Usai Ungkap Kekejaman Penyidik Kasus Vina Cirebon,Aldi Kerap Dibully hingga Dikata-katai Kasar
SURYA.co.id – Aldi, saksi kasus Vina Cirebon ternyata tak hanya mengalami kekejaman saat diperiksa penyidik Polres Cirebon Kota pada 2016 silam.
Setelah dia dibebaskan dari kasus Vina, Aldi ternyata masih menerima perlakuan semena-mena dari mantan penyidik.
Seperti diketahui, saat diperiksa sebagai saksi di sidang peninjauan kembali (PK) Saka Tatal, Aldi mengungkap adanya perlakuan tak manusiawi dari para penyidik Polres Kota Cirebon.
Dia mengaku dipukul, diinjak, dibalsem matanya , ditabok pakai sandal gunung hingga diminta minum air kencing.
Bahkan, Aldi mengaku diancam akan dimatikan oleh oknum penyidik.
Baca juga: Sosok Aris Papua dan Gugun, Penyidik Kasus Vina Cirebon yang Disebut Paling Kejam Oleh Saksi Sidang
Setelah memberikan kesaksian itu, Aldi mengaku tidak takut.
Bener, saya bener yang tahu, yang nangkap, mukuli juga.
Aldi membantah pernyataan Iptu Rudiana yang menyebut saat itu dia diamankan, bukan ditangkap.
“Kalau diamankan, ya gak dipukuli. Ini Langsung disiksa, langsung dipukuli.
Aldi bahkan mengaku saat pulang dari polres harus dipapah dua orang karena sudah tidak bisa berjalan akibat sering dianiaya.
Aldi mengaku berani mengungkap hal itu demi kebenaran. Jujurnya kayak gitu, masak dipikir-pikir.
Dia mengaku tidak takut dicari oknum polisi yang namanya disebut saat di sidang PK Saka Tatal.
Saat itu Aldi menyebut nama Aris Papua dan Gugun Gumilar sebagai penyidik yang paling kejam.
Setelah kasus ini ramai kembali, Aldi mengaku sering bertemu dengan oknum berinisial G yang disebut di pengadilan.
Saat dia masih bekerja di sebuah bengkel, oknum G sering melewati bengkelnya.
Saat itu oknum G sering mengumpat di depannya.
“Dulu sebelum disebutin nama dia (di sidang), tiap lewat lihat muka saya bilang an**** ke saya.
Misalnya lagi ngisi angin, dia lewat. terus dia bilang an****,” katanya.
Saat ditanya apakah pernyataannya itu benar, Aldi meyakinkan bahwa perlakuan oknum G itu nyata.
Bener pak, yang punya bengkel aja tahu. Kalau lewat bilang begitu. Inisialnya G,” katanya.
Lalu, saat Aldi mulai berani muncul ke media mengungkapkan penyiksaan yang dialami, oknum G juga pernah berperilaku semena-mena padanya.
Dia pernah menendang baut saat lewat depan bengkelnya.
“Kalau lewat petentengan aja di saya tuh. Ada baut, kadang-kadang diginiin.
Masih 3 mingguan, sebelum sidang. Dia seperti marah. Lewat aja (sambil tendang baut),” ungkap Aldi.
Aldi mengaku meski kerap mendapat perlakuan semena-mena, dia tidak takut.
Bahkan dia siap mengungkap semuanya saat dimintai keterangan di Bareskrim Polri terkat pelaporan para terpidana terhadap Aep dan Dede.
“Saya gak takut pak,” tegasnya.
Sebelumnya, Aldi yang pernha ditangkap bersama kakaknya di kasus ini mengaku mendapat perlakuan tak manusiawi dari para penyidik Polres Kota Cirebon.
Aldi mengaku sempat ditangkap polisi yang salah satunya merupakan Iptu Rudiana.
Aldi mengaku, dirinya langsung ditangkap tanpa adanya surat penangkapan atau pun penyelidikan.
Baca juga: Ternyata Vina Cirebon Menstruasi Saat Tewas Bersama Anak Iptu Rudiana, Tudingan Rudapaksa Gugur?
“Ga ada (surat). Tahu-tahunya langsung ditangkap aja semua. Nyampe di mobil dipukulin,”
“Nyampe di polsek, saya turun disuruh jalan bebek dari gerbang. Banyak polisi pada baris disitu. Ada yang ditendang, ada yang dipukul, ada yang diinjek,” kata Aldi.
Aldi mengatakan, dirinya mendapatkan penyiksaan dari polisi hampir 6 jam.
“Setengah 6 (sore) udah dipukul sampe jam 12 malem masih dipukul,” akunya.
“Bisa dipraktikan cara memukulnya?” tanya Farhat Abbas.
“Ya banyak sih kalau dipraktikin mah. Ada yang diinjek, ada yang dibalsem muka tuh. Ada yang mata dibalsem, semuanya dibalsem.
Jadi mata ga bisa ngeliat. Polisi ganti sift, semua mukul,” jawab Aldi.
Parahnya penyiksaan yang dilakukan polisi membuat Aldi sakit selama satu bulan lamanya.
Kondisi Aldi baru benar-benar pulih setelah satu bulan.
