Sederet Rekor yang Terpecahkan dalam Olimpiade Paris 2024
KOMPAS.com – Olimpiade Paris 2024 resmi ditutup pada Minggu (11/8/2024) malam waktu setempat atau Senin (12/8/2024) dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB).
Hal tersebut ditandai dengan upacara penutupan Olimpiade 2024 yang digelar di Stadion Stade de France, Paris, Perancis.
Selama Olimpiade 2024 itu berlangsung, para atlet berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan medali dan membanggakan negaranya masing-masing.
Tak luput sejumlah rekor pun terpecahkan oleh para atlet yang berkompetisi dalam gelaran 4 tahun sekali itu.
Lantas, apa saja rekor yang dipecahkan?
Baca juga: Klasemen Akhir Medali Olimpiade Paris 2024: AS No 1, Indonesia Peringkat Ke-39
Rekor yang terpecahkan dalam Olimpiade Paris 2024
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah rekor yang terpecahkan dalam Olimpiade Paris 2024:
1. Medali emas pertama untuk Saint Lucia
Rekor pertama yang terpecahkan yakni atlet lari Julien Alfred berhasil memenangkan medali emas pertama untuk negaranya, Saint Lucia.
Dikutip dari BusinessInsider, Julian Alfred meraih medali emas dalam lari 100 meter dengan waktu 10,72 detik yang mengalahkan atlet Amerika Serikat (AS) Sha’Carri Richardson.
Usai lomba, Alfred mengatakan bahwa ia merasa terhormat sudah mewakili negaranya di Olimpiade dan meraih medali emas.
“Aku yakin mereka sedang merayakannya saat ini. Aku hanya menantikan perayaan itu saat aku pulang bersama mereka,” kata dia.
Tak hanya satu medali, Alfred kemudian memenangkan medali perak di nomor kategori lari 200 meter.
2. Mendapat 4 medali emas di kategori renang
Perenang Perancis, Leon Marchand berhasil memenangkan empat medali emas untuk masing-masing nomor yang diikutinya.
Marchand berhasil meraih medali emas di nomor gaya ganti individu 400 meter, gaya kupu-kupu 200 meter, gaya dada 200 meter, dan gaya ganti individu 200 meter.
3. Rekor dunia lari estafet 4×400 meter
Tim lari AS yang berisi Vernon Norwood, Shamier Little, Bryce Deadmon, dan Kaylyn Brwon memecahkan rekor dunia estafet campuran 4×400 meter pada babak penyisihan.
Mereka berhasil menyelesaikan balapan dalam waktu 3 menit 7,41 detik, lebih cepat satu detik dari rekor dunia sebelumnya.
Norwood, Little, Deadmon, dan Brown kemudian memenangkan medali perak di final, berada di urutan kedua setelah Belanda.
Baca juga: Medali Paris Terkelupas dan Berubah Warna, Ini Kata Komite Olimpiade
4. Rekor dunia lompat galah
Mewakili Swedia, Armand “Mondo” Duplanti memecahkan rekor dunia untuk cabor lompat galah yang ia ikuti.
Duplantis berhasil menyelesaikan lompat galah dengan ketinggian 6,25 meter dan mengamankan medali emas Olimpiade untuknya.
“Impian terbesar sejak saya masih kecil adalah memecahkan rekor dunia di Olimpiade,” ucap Duplantis.
“Saya bisa melakukannya di depan penonton paling gila yang pernah saya hadapi,” tambahnya.
5. Medali emas pertama untuk Dominika
Thea LaFond berhasil meraih medali emas pertama untuk negaranya, Dominika dalam cabor lompat jangkit.
LaFond mengamankan medali emas pertama untuk Dominika setelah berhasil lompat sejauh 15,02 meter dan mengalahkan lawan-lawannya.
“Pada titik ini, setiap kali saya menginjakkan kaki di lintasan adalah suatu kehormatan, mengibarkan bendera adalah suatu kehormatan, menjadi seorang Dominika adalah suatu kehormatan,” ujar LaFond.
“Mewakili sebuah negara dengan hanya 70.000 orang dan berada di sini dan mendapatkan medali pertama mereka, emas, adalah sebuah kehormatan. Dalam segala hal, bersyukurlah,” sambungnya.
