4 Kelompok Orang yang Disarankan Tidak Makan Semangka, Apa Risikonya?
KOMPAS.com – Semangka adalah buah kaya air yang dapat membantu menghidrasi tubuh di tengah cuaca panas.
Selain itu, semangka juga mengandung banyak nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia.
Penelitian dalam jurnal Nutrients (2022) menemukan, 100 gram semangka memasok tubuh dengan 112 miligram kalium, 8 miligram vitamin C, 10 miligram magnesium, dam 0,4 gram serat.
Bahkan, para peneliti mengungkapkan, mereka yang teratur makan semangka cenderung memiliki pola makan lebih sehat secara keseluruhan.
Sayangnya, tidak semua orang dapat mengonsumsi semangka dengan bebas tanpa khawatir efek samping.
Lalu, siapa saja yang tidak boleh makan semangka?
Baca juga: Semangka Punya Sejumlah Efek Samping, Berapa Batas Aman Konsumsinya?
Kelompok orang tidak boleh makan semangka
Orang dengan kondisi tertentu disarankan untuk tidak mengonsumsi semangka agar kesehatan tubuh tetap terjaga.
Terlebih, makan semangka berlebihan memang dapat menimbulkan beberapa efek samping yang tidak terduga.
Guna menghindari risiko, berikut sejumlah kelompok yang sebaiknya tidak mengonsumsi semangka:
1. Penderita IBS
Dilansir dari laman Health Digest, penderita sindrom iritasi usus besar (IBS) disarankan tidak mengonsumsi semangka sama sekali.
IBS adalah gangguan umum yang memengaruhi saluran pencernaan, terutama usus besar, dengan gejala meliputi sakit perut, diare, kembung, atau sembelit.
Para ahli di NYU Langone Health menjelaskan, semangka mengandung gula alami bernama fruktosa yang tinggi.
Disebut juga sebagai gula buah, asupan fruktosa dalam jumlah tinggi berpotensi memperburuk gejala IBS pada penderita.
Meski penyebabnya masih belum jelas, sebuah laporan penelitian dalam Medical Hypotheses (2015) menyatakan, IBS tampak berhubungan dengan malabsorpsi atau penurunan kemampuan tubuh untuk menyerap fruktosa.
Namun, lantaran kapasitas penyerapan fruktosa setiap manusia berbeda, beberapa orang mungkin dapat menoleransi lebih dari 30 gram fruktosa.
Sebaliknya, sekelompok orang lainnya mungkin hanya mampu menyerap hingga 5 gram fruktosa termasuk yang terkandung dalam semangka.
Konsumsi semangka oleh kelompok orang tersebut pun berpotensi memperburuk gejala masalah pencernaan yang diidap penderita IBS.
Baca juga: 6 Kelompok Orang yang Sebaiknya Tidak Makan Nanas, Siapa Saja?
2. Penderita diabetes
Kondisi kesehatan yang disarankan untuk tidak mengonsumsi semangka selanjutnya adalah orang dengan gula darah tinggi dan diabetes.
Gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi yang terjadi saat gula darah atau glukosa (karbohidrat sederhana) dalam darah terlalu banyak.
Sementara itu, diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kinerja insulin yang tidak optimal.
Mengonsumsi semangka dalam jumlah sedang memang tidak akan menimbulkan risiko kesehatan serius bagi kebanyakan orang.
Namun, efek samping berbeda mungkin dirasakan oleh mereka yang memiliki gula darah tinggi atau mengidap penyakit diabetes.
Disadur dari Medical News Today, semangka masuk dalam jajaran buah dengan kandungan gula alami yang cukup tinggi.
Penderita diabetes pun harus memperhitungkan jenis karbohidrat ini dalam rencana makanan harian agar kadar gula darah tidak melonjak tiba-tiba.
Jika masih ingin menikmati buah ini, pastikan untuk hanya mengonsumsi buah segar daripada jus atau olahan lainnya.
Hal tersebut dikarenakan olahan jus menghilangkan kandungan serat. Akibatnya, gula lebih mudah diserap tubuh, yang dapat meningkatkan risiko lonjakan glukosa.
Baca juga: 5 Kelompok Orang yang Sebaiknya Tidak Makan Sawo, Apa Risikonya?
3. Orang yang alergi
Beberapa orang mungkin mengalami gejala reaksi alergi, seperti gatal-gatal, pembengkakan, dan kesulitan bernapas setelah mengonsumsi semangka.
Orang dengan kondisi kesehatan tersebut tidak boleh mengonsumsi semangka lantaran dapat berpotensi menyebabkan anafilaksis.
Anafilaksis sendiri merupakan suatu reaksi alergi parah dan berpotensi mengancam nyawa yang dapat menyerang hanya dalam hitungan detik atau menit sejak terpapar alergen.
Gejala masalah kesehatan ini umumnya termasuk ruam kulit, mual, muntah, kesulitan bernapas, dan syok.
4. Penderita penyakit ginjal kronis
Dikutip dari laman Healthline, kandungan kalium yang tinggi pada semangka dikaitkan dengan kondisi bernama hiperkalemia.
Kondisi saat kadar kalium dalam darah terlalu tinggi tersebut ditandai dengan detak jantung yang lambat, tekanan darah rendah, serta otot terasa lemah.
Namun, secara umum, seseorang harus mengonsumsi satu buah semangka utuh agar melebihi jumlah kalium yang dianjurkan per hari.
Terlebih, pada orang normal, ginjal membantu membuang kelebihan kalium dalam darah dan mengeluarkannya melalui urine, sehingga masih aman untuk mengonsumsi semangka.
Sayangnya, makan semangka perlu diperhatikan oleh penderita ginjal kronis yang organnya tidak mampu menghilangkan kelebihan kalium dalam aliran darah.
Hiperkalemia yang tidak diobati dapat mengganggu sinyal listrik pada otot jantung, yang meningkatkan risiko terkena irama jantung abnormal.
Oleh sebab itu, guna menghindari risiko kesehatan, penderita penyakit ginjal kronis maupun tiga kelompok orang di atas disarankan untuk tidak makan semangka.