Lakukan Ini Sebelum Mesin Mobil Hidup, Agar Transmisi Mobil Matik Awet
Otomotifnet.com – Banyak pemilik mobil kerap terburu-buru saat menggunakan mobil bertransmisi matik miliknya.
Begitu mesin hidup, tuas transmisi langsung digeser untuk menjalankan kendaraannya, baik itu langsung ke D untuk maju atau ke R untuk mundur.
Padahal jika hal ini sering dilakukan, siap-siap rogoh kocek dalam untuk melakukan perbaikan transmisi. Kok bisa?
Menurut Hermas Efendi Prabowo, owner bengkel Worner Matic di kawasan Bintaro sektor 7, Tangerang Selatan, sangat penting memanaskan mesin kendaraan terlebih dulu sebelum menggeser tuas transmisi matik.
Perlu diketahui, mekanisme kerja mesin mobil injeksi ada dua fase, yaitu close loop dan open loop.
Baca Juga: Inilah 5 Rekomendasi Oli Transmisi Mobil Matik, Nomor 3 Paling Bagus
“Tujuan dari memanaskan mesin mobil matik adalah supaya suhu kerja pada ruang mesin yang dimulai dari close loop ke open loop, dapat cepat tercapai bekerja secara mandiri,” jelasnya.
Kalau sudah pada posisi open loop, lanjut Hermas, kontrol terhadap suplai bahan bakar akan dikendalikan oleh throttle, sensor CKP (Crankshaft Position Sensor), CMP (Camshaft Position Sensor), dimonitor oleh MAF (Mass Airflow sensor), dan dimonitor oleh intake temperature sensor.
Setelah itu itu dimonitor oleh oksigen sensor, untuk melihat output pembakaran yang sesuai emisi gas buangnya.
Lantas apa kaitan perlunya memanaskan mesin bagi mobil bertransmisi matik?
Secara sistem di mesin, memang antara mobil matik dan manual, ya sama saja. Yang membedakan tentu pada bagian transmisinya.
Nah, transmisi matik inilah yang butuh prasyarat tertentu supaya performanya selalu terjaga optimal.
Pasalnya, transmisi matik mobil-mobil sekarang dikontrol 100% by system.
Baca Juga: Wajib Tahu, Inilah Bedanya Ganti dan Kuras Oli Transmisi Mobil Matik
Dimulai dari kebutuhan tekanan olinya saat mulai injak pedal gas, lepas pedal gas, sampai akselerasi.
Makanya, sangat tidak dianjurkan langsung menjalankan mobil sesaat setelah mesinnya dinyalakan.
“Sebab biasanya saat mesin mesin baru dinyalakan, putarannya masih tinggi, sekitar 1.500 rpm.”
“Saat putaran mesin tinggi ini, jika dipaksakan langsung berjalan, akan terjadi gesekan clutch di dalam transmisi secara berlebihan lantaran tekanan oli ikut tinggi untuk menekan clutch oleh piston,” terang Hermas.
Baca Juga: Perlu Tahu, Ini Efek Keseringan Pakai Mode Manual Pada Transmisi Mobil Matik
Ini yang dikhawatirkan akan merusak transmisi matik, “Meskipun rusaknya tidak dalam jangka pendek,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, di titik tertentu tekanan oli menuju clutch harus melewati komponen yang berputar.
Nah, agar tidak terjadi kebocoran pada saat rumah kopling berputar, maka tekanan oli yang masuk ke clutch harus turun terlebih dulu, dengan cara tunggu sampai putaran mesin rendah atau ke posisi idle di kisaran 700 – 750 rpm.
Sebab bila mobil langsung dipaksakan berjalan saat rpm masih tinggi, akan terjadi guncangan yang mengakibatkan luka pada komponen di dalam transmisi.
“Dan bila ini terjadi terus menerus, akan berpotensi merusak tekanan oli matik,” jelas Hermas lagi.
Ujung-ujungnya pemilik mobil harus keluar duit banyak untuk melakukan perbaikin transmisi matic yang biayanya tidak murah.
Selain itu, tujuan mesin dipanaskan hingga titik idle, agar kinerja mesin mencapai suhu optimal terlebih dulu, sehingga ketika digunakan akan menghasilkan performa yang maksimal.
Baca Juga: Cara Mengatasi Transmisi Mobil Matik Tiba-tiba Mengalami Overheat