Jerman Kecam Kunjungan ‘Provokasi’ Ben-Gvir ke Al-Aqsa
Pemerintah Jerman menuduh Menteri Israel Itamar Ben-Gvir “bermain dengan api” setelah ia memimpin ratusan warga Yahudi mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa.
Jerman mengikuti gelombang kecaman internasional terhadap tindakan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir setelah ia memimpin ratusan pendukung ultranasionalis religius berkunjung ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
Kompleks tersebut adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan tersuci dalam Yudaisme karena dua kuil Yahudi pernah berdiri di sana.
Ben-Gvir, yang pernah mengunjungi situs tersebut sebelumnya, mengkritik kesepakatan dengan otoritas muslim yang mengelolanya sebagai “rasis” dan anti-Yahudi. Biasanya, umat Yahudi dan non-muslim lainnya hanya diizinkan mengunjungi pada waktu-waktu tertentu, tanpa menampilkan simbol agama atau berdoa di situs tersebut.
Warga Palestina khawatir bahwa Israel, yang bertanggung jawab atas keamanan di situs suci tersebut, berencana memperluas kontrolnya di sana.
Selama kunjungannya pada hari Selasa (13/08) ke situs tersebut, yang disebut Yahudi sebagai Temple Mount, Ben-Gvir menyerukan agar umat Yahudi diizinkan berdoa di sana. Ditemani oleh ratusan warga Yahudi yang sebagian besar berhaluan religius dan ultranasionalis, Ben-Gvir juga menentang negosiasi dengan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di wilayah Palestina tersebut.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Menuai kecaman internasional
Kunjungan politisi sayap kanan ekstrem Israel ini yang dilakukan di tengah perang Israel selama 10 bulan dengan Hamas, menuai kecaman tajam tidak hanya dari negara-negara mayoritas muslim, tetapi juga dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB.
Jerman mengatakan, tindakan Ben-Gvir merupakan provokasi dalam dari ketegangan yang sudah terjadi di situs tersebut.
“Kami berharap pemerintah Israel menghentikan provokasi yang disengaja tersebut. Terutama dalam situasi saat ini, bermain dengan api seperti itu sangat berbahaya dan semakin membahayakan keamanan di Yerusalem, Tepi Barat, dan Israel,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman dalam konferensi pers pada hari Rabu (14/08).
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, memposting di X bahwa blok tersebut “sangat mengutuk provokasi tersebut.”
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Prancis mengeluarkan pernyataan: “Provokasi baru ini tidak dapat diterima.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Ben-Gvir menunjukkan “penghinaan terang-terangan” terhadap status quo di kompleks tersebut.
Organisasi Kerja Sama Islam, sebuah kelompok negara-negara mayoritas muslim, mengatakan insiden tersebut adalah “provokasi terhadap perasaan umat muslim di seluruh dunia.”
“Penggerudugan Masjid Al-Aqsa oleh ratusan warga radikal Israel, termasuk menteri, dengan perlindungan polisi merupakan provokasi yang melanggar status historis Yerusalem dan akan semakin meningkatkan ketegangan di kawasan kami,” kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Farhan Haq, juru bicara Deputi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan PBB menentang “segala upaya untuk mengubah status quo di situs suci tersebut.”
“Tindakan semacam ini tidak membantu dan sangat provokatif,” tambahnya.
rs/ha/as (AFP, AP, dpa, Reuters)