Informasi Terpercaya Masa Kini

Deretan Kebiasaan Unik Orang Indonesia yang Dianggap Aneh Oleh Orang Asing

0 16

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia merupakan negara kepulauan dengan masyarakat yang unik dan beragam.

Meskipun beragam, faktanya orang Indonesia memiliki beberapa kebiasaan unik yang tidak dilakukan oleh orang di negara lain.

Mulai dari budaya salim hingga kebiasaan “jam karet”, berikut deretan kebiasaan unik orang Indonesia yang bikin orang luar negeri kebingungan, dilansir dari Life in big tent:

Baca Juga : Cara Mengurangi Kebiasaan Mendengkur Saat Tidur

1. Salim atau cium tangan sebagai rasa hormat

Orang Indonesia akan menunjukkan rasa hormatnya kepada orang tua dengan memegang tangannya dan menyentuhkannya ke kening. Kegiatan tersebut biasa disebut “salim”.

2. Memperhatikan dan meminta foto dengan bule

Orang Indonesia cenderung memperhatikan bule yang sedang berkeliaran di jalanan atau tempat umum. Bukan bermaksud tidak sopan, tetapi hal tersebut sering dilakukan ketika orang Indonesia melihat orang asing sedang melintas. Bahkan, banyak dari mereka yang meminta foto kepada para orang asing–meskipun orang tersebut bukanlah tokoh terkenal.

Baca Juga : : Bahaya, Kebiasaan Ini Bisa Sebabkan Anak Kena Infeksi Saluran Kemih

3. “Besok” tidak selalu berarti besok

Jika Anda ingin menentukan waktu untuk bertemu dengan sesama orang Indonesia, banyak dari mereka yang akan mengatakan kata “besok”. Namun, waktu yang dimaksud tidak selalu berarti satu hari setelah kata tersebut diucapkan. Jika Anda mengatakan “Besok kita makan bersama”, maka kalimat tersebut dapat berarti “Kita makan bersama besok” atau “Kita makan bersama pada hari tertentu di masa depan”. Hal ini juga berlaku dengan penggunaan kata “kemarin”. Semuanya tergantung pada konteks kalimat.

4. Menjelaskan petunjuk arah dengan arah mata angin

Di Yogyakarta, orang-orang akan mengarahkan Anda menggunakan arah mata angin. Jika Anda bertanya bagaimana cara menuju tempat tertentu, orang Yogyakarta akan cenderung menggunakan utara, timur, selatan, dan barat. Masing-masing arah merujuk pada tempat tertentu, seperti utara (arah ke Merapi), selatan (arah ke Parangtritis), barat (arah ke Kulon Progo atau matahari terbenam), dan timur (arah ke Solo atau matahari terbit).

Baca Juga : : 5 Kebiasaan yang Perlu Diajarkan kepada Anak Sejak Kecil

5. Masuk angin dan kerokan

Jika Anda sedang merasa kurang enak badan, salah satu penyebab yang sering dikaitkan adalah masuk angin. Selain itu, beberapa orang juga masih melakukan kerokan saat mereka sakit, yaitu kegiatan menggaruk badan bagian belakang menggunakan uang logam–untuk mengeluarkan angin dari dalam tubuh.

6. Kamar mandi yang basah

Kamar mandi tradisional di Indonesia biasanya menggunakan bak air bersih dan gayung plastik. Saat mandi, orang Indonesia akan mengambil air dari bak tersebut dan membilaskannya ke tubuh–sambil berdiri di lantai kamar mandi. Hal tersebut membuat lantai kamar mandi menjadi basah. Hal tersebut merupakan hal yang normal di Indonesia.

7. Budaya makan dengan tangan dan lesehan

Kebanyakan orang Indonesia menggunakan tangan untuk makan–tanpa sendok atau alat makan lainnya. Bagi sebagian orang, makan dengan tangan akan terasa lebih nikmat. Selain itu, orang Indonesia juga memiliki budaya lesehan, yaitu makan di atas tikar anyaman dan tanpa kursi.

8. Belum makan jika belum makan nasi

Nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia. Maka dari itu, beberapa orang Indonesia akan mengatakan “belum makan” jika mereka belum memakan nasi–sekalipun sudah memakan makanan ringan atau makanan berat selain nasi.

9. Menggunakan toilet jongkok dan tidak menggunakan tisu

Banyak tempat di Indonesia yang masih menggunakan toilet jongkok. Toilet tersebut pun tidak memiliki sistem pembilasan, sehingga Anda harus menggunakan air dari wadah tertentu–seperti bak atau ember. Selain itu, orang Indonesia juga tidak menggunakan tisu toilet setelah buang air. Mereka akan membersihkan diri dengan dengan air dan sabun.

10. Budaya jam karet

Banyak dari orang Indonesia yang masih membudayakan “jam karet” saat ingin bertemu dengan orang lain. Jika Anda setuju untuk bertemu pada jam satu siang, beberapa dari mereka justru datang jam dua siang. Bagi beberapa orang, ketepatan waktu tidaklah begitu penting. (Rafi Abid Wibisono)

Leave a comment