Informasi Terpercaya Masa Kini

Seusai Komandan Rudal,Giliran Kepala Unit Drone Hizbullah Terbunuh Serangan Israel

0 2

Seusai Komandan Rudal, Giliran Kepala Unit Drone Hizbullah Terbunuh Serangan Israel

TRIBUNNEWS.COM – Serangan Israel di pinggiran selatan Beirut pada Kamis (26/9/2024) dilaporkan menewaskan kepala unit pesawat nirawak (drone) Hizbullah, kata kelompok militan dan militer Israel.

Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu menewaskan Mohammed Srur, yang lahir pada tahun 1973 silam.

Baca juga: Hizbullah Babak Belur Dihajar Israel, 1.500 Petempur Luka Serius, Rudal Fire and Forget Capai 100 Km

Militer Israel sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jet tempurnya telah “menargetkan dan melenyapkan” Srur, mengidentifikasi dia sebagai “komandan unit udara Hizbullah”.

Itu adalah serangan keempat dalam seminggu yang menargetkan komandan Hizbullah di daerah yang padat penduduk itu.

Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua orang tewas dalam serangan itu dan 15 orang terluka, “termasuk seorang wanita dalam kondisi kritis”.

“Srur belajar matematika dan termasuk di antara sejumlah penasihat utama yang dikirim oleh Hizbullah ke Yaman untuk melatih pemberontak Houthi di negara itu, yang juga didukung oleh Iran,” kata seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah.

Kantor Berita Nasional resmi Lebanon mengatakan “tiga rudal” menargetkan “sebuah apartemen hunian di gedung 10 lantai”.

Seorang fotografer AFP mengatakan target serangan itu dekat dengan gedung tempat kepala pasukan elite Hizbullah Radwan, Ibrahim Aqil, dan komandan lainnya tewas dalam serangan Jumat lalu.

Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan 55 orang, termasuk tujuh anak-anak.

Baca juga: Pakar Militer Ungkap Cara Israel Merudal Pimpinan Komando Hizbullah di Lantai Dua Bawah Tanah 

Kepala Unit Rudal Hizbullah Tewas

Dalam serangan brutalnya selama sepekan ini, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengklaim, kepala Unit Rudal dan Roket Hizbullah, Ibrahim Qabisi, tewas dalam serangan udara yang menargetkan Dahieh – sebuah basis pertahanan Hizbullah yang diketahui – di ibu kota Lebanon, Beirut.

“Qabisi diserang bersama dengan komando pusat tambahan di Pasukan Rudal dan Roket Hizbullah,” klaim pernyataan tersebut.

Ibrahim Muhammad Qabisi bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1980-an dan sejak itu memegang beberapa peran militer penting dalam organisasi tersebut, termasuk sebagai perwira senior di Unit Operasi Hizbullah di Lebanon selatan dan memimpin Unit Badr di Front Selatan Hizbullah.

Rudal dengan Sistem Fire and Forget 100 Kilometer

Soal serangan agresif Israel dalam sepekan terakhir ke Lebanon Selatan, pakar militer dan ahli strategi asal Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan kalau Israel terus menyerang daerah-daerah penting milik Hizbullah Lebanon.

“Tetapi pasukan darat Israel belum memasuki pinggiran kota Beirut dalam operasi militer, yang menunjukkan bahwa pembunuhan dan pengeboman ke Lebanon sering kali terjadi dari jarak yang mungkin melebihi 100 kilometer,” kata Al-Duwairi dilansir Khaberni, Rabu (25/9/2024).

Dia menambahkan kalau tentara pendudukan Israel masih memfokuskan serangannya di Hermel dan selatan Sungai Litani, dengan fokus pada pembunuhan para pemimpin Hizbullah untuk menyerang sistem komando dan kontrol gerakan tersebut.

Al-Duwairi mencatat, sejauh ini Israel telah berhasil menyerang para pemimpin penting Hizbullah.

Baca juga: 17 Perwira Pasukan Khusus Hizbullah Lenyap Sekali Tepuk, Israel: Unit Elite Radwan Mau Serbu Galilea

Pakar militer tersebut menunjukkan bahwa gempuran di pinggiran Lebanon selatan dilakukan Israel dengan cara serangan jarak jauh.

“Mereka (tentara Israel) mengandalkan serangan dengan rudal “Fire and Forget” yang tepat, yang memiliki jangkauan lebih dari 100 kilometer,” katanya.

Menurut Al-Duwairi, operasi pengeboman di Lebanon Selatan dilakukan berdasarkan informasi intelijen yang akurat dan tepat waktu.

“Seorang agen lapangan digerakkan dalam beberapa menit setelah memperoleh informasi tersebut, dan kemudian pilot meluncurkan rudal setelah mendapatkan informasi tentang lokasi target,” katanya.

