Informasi Terpercaya Masa Kini

Otto Hasibuan Murka Usai Kekejaman Oknum Penyidik Dibeber di Sidang PK Kasus Vina: Kok Dibiarkan

0 9

SURYA.co.id – Pengacara Otto Hasibuan begitu murka setelah kekejaman oknum polisi diungkap di sidang PK terpidana Kasus Vina Cirebon.

Diketahui, dalam sidang pk Rabu 11 September enam terpidana kasus Vina Cirebon menceritakan detik-detik penyiksaan yang mereka alami saat proses penyidikan polisi .

Salah satu terpidana kasus Vina Cirebon Hadi Saputra mengaku dirinya disiksa secara kejam oleh polisi setelah ditangkap pada 31 Agustus 2016.

“Ada banyak (polisi yang memukul). Pakai tangan, pakai kaki, apa saja yang ada di situ dipakai (memukul),” kata Hadi, dikutip YouTube Nusantara TV.

Mengetahui penyiksaan kejam polisi terhadap enam terpidana kasus Vina Cirebon, selaku pengacara Otto Hasibuan pun murka.

Baca juga: Sepak Terjang Saka Tatal yang Tantang Sumpah Jaksa Jati Pahlevi, Pernah Tantang Iptu Rudiana

Otto Hasibuan mengaku geram dengan tindakan polisi yang melakukan penyiksaan terhadap enam terpidana kasus Vina Cirebon.

“Penyiksaan itu sangat kejam. Balsem disuruh masuk ke alat kelamin, mata disterum, tangan diinjak kursi, minum air kencing, makan dilantai disuruh sendiri,” kata Otto Hasibuan.

“Ini negara apa kalau sampai itu dibiarkan. Ini menyedihkan sekali saya tak terbayang di negara hukum bisa terjadi seperti ini,” tegas Otto Hasibuan.

Otto Hasibuan pun menilai kejadian penyiksaan terhadap enam terpidana kasus Vina Cirebon ini akan semakin memperburuk citra polisi.

“Citra polisi menjadi buruk,” tambah Otto Hasibuan.

Baca juga: Pantesan Iptu Rudiana Ditolak LPSK, Kabiro Beber Penyebabnya, Pitra Romadoni Beri Pembelaan

Oleh sebab itu, Otto Hasibuan pun menginginkan kasus Vina Cirebon ini tidak hanya untuk mengungkap keadilan saja.

Namun jauh dari itu, Otto Hasibuan ingin praktek penyiksaan yang dilakukan polisi terhaap enam terpidana kasus Vina Cirebon tidak terjadi kembali.

“Kami mempunyai beban agar pemerintah membersihkan penyiksaan ini gak boleh lagi terjadi,” pungkas Otto Hasibuan.

Kekejaman Iptu Rudiana Dibongkar

Setelah itu, terungkap peran Iptu Rudiana dalam penyiksaan para terpidana kasus Vina Cirebon pada 2016 silam.

Ternyata, Iptu Rudiana tak hanya membiarkan anak buahnya menyiksa para terpidana kasus Vina Cirebon secara kejam, tapi juga ikut menyiksa. 

Hal ini diungkapkan Saka Tatal saat menjadi saksi di sidang Peninjauan Kembali (PK) terpidana kasus Vina di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon pada Kamis (12/9/2024). 

Saka yang kini bebas setelah dihukum 8 tahun penjara di kasus ini, mengaku masih ingat wajah-wajah polisi yang menyiksanya saat dia berusia 15 tahun di tahun 2016 silam. 

Satu wajah yang tidak pernah dilupakan itu adalah Iptu Rudiana. 

Baca juga: Ingat Ketua RT Abdul Pasren Saksi Kasus Vina Cirebon? Senasib Iptu Rudiana, LPSK Beber Penyebabnya

Saka mengaku dipukul pakai tangan hingga diinjak badannya oleh ayah Eky tersebut. 

“Berapa kali saya lupa karena banyak yang mukul, bisa dibilang 20 orang lebih. Yakin Rudiana ikut melakukan,” kata Saka Tatal. 

Diungkapkan Saka, penyiksaan itu sudah mulai terjadi saat dia dan 8 temannya yang ditangkap anggota Iptu Rudiana masuk ke unit Narkoba Polres Cirebon Kota. 

Saat itu dia tidak tahu apa-apa terkait kasus yang membuat polisi begitu berinngas. 

Diakui, pemeriksaan para tersangka ini dilakukan secara terpisah. 

Saat di ruang unit narkoba Polres Cirebon Kota itu, dia disetrum dan diinjak-injak. 

Alat setrum kotak ada tombolnya seperti charger ponsel yang ditempekan ke seluruh bagian tubuhnya hingga merasakan kesakitan yang luar biasa. 

Tak hanay itu, mata Saka bengap karena ditonjok polisi berpakaian seragam. 

“Saya disuruh mengaku, katanya teman-teman kamu udah pada ngaku. Pak, saya salah apa. 

Saka gak pernah melakukan apapun yang melanggar hukum,” ungkap Saka. 

Saat mau masuk sel, Saka juga dipukul pakai gembok. Dan ketika di dalam sel kepalanya diadu dengan teralis besi. 

Baca juga: Buktikan Kasus Vina Cirebon Bukan Pembunuhan, Otto Hasibuan Ungkap 3 Poin Penting: Kekhilafan Hakim

Selama disel itu Saka mengaku diberi makan, namun nasi yang diberikan itu dilempar ke mukanya sehingga kocar-kacir. 

Setelah itu, dia disuruh memakannya tanpa menggunakan tangan, tapi pakai mulut langsung mengambil di lantai. 

“Kenapa gak pakai tangan?,” tanya kuasa hukum terpidana, Otto Hasibuan. 

“Nanti disiksa lagi, saya udah gak kuat, gak bisa nahan. Yang dewasa udah mengakui,” ungkap Saka sambil menangis. 

Saka juga mengungkap perlakuan polisi yang menjepit tangannya pakai kursi besi hingga membuat tangannya bengkok. 

Mendengar hal itu, ketua majelis hakim Arie Ferdian langsung meminta Saka maju ke depan menunjukkan kondisi tangannya yang bengkok. 

“Ini dinjek pakai kursi besi, di atasnya ada orangnya,” ungkap Saka.

Pengakuan Saka sempat membuat Otto Hasibuan tak tahan dan menghentikan pertanyaannya beberapa saat. 

Saat itu Saka mengaku dipaksa membalsem mata dan kemaluannya dengan balsem dan cabe kering oleh oknum polisi. 

“Posisi waktu di dalam sel. Sama cabe kering ke alat kelamin. Kalau gak mau disiksa lagi,” ungkap Saka. 

Tak hanya itu, Saka juga mengaku diberi satu botol air kencing untuk diminum bersama terpidana lainnya.

 “Air kencing satu botol besar, disuruh minum,” ungkap Saka hingga membuat Otto terdiam menahan tangis. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Leave a comment