Pertempuran Sengit Pecah, Tentara Elite Israel Versus Radwan, Pasukan Khusus Hizbullah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pertempuran sengit antara Israel dan Hizbullah pecah di selatan Lebanon. Israel dikabarkan telah menerjunkan tim elit untuk terlibat dalam perang darat.
Aljazirah melaporkan, Isael telah mengirimkan divisi pasukan terjun payung elite mereka, Divisi ke-98. Pasukan ini terlibat dalam pertempuran di Gaza.
“Jadi mereka sudah berjuang keras, meski sekarang sudah kelelahan, setelah satu tahun konflik,” ujar editor Aljazirah.
Israel juga telah mengirimkan brigade lapis baja ke-7, yang juga merupakan puncak dari unit lapis baja mereka.
Brigade ini disebut sangat terlatih. Divisi ini beranggotakan sekitar 12 ribu hingga 14 ribu personel pasukan elite dan akan didukung oleh puluhan tank dan, tentu saja, juga artileri.
“Jadi kekuatan yang sangat dahsyat. Tapi mereka masih menyimpan cukup banyak cadangan kalau-kalau operasinya mendapat masalah,” tulis Aljazirah.
Masalahnya mereka juga akan menghadapi kekuatan tuan rumah Hizbullah, karena sekarang Hizbullah dapat melawan.
Hizbullah memiliki unit pasukan khusus yang disebut Pasukan Radwan yang berfokus terutama pada pertempuran di selatan dan hanya berlatih di lokasi tersebut. “Tentu saja medan pegunungan, medan berbatu, cocok untuk penyergapan dan serangan penembak jitu.”
Pada tahun 2006, hal inilah yang terjadi pada unit-unit Israel yang saat itu belum berpengalaman sehingga erjebak dalam pelatihan Hizbullah dan disergap berkali-kali.
Perdana Menteri Lebanon mengatakan negaranya menghadapi salah satu fase paling berbahaya dalam sejarahnya, dan mendesak PBB untuk memberikan bantuan kepada satu juta orang yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan udara Israel.
“Sekitar satu juta warga kami terpaksa mengungsi karena perang dahsyat yang dilancarkan Israel terhadap Lebanon,” kata Najib Mikati seperti dikutip Kantor Berita Nasional.
“Kami segera menyerukan lebih banyak bantuan untuk memperkuat upaya kami yang sedang berlangsung dalam memberikan dukungan dasar kepada warga sipil yang kehilangan tempat tinggal,” katanya dalam pertemuan dengan perwakilan PBB.