Ruang sidang kembali banjir air mata ketika Aldi bercerita dipaksa minum air seni.
“Minum air kencing?” tanya Farhat Abbas.
“Iya pak, minum air kencing semua satu gelas, saya satu gelas, Saka Tatal satu gelas,” ucap Aldi terisak.
Setelah minum air kecing, ada polisi yang bawa sandal eiger dan menaboki semua tersangka.
“Akhirnya sampai remek pak,” katanya.
Tak hanya itu, mereka juga diancam akan ditembak mati.
“Ada yang bilang, masih mending ditembak mati semua, daripada kamu pada hidup,” ungkap Aldi.
Farhat lalu bertanya, siapa penyidik yang paling kejam.
Aldi langsung menyebut nama Aris Papua dan Gugun.
“Orang dua itu pak namanya Aris Papua sama Gugun. Itu yang paling kejam. Saya keluar saja sudah kayak ngesot pak,” ungkap Aldi sambil menangis.
Akibat penganiayaan itu, Aldi menyebut selama satu bulan dia belum bisa berjalan.
Lalu, siapa sebenarnya Aris Papua dan Gugun?
Nama Gugun sebelumnya diungkap pengacara Pegi Setiawan, Toni RM.
Toni menyebut polisi bernama lengkap Gugun Gumilar itu yang menemukan CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Namun, hingga kasus ini diputus, CCTV itu ternyata belum dibuka.
“Keterangan Gugun Gumilar (di BAP), sudah mengecek CCTV yang ada di lokasi kejadian, namun CCTV belum dibuka,” terang Tomi RM dikutip dari tayangan Indonesia Lawyers Club TVOne pada Rabu (26/6/2024).
Ditegaskan Toni, CCTV itu sudah diambil, namun anehnya justru tidak dibuka.
“Bayangkan, untuk menghukum orang sampai seumur hidup main-main, (CCTV) belum dibuka,” seru Toni.
Padahal, lanjut Toni, sesuai petunjuk Kapolri karena ini harus mengedepankan metode scientific crime investigation.
“Makanya, bapak kapolri, di kesempatan pegi setiawan tolong dibuka semua,” desaknya.
Nama Gugun juga tercantum di putusan Mahkamah Agung.
Disebutkan Iptu Rudiana pada 31 Agustus 2016 melakukan penangkapan bersama tiga anak buahnya.
Mereka adalah Bripka Dodi Irwanto, Bripka Gugun Gumilar, dan Brigadir Andi Safrudin.
Pada kesaksiannya di pengadilan, Bripka Gugun mengaku melakukan penyelidikan hingga bertemu Aep dan Dede yang merupakan pegawai cuci motor.
Gugun Gumilar juga mengaku melakukan penangkapan terhadap delapan pemuda di seberang SMP 11 Cirebon.
Ia juga mengaku melakukan interogasi kepada Jaya atas peristiwa tersebut.
Peran Gugun saat penangkapan juga sempat diungkap saksi Sauri, pemilik warung makan di depan cucian motor tempat Aep dan Dede bekerja.
Namun Sauri tidak berani menyebut nama lengkap, hanya memberi inisial G.
Ia menyebut kalau anggota polisi itu merupakan busser dari Unit Narkoba Polres Cirebon yang artinya anak buah Iptu Rudiana yang saat itu menjadi kanit Narkoba.
“Busser unit narkoba, dia kan sering minum es atau kopi di saya. Memang saya tahu karena dia gak jauh dari Jalan Saladara, Majasem, orang-orang juga pada kenal,” kata Sauri dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi, Selasa (16/7/2024).
Menurut Sauri, sosok anggota polisi itu merupakan pelanggan di cuci motor tempat Aep bekerja.
Bahkan saat motornya dicuci, ia sering pulang dengan membawa motor milik Aep.
“Dia cuci motor ke Aep, terus pulang bawa motor Aep, nanti kalau udah selesai dia anterin ke sana, diambil motornya Aep,” tutur Sauri.
Menurutnya, Aep dan busser narkoba itu bisa dibilang cukup akrab.
“Udah deket, udah langganan,” kata dia.
Bahkan menurut Sauri kedekatan keduanya sudah cukup lama sebelum Aep digerebek oleh para terpidana dan RW setempat.
“Sebelum kejadian digerebek sama Pak RW dan RT Pasren, sudah dekat anggota polisi itu dengan Aep,” ujarnya.
Bahkan anggota polisi yang merupakan teman Aep itu, kata Sauri, ikut menangkap para terpidana.
“Waktu penangkapan anggota itu ikut menangkap, saya tahu,” kata dia.
Sauri juga sempat bertanya ke anggota polisi itu soal penangkapan tersebut.
“Waktu penangkapan saya dari warung tahu, saya deketin saya samperin mobil polisi, saya tanya dia, ‘pak ada apa?’ ‘udah diem aja beh’ kata dia,” tutur Sauri lagi.
Menurut Sauri, dirinya kenal betul dengan anggota polisi itu.
“Nama depannya G,” kata Sauri.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kesaksian Aldi di Sidang PK Saka Tatal Bikin Farhat Abbas Nangis Pilu, Dipaksa Polisi Minum Air Seni
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id