SEMBARI Memandikan Jenazah,Istri Mendiang Prof Antara Masih Belum Percaya Kematian Sang Suami
TRIBUN-BALI.COM – Jenazah almarhum Prof I Nyoman Gede Antara, dilakukan upacara pengabenan di Krematorium Santha Graha Desa Adat Bedha Tabanan, Senin (12/8).
Dari pantauan di lokasi, jenazah mantan Rektor Universitas Udayana (Unud) itu tiba pukul 12.17 Wita dengan menggunakan mobil ambulans.
Sejumlah kerabat dan warga desa adat Gulingan hadir pada prosesi pembakaran jenazah. Sebelum dibakar, jenazah dimandikan oleh pihak keluarga.
Sang istri yakni Ida Ayu Bulan Antara tampak terpukul dan sedih melihat jenazah suaminya dimandikan. Begitu juga ketiga anaknya juga hadir dalam prosesi pengabenan tersebut.
Istri Almarhum Ida Ayu Bulan Antara mengatakan, sebelum dilakukan upacara, jenazah suaminya disemayamkan di Kertha Semadi, Jalan Cargo Permai No 99, Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.
Baca juga: JENAZAH Mendiang Prof Antara Diupacarai Ngaben di Krematorium Santha Graha Desa Adat Bedha Tabanan
Baca juga: TEMPAT yang Mempekerjakan WNA Disidak! Tim Pora Bali Sasar Tempat Usaha di Seminyak dan Canggu
Pihaknya mengaku alasan tidak disemayamkan di rumah duka karena sedang ada perbaikan Pura Dalem, jadi jenazah tidak boleh dibawa pulang. Dengan berpulangnya sang suami, pihaknya mengaku sangat terpukul.
“Saya tidak menyangka akan cepat dipanggil Yang Maha Kuasa. Sampai saat ini saya masih belum percaya, karena almarhum tidak pernah sakit,” ujarnya.
Diakui, almarhum sebenarnya rutin berolahraga dan makan makanan yang bergizi. Diakui sakit yang diderita cukup mendadak, yang awalnya sakit tenggorokan, lemas hingga diare.
“Sebelumnya dia sakit tenggorokan dan batuk. Terus diare, hingga diajak ke rumah sakit,” ujarnya.
Dengan berpulangnya sang suami pihaknya pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat dan Universitas Udayana akan kesalahan yang pernah dilakukan.
Bahkan pihaknya juga menitipkan anaknya di Unud karena anaknya masih bersekolah di sana. “Maafkan Bapak nghh, kalau bapak ada salah. Kami pihak keluarga juga menitip anak-anak di Unud karena anak-anak masih bersekolah di sana,” imbuhnya.
Salah satu warga Gulingan, Ibu Ayu saat ditemui di lokasi mengakui jika Prof Antara merupakan sosok yang dihormati. Bahkan pihaknya tidak menyangka jika Prof antara meninggal dengan cepat.
“Saya kasihan dengan anak dan istrinya, Bu Ida Ayu Bulan Antara,” ujarnya Senin siang. Pihaknya menyebutkan, memang biasanya keluarga dari Prof Antara jarang tinggal di Desa Gulingan, mengingat kesibukannya sering di Denpasar.
Seperti diketahui Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara yang merupakan mantan Rektor Universitas Udayana, berpulang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSD) Mangusada, Kamis (8/8). Prof Antara meninggal atas sakit yang dideritanya, hingga sempat menjalani perawatan medis.
Sub Koordinator Humas dan Pemasaran RSD Mangusada, Ni Putu Esti Wulandari ST MT mengatakan, Prof Antara meninggal, Kamis (8/8). “Beliau mengembuskan napas terakhirnya tadi pagi sekitar pukul 07.00 Wita,” ujarnya.
Diakui, Prof Antara masuk rumah sakit atau menjalani perawatan, Senin (5/8) malam. Namun setelah menjalani perawatan, pasien drop hingga meninggal dunia, Kamis (8/8). (gus)