Diet Intermittent Tidak Berhasil? Mungkin Gara-gara 6 Alasan ini
Jakarta: Intermittent fasting atau diet intermittent merupakan salah satu metode diet yang cukup banyak dilakukan oleh orang-orang. Metode diet ini dinilai efektif, tetapi ada beberapa yang merasakan tidak berhasil. Apa alasannya?
Intermittent fasting adalah metode diet yang dilakukan dengan berpuasa dalam kurun waktu tertentu. Jangka waktu puasa yang umumnya diterapkan dalam program intermittent fasting adalah 12 sampai dengan 40 jam.
Diet intermittent fasting berbeda dengan metode diet lainnya yang perlu membatasi atau mengurangi konsumsi makanan tertentu. Metode diet ini membolehkan kamu untuk mengonsumsi makanan sehat dengan porsi normal setelah berpuasa selama kurun waktu tertentu.
Namun, ketika kamu sedang berpuasa, bukan semata-mata menahan lapar dan minum. Kamu tetap diperbolehkan minum air mineral atau minuman bebas kalori lainnya, untuk mengganjal rasa lapar yang mungkin bisa datang.
Intermittent fasting sendiri terdiri atas dua metode. Metodenya antara lain:
– Metode 16/8
Diet ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan bentuk yang paling umum dilakukan oleh masyarakat adalah metode 16/8. Diet ini membagi hari menjadi dua bagian, yaitu jendela makan 8 jam dan jendela puasa 16 jam.
– Metode 5:2
Di sini, kamu memiliki pola makan normal lima hari seminggu. Selama dua hari berikutnya, mengurangi asupan kalori secara drastis menjadi 500-600 kalori sepanjang hari.
Baca juga: Tahun Baru, Resolusi Baru! 5 Tips Diet agar Berhasil
Kenapa intermittent fasting bisa tidak berpengaruh saat diet berlangsung?
Meskipun sudah banyak testimoni melakukan intermittent fasting merupakan metode diet ampuh, tetapi tak sedikit orang merasakan kegagalannya. Menurut Ahli Gizi Garima Goyal mengatakan kepada Healthshots, ada enam alasan mengapa metode diet ini tidak ampuh, antara lain:
1. Tidak konsisten
Jika kamu terus melakukan cheating day dalam asupan makanan sehari-hari selama intermittent fasting, maka ucapkan selamat tinggal! Karena metode diet ini membutuhkan konsisten dalam menjalankannya.
2. Kualitas pola makan
Kamu perlu memerhatikan ketika sedang diet. Nutrisi di dalam makanan sangat diperlukan, bukan hanya pada patokan jumlah kalori. Jadi, pastikan makanan yang dikonsumsi kaya akan nutrisi dan kalori cukup.
3. Makan berlebihan
Pada dasarnya diet adalah menjaga asupan kalori secara konsisten dengan nutrisi makanan yang baik. Namun, jika kamu ingin puasa diet seperti ini, tetapi dengan membalas mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, tidak akan pernah berhasil.
4. Dehidrasi
Asupan air dalam jumlah yang tidak mencukupi selama periode puasa dapat membuat tubuh dehidrasi dan meniadakan efek intermittent fasting. Jadi, sebaiknya untuk tetap terhidrasi.
5. Melewatkan waktu makan
Jadwal makan sangat diperlukan ketika intermittent fasting. Cukup makan 2-3 kali makan besar dan 1-2 kali makanan ringan atau snack. Makan lebih sedikit tidak akan membantu dalam intermittent fasting.
6. Perhitungan kalori
Sejatinya, diet yang berhasil adalah menetapkan asupan kalori dan menjalaninya dengan konsisten. Maka dari itu, penting untuk memantau jumlah kalori yang masuk ketika tengah menjalani diet, agar tidak salah dan berujung gagal.
Apa yang harus dilakukan agar intermittent fasting berhasil?
Tak ada yang tak mungkin! Intermittent fasting dapat kamu lakukan dan berhasil jika menggunakan cara-cara berikut, antara lain:
– Memilih jenis intermittent fasting sesuai kemampuan.
– Memantau jumlah kalori selama diet berlangsung.
– Cakupan asupan nutrisi yang baik, khususnya kaya akan serat.
– Konsisten dalam melakukannya.