6. Podium senam pertama diisi atlet berkulit hitam
Dua atlet AS bernama Simone Biles dan Jordan Chiles serta satu atlet Brasil, Rebeca Andrade saling bertarung untuk mendapatkan medali emas pada final senam lantai.
Hal itu menandai pertama kalinya dalam sejarah senam Olimpiade, tiga perempuan kulit hitam naik podium.
Andrade pun berhasil meraih medali emas dalam nomor tersebut, diikuti Biles untuk medali perak, dan Chiles medali perunggu.
Hal ini menjadi lebih istimewa dengan menampilkan sportivitas yang luar biasa. Saat di podium, Biles dan Chiles sama-sama memberikan gaya tunduk kepada Andrade.
Rebeca Andrade sendiri baru saja pulih dari tiga cedera ACL sebelum berkompetisi di Olimpiade 2024 tersebut.
Baca juga: Kemenkeu Bebaskan Bea Masuk untuk Medali Atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024
7. Pesenam Afrika pertama peraih medali Olimpiade
Pesenam Aljazair, Kaylia Nemour menjadi pesenam Benua Afrika pertama yang meraih medali di Olimpiade.
Tak tanggung-tanggung, Nemour berhasil meraih medali emas dalam senam artistik uneven bars.
8. Skor nomor gelombang tunggal tertinggi dalam sejarah
Atlet Brasil, Gabriel Medina mencetak skor 9,90 pada putaran ketiga kompetisi selancar putra gelombang atau single-wave tunggal.
Hal itu membuatnya memecahkan skor tertinggi di gelombang tunggal dalam sejarah selancar Olimpiade.
Adapun cabor selancar ini diadakan di Teahupo’po, Tahiti, Perancis yang berlokasi di Samudera Pasifik.
9. Medali emas pertama untuk Guatemala
Adriana Ruano mencetak rekor Olimpiade dengan memenangkan medali emas pertama untuk negaranya, Guatemala.
Ruano membawa pulang medali emas pertama Guatemala berkat penampilannya dalam nomor menembak jebakan putri, dengan mencetak 45 dari 50.
Baca juga: Hadiah Unik Peraih Emas Olimpiade: Lukisan, Kolonoskopi Gratis, dan Ramen Seumur Hidup
10. Negara pertama dengan 3.000 medali di Olimpiade pertama
Amerika Serikat menjadi negara pertama dengan total 3.000 medali sepanjang perjalanan Olimpiade.
Hal itu dipastikan melalui upaya Regan Smith dan Katharine Berkoff dalam gaya punggung 100 meter putri.
Smith berhasil memenangkan perak untuk medali AS ke-2.999 dan Berkoff mendapat perunggu untuk medali ke-3.000 AS.
11. Olimpiade pertama yang mencapai kesetaraan gender
Dilansir dari laman resminya, Olimpiade Paris 2024 adalah Olimpiade pertama yang digelar dengan mencapai kesetaraan gender.
Hal itu dipastikan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang mengalokasikan 50 persen atlet wanita dan 40 persen kuota untuk pria.
Tak sampai di situ, perempuan juga mengisi 50 persen kuota volunteer dari total 45.000 orang. Staf dan Dewan Panitia Penyelenggara Paris 2024 memiliki keseimbangan gender 50 banding 50.
Kesetaraan gender diketahui juga dicapai di antara 10.000 pembawa obor dan pastisipan estafet.
12. Medali panjat tebing pertama untuk Indonesia
Atlet panjat tebing putra Veddriq Leonardo berhasil meraih medali pertama dalam cabor tersebut untuk Indonesia.
Sepanjang keikutsertaannya dalam Olimpiade, Indonesia belum pernah meraih medali dalam cabor panjat tebing.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (9/8/2024), ia berhasil memberikan medali emas pertama bagi Indonesia lewat panjat tebing putra nomor speed.
Hal itu ia pastikan setelah mengalahkan atlet China, Wu Peng pada final dengan selisih waktu 0,02 detik.
Baca juga: Cetak Sejarah Lagi setelah 32 Tahun, Indonesia Kembali Raih Dua Medali Emas Olimpiade