita Pegi, Reza Indragiri sampai bertepuk tangan tersanjung dengan sosok Wadir Tahiti Polda Jabar tersebut.
“Ini Pegi salah satu contoh terbaik dan ini motivasi buat kalian semua biar kalian semua bisa lebih baik ke depannya,” ujar Pegi menirukan ucapan Kompol Agus.
Kompol Agus bersama dengan tahanan lain kemudian bertepuk tangan sembari melantunkan salawatan ke arah Pegi.
Reza Indragiri memuji dengan sosok Agus usai mendengar cerita perlakuannya terhadap Pegi.
“Cerita ini penting, karena netizen sudah kadung mencap Polda Jabar dengan segala macam sebutan negatif, tapi ini kan jadi bukti bahwa tetap ada cerita polisi yang baik,” kata Reza.
Menurutnya, sosok Agus Mujianto layak mendapatkan penghargaan karena perlakuannya terhadap Pegi dan para tahanan lainnya.
“Orang kayak gini harus dapat penghargaan, polisi-polisi yang bandel, yang tidak profesional harus dapat sanksi sebaliknya polisi yang luhur memotivasi para tahanan, memanusiakan para tahanan, harus dapat penghargaan,” ucapnya.
Pegi pun mengacungi jempol sosok Agus yang telah menjadi teman akrabnya selama di tahanan.
Tak seperti perlakuan penyidik terhadapnya saat pertama kali ditangkap, perlakuan Agus terhadap Pegi berbanding 180 derajat.
“Beliau kalau kunjungan ke tahanan selalu memberikan motivasi biar tahanan semakin bangkit semakin kompak gitu. Bagus,” pungkasnya.
Mata dilakban dan dipukul
Pegi Setiawan, pria si paling viral belakangan ini karena dinyatakan bebas dari praperadilan, kembali membongkar perlakuan tak manusiawi oleh pihak Polda Jawa Barat (Jabar).
Saat pertama kali ditangkap, pemuda asal Desa Kepongpongan Cirebon tersebut mengaku ditutup kedua matanya oleh lakban sebelum dibawa ke Polda Jabar.
Cerita itu berawal ketika Pegi ditangkap di Bandung pada tanggal 21 Mei 2024 menjelang maghrib.
Ia lalu ditahan di Polsek Bojongloa Kaler Kota Bandung.
“Abis dari Polsek, mata ditutup lakban langsung dibawa ke Polda Jabar,” kata Pegi seperti dilansir dai iNews yang tayang pada Kamis (11/7/2024).
Setelah tiba di Polda Jabar, Pegi pertama kali mendapatkan penyiksaan di awal penyidikan.
“Dipukul bagian mata, dan diinjek kaki bagian paha kemudian kepala saya sempet dikresek warna hitam,” tambahnya.
Selain dilakban, mata Pegi Setiawan pernah dipukul penyidik saat pertama kali menjalani pemeriksaan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Barat setelah ditangkap di Bandung.
“Saya pernah dipukul di bagian mata,” kata Pegi dalam konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, selepas bebas dari tahanan, Senin (8/7/2024) malam, seperti ditayangkan Kompas TV.
“(Pemukul) itu salah satu penguasa gedung (tahanan) itu. Yang di penyidik, ibaratnya penguasa, polisi,” sambungnya.
Beberapa orang yang menjadi kuasa hukum Pegi disebut sempat melihat bekas pemukulan di matanya.
Peristiwa itu terjadi sebelum ada kuasa hukum yang mendampinginya.
Pegi juga mengaku pernah dibekap wajahnya dengan kantong plastik. Perlakuan itu diterima setelah ibu dan kuasa hukumnya datang.
“Sempat ada penyidik masukin kresek ke muka saya. Enggak lama, cuma saya enggak bisa napas. Saya berontak, mereka buka lagi,” sebutnya.
Tidak hanya itu, Pegi mengaku juga mendapatkan intimidasi verbal dari polisi. Dia merasa dipaksa agar mengakui telah membunuh Vina dan Eky di Cirebon pada 2016.
Intimidasi itu sampai membuat Pegi tidak bisa tidur.
“Dua malam enggak tidur. Selama dua malam mental saya jatuh,” ungkapnya.
Ikhlaskan sang penyidik
Pegi Setiawan sempat mendapatkan ucapan ‘selamat datang’ berupa pukulan dari penyidik Polda Jawa Barat (Jabar) saat pertama kali ditangkap.
Kendati mendapatkan kekerasan fisik dari oknum penyidik Polda Jabar, Pegi mengaku sudah melupakannya.
Ia mengikhlaskan kejadian yang dialaminya itu dan tak berniat memperpanjang persoalan.
“Waktu yang pertama itu, saya udah melupakan itu, karena itu wajar lah biasa, saya udah mengikhlaskan karena ya mungkin ada kewajaran lah mungkin,” ujar Pegi seperti dilansir dari Sapa Indonesia Malam yang tayang di Kompas TV pada Selasa (9/7/2024) malam.
Toh, kekerasan yang dialaminya, kata Pegi, hanya terjadi sekali dan tidak membuatnya babak belur seperti 8 terpidana lainnya.
Selebihnya, selama ditahan, ia mendapatkan perlakuan baik dari pihak kepolisian.
“Setelah itu ditahan di ruang Dihtahti Polda Jabar itu sama sekali tidak ada pemukulan, tidak ada kekerasan. Mereka menyambut dengan baik, membiarkan saya pulang dengan baik perpisahan dengan baik. Pawas-pawas itu sangat baik sekali,” jelasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya