Informasi Terpercaya Masa Kini

Cerita Asmirandah Batasi Anaknya Main Gadget

0 33

Gadget atau gawai merupakan salah satu barang yang kini tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Lewat gadget, siapa pun bisa saling berkirim pesan, telepon, video call, maupun menggunakan aplikasi-aplikasi yang sesuai dengan tujuannya. Namun, penggunaan gadget pada anak-anak khususnya, perlu menjadi perhatian orang tua.

Hal ini juga dilakukan oleh selebriti yang juga seorang ibu, Asmirandah, terhadap anaknya, Chloe Emmanuelle Van Wattimena.

Tapi sebelum membahas apa yang dilakukan Asmirandah, yuk simak penjelasan Psikolog Anak, Irma Gustiana Andriani, S.Psi, M.Psi, soal kenapa penggunaan gadget perlu dibatasi.

Irma menjelaskan, sebenarnya gadget dan media sosial bisa memberikan efek positif pada anak jika digunakan dengan tepat. Misalnya, didampingi oleh orang tua, aplikasi dan konten yang telah dikurasi, hingga durasi bermain gadget yang sesuai dengan usianya.

Selain itu, perkembangan anak tetap bisa dimaksimalkan dengan diberi ruang eksplorasi untuk mengasah kemampuan sensorik, motorik, dan emosionalnya.

“Bermain secara langsung membuat anak-anak lebih mudah mengintegrasikan semua indera mereka yang mendukung tumbuh kembang optimal, mulai dari kemampuan sensorik, motorik hingga emosional mereka,” ucap psikolog yang akrab disapa Ayank itu dalam acara Explore Wonderland yang diselenggarakan Tempo Scan Group di Summarecon Mall Bekasi, Jumat (12/7).

Namun sebaliknya, perkembangan anak justru akan terdampak buruk bila seluruh aspek di atas tidak diterapkan pada anak. Bahkan, bukan tidak mungkin dapat memengaruhi perkembangan motorik, bahasa, hingga sosial.

Apa saja perubahan anak yang dapat terjadi bila terlalu sering bermain gadget?

– Perkembangan Motorik Terhambat

Ayank menjelaskan, perkembangan motorik si kecil yang terpapar gadget dalam intensitas sangat banyak dapat memengaruhi perkembangan motoriknya.

“Ingat, kalau dari usia balita sudah terbiasa dengan tablet yang digunakan, maka motorik yang bekerja hanya bagian jari jempol dan telunjuk. Padahal, kalau bicara perkembangan motorik itu semestinya dapat memperkuat otot-otot lain di tangan hingga punggung,” jelas Ayank.

Paparan gadget yang berlebihan dan membuat motoriknya terbatas itu bukan tidak mungkin membuat anak jadi frustrasi ketika belajar menulis. Sebab, Ayank menyebut otot tangan anak tidak kuat, dan pada akhirnya menimbulkan emosional dan tantrum, Moms.

– Pengaruhi Kemampuan Bahasa

Tahu enggak, Moms, sebenarnya anak diberi kemampuan untuk bisa menyerap berbagai bahasa bila diajarkan sejak kecil? Ini dapat terwujud selama anak tidak memiliki riwayat keterlambatan dalam kemampuan berbahasa dan berbicara.

Namun, ketika anak yang terpapar gadget berlebihan dan tidak diasah kemampuan bahasanya, maka ini sulit terwujud. Apalagi, kebanyakan gadget bersifat satu arah dan tidak interaktif, membuat anak jadi tidak belajar emosi yang baik, yang pada akhirnya akan menyebabkan ia mengalami kendala dalam perkembangan bahasa.

– Sulit Beradaptasi

Karena waktunya banyak dihabiskan untuk bermain gadget, anak pun cenderung akan sibuk sendiri dan mengisolasi dirinya. Imbasnya, ia jadi tidak bergaul dengan teman-teman seusianya maupun beraktivitas di luar ruangan.

“Kemampuan sosial anak yang banyak terpapar gadget cenderung sulit beradaptasi. Artinya, anak harus belajar sosialisasi. Enggak apa-apa sekolah usia dini untuk melatih social skill, karena inilah dasar perkembangan positif seorang anak,” tutur Ayank.

Pengalaman Asmirandah yang Batasi Penggunaan Gadget pada Anaknya

Tantangan dunia digital yang semakin berkembang juga diantisipasi oleh aktris Asmirandah. Ia ingin putrinya, Chloe Emmanuelle Van Wattimena, tetap mengenal dunia digital yang bisa didapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun, ia menerapkan pembatasan screen time agar kelak Chloe tidak ketergantungan menggunakan gadget.

“Aku bersyukur Chloe lolos dari ketergantungan gadget. Aku batasi screen time, bisa dihitung bukan berapa kali sehari, tapi dalam bulan. Tapi, aku tetap perkenalkan fungsi gadget itu untuk apa. Misalnya, chatting, video call dengan keluarga, foto, video,” cerita Asmirandah.

Istri Jonas Rivanno itu tidak memungkiri membatasi penggunaan gadget pada anaknya bukanlah hal mudah. Dan dibutuhkan komitmen bersama agar orang dewasa dapat memberikan contoh menggunakan gadget dengan tepat.

“Sekarang Chloe jadi suka mengingatkan kita kalau ada yang main gadget. Dan aku juga biasakan Chloe bermain di luar rumah, bereksplorasi dan berinteraksi dengan teman-teman seusianya,” tutup Asmirandah.

Leave a comment