Dia menunjukkan bahwa rudal-rudal ini menuju ke sasarannya terlepas dari lokasi atau arah pesawat yang meluncurkannya.

“Hal ini berarti bahwa pesawat tempur Israel tersebut tidak harus memasuki Beirut untuk melakukan operasi tersebut, melainkan hanya perlu meluncurkan rudal dari jarak yang mungkin mencapai 100 kilometer,” kata dia.

Pemimpin Iran Sebut Hizbullah Masih Kuat

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa Hizbullah Lebanon masih berdiri kuat meskipun kehilangan beberapa komandan utamanya akibat serangan Israel.

Khamenei berbicara dalam sebuah pertemuan dengan personel militer pada hari Rabu (25/9/2024).

Pria berusia 85 tahun itu mengatakan bahwa meskipun Hizbullah telah melemah, kelompok itu akan tetap bertahan, Al Jazeera melaporkan.

“Beberapa kekuatan Hizbullah yang efektif dan berharga telah gugur, yang tidak diragukan lagi menyebabkan kerugian bagi Hizbullah, tetapi ini bukanlah jenis kerusakan yang dapat membuat kelompok tersebut bertekuk lutut,” kata Khamenei.

“Kekuatan organisasi dan sumber daya manusia Hizbullah sangat kuat dan tidak akan terpukul secara kritis oleh terbunuhnya seorang komandan senior, meskipun itu jelas merupakan kerugian,” imbuh pemimpin Iran tersebut.

Ia mengakhiri dengan menyatakan bahwa “perlawanan Palestina dan Lebanon akan memperoleh kemenangan akhir.

Pidato itu disampaikan di waktu yang sama saat pemboman Israel yang menargetkan kelompok bersenjata Syiah berlanjut untuk hari ketiga berturut-turut.

Tidak ada de-eskalasi

Hizbullah telah bertukar tembakan hampir setiap hari dengan militer Israel di perbatasan Lebanon-Israel sejak perang di Gaza pecah pada bulan Oktober.

Namun, kekerasan antara keduanya meningkat drastis minggu lalu ketika serangkaian serangan terkoordinasi menyebabkan perangkat elektronik yang digunakan oleh Hizbullah meledak di seluruh Lebanon dan Suriah.

Sabotase yang dipicu dari jarak jauh, yang secara luas disalahkan pada Israel, menewaskan sedikitnya 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang.

Baca juga: Donald Trump Tuduh Iran Jadi Ancaman Besar terhadap Nyawanya

Para analis menyebutnya sebagai perubahan baru yang berbahaya dalam perang siber.

Pada hari Rabu, pesawat tempur Israel mengebom Lebanon untuk hari ketiga.

Serangan udara awal minggu ini menewaskan sedikitnya 558 orang, menandai gelombang kekerasan paling mematikan di Lebanon sejak perang saudara 1975-1990, dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi dari wilayah selatan negara itu.

Sejumlah tokoh senior Hizbullah telah terbunuh dalam kekerasan terbaru, termasuk komandan senior Ibrahim Aqil dan Ibrahim Muhammad Qubaisi.

Sebagai balasan, Hizbullah mengatakan telah menembakkan rudal balistik ke markas besar Mossad Israel di dekat Tel Aviv pada hari Rabu, sebuah serangan yang digambarkan militer Israel sebagai belum pernah terjadi sebelumnya.

Imran Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari kota Marjayoun di Lebanon selatan, mengatakan serangan Israel-Hizbullah tampaknya akan meningkat.

“Tidak ada de-eskalasi. Tidak ada diplomasi. Hanya Hizbullah dan tentara Israel yang saling serang,” lapornya.

“Tentara Israel mengatakan mereka terus menyerang target-target Hizbullah. Dan Hizbullah sebenarnya sedikit meningkatkan serangan dan kami melihat lebih banyak serangan roket daripada yang mungkin kami lihat dalam 24 jam terakhir.”

Menanti gencatan senjata

Dikutip dari Reuters, Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati telah menyatakan harapan bahwa gencatan senjata dapat segera dicapai untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran yang telah mengguncang negaranya dan menimbulkan kekhawatiran akan invasi darat.

Amerika Serikat, Prancis dan beberapa sekutu menyerukan gencatan senjata sementara segera selama 21 hari di perbatasan Israel-Lebanon.

Kekuatan barat juga menyatakan dukungan untuk gencatan senjata di Gaza menyusul diskusi intensif di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu (25/9/2024).

Baca juga: Iran Tolak Permintaan Hizbullah untuk Gabung Serang Israel, Beralasan Waktunya Belum Tepat

(oln/khbrn/rntv/*)

Leave a comment