Aksi Nekat Bajak Laut Somalia Serang 2 Kapal Perang AS Pakai Peluncur Roket
KOMPAS.com – Dua kapal perang Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) pernah diserang oleh sekelompok bajak laut di lepas Pantai Somalia pada Sabtu (18/3/2006).
Aksi nekat bajak laut tersebut menyasar kapal perusak berpeluru kendali USS Gonzales dan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Cape St George.
Merujuk pemberitaan NBC pada Minggu (19/3/2006), AL AS yang mengetahui kapalnya diserang tidak tinggal diam dan langsung menyerang balik bajak laut.
Kontak tembak antara AL AS dengan bajak laut tak terhindarkan. Peristiwa ini menyebabkan satu bajak laut tewas dan lima lainnya terluka.
Lantas, bagaimana kisah bajak laut nekat menyerang kapal perang AS?
Baca juga: Drama Pembajakan Maersk Alabama: Awak Kapal dan Bajak Laut Saling Sandera, Navy Seal Turun Tangan
Kronologi bajak laut serang kapal perang AS
Serangan terhadap kapal perang AS di lepas Pantai Somalia terjadi pada Sabtu pukul 05.40 waktu setempat.
Serangan bermula ketika USS Gonzales dan USS Cape St George melakukan patroli.
Kedua kapal tergabung dalam Tugas Gabungan 150, gugus tugas koalisi maritim yang saat itu dipimpin Komodor AL Kerajaan Belanda, Hank Ort.
Pada saat itu, AL AS melihat sebuah kapal nelayan dengan panjang 30 kaki atau sekitar 9,1 meter sedang menarik perahu kecil.
Mereka melihat bajak laut membawa beberapa senjata, seperti peluncur granat berpeluncur roket.
Dilansir dari CBS, Sabtu (18/3/2006), saat bajak laut mengetahui keberadaan USS Gonzales dan USS Cape St George, mereka mulai melepaskan tembakan ke arah kapal perang.
Baca juga: Mengenal Ching Shih dan Cheng I, Pasangan Bajak Laut Paling Terkenal di Dunia
Tembakan dari bajak laut langsung dibalas oleh USS Gonzales dan USS Cape St George menggunakan senapan mesin.
Kontak tembak antara AL AS dengan bajak laut menyebabkan satu perompak tewas dan lima pelaku lainnya terluka.
Juru bicara Armada ke-5 AL AS Letnan Charlie Brown mengatakan, pihaknya mengamankan 12 bajak laut sekaligus menyita peluncur roket dan senjata otomatis.
Sebelum serangan terjadi, Organisasi Maritim Internasional telah memperingatkan kapal-kapal agar menjauh dari lepas pantai Somalia karena rawan serangan bajak laut.
Serangan bajak laut tersebut merupakan dampak dari kekacauan yang melanda Somalia karena negara ini tidak memiliki pemerintahan yang sah sejak tahun 1991.
Pemerintahan Somalia tumbang ketika para panglima perang menggulingkan kediktatoran, namun kemudian mereka saling bermusuhan.
Pada Rabu (15/3/2006), Dewan Keamanan PBB mendorong pasukan AS yang beroperasi di lepas Pantai Somalia untuk mengambil tindakan terhadap dugaan pembajakan.
Serangan bajak laut terhadap kapal bantuan telah menghambat upaya PBB untuk memberikan bantuan kepada para korban kekeringan parah di wilayah tersebut.
Baca juga: 5 Bajak Laut Wanita yang Pernah Tercatat dalam Sejarah