Spesifikasi Kereta Otonom IKN Buatan China yang Diuji Coba Hari Ini
Bisnis.com, JAKARTA – Autonomous Rail Rapid (ART) atau kereta otonom tanpa rel mulai diuji coba hari ini di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Menteri Perhubungan berharap ART dapat menjadi Ikon transportasi IKN.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ART akan diuji coba di IKN pada hari ini, Senin (5/8/2024). Dia berharap ART akan menjadi ikon transportasi IKN karena memiliki keunggulan tidak menggunakan rel melainkan mengidentifikasi adanya marka jalan.
“Dari Agustus – Desember Indonesia mendapat free trial dari China Railway Rolling Stock Corporation [CRRC], untuk ke depannya akan menggunakan skema buy the service,” kata Budi dalam akun instagram resminya, dikutip Senin (5/8/2024).
Baca Juga : Uji Coba Hari Ini, Kereta Otonom Tanpa Rel dari China Bakal Jadi Ikon IKN
Kereta otonom tanpa rel (autonomous rail transit/ART) kedua untuk sarana transportasi di ibu kota baru Indonesia sudah dikirim ke Kota Nusantara pada Kamis (1/8/2024).
Dilansir dari Antara, Jumat (2/8/2024), pengiriman kedua kereta otonom tanpa rel tersebut menggunakan Kapal MV UHL Fierce, lanjut dia, berangkat dari Kota Qingdao, Provinsi Shandong, China bagian timur.
Baca Juga : : Kereta Otonom China Bakal Operasi di IKN Mulai 5 Agustus 2024
Kereta otonom tanpa rel yang tiba di Pelabuhan Semayang Kota Balikpapan merupakan pengiriman kedua, setelah pengiriman pertama melalui Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) Kota Balikpapan yang tiba 27 Juli 2024.
Spesifikasi Kereta Otonom Tanpa Rel (ART) IKN
Mengutip informasi dari laman resmi China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) yang diakses Senin (15/7/2024), trem otonom pertama kali dikembangkan oleh CRRC pada 2017. Moda transportasi tersebut diperkenalkan pada Oktober 2017 di Kota Zhuzou, Provinsi Hunan, dan mulai beroperasi pada 2018 lalu.
Baca Juga : : Siap Uji Coba di IKN, RI Bakal Impor 1 Trainset Kereta Otonom Buatan China
Satu unit rangkaian kereta (trainset) ART terdiri atas tiga kereta atau gerbong dan mampu menampung hingga 300 orang. Sementara itu, satu rangkaian kereta dengan lima gerbong disebut dapat menampung hingga 500 penumpang.
CRRC menyebutkan, kereta otonom ini memiliki kecepatan maksimum 70 km/jam. Berbeda dengan moda transportasi kereta lain, ART ini tidak berjalan di atas rel konvensional. Kereta otonom ini beroperasi di jalan raya seperti kendaraan bermotor lainnya melalui lintasan virtual yang telah ditentukan sebelumnya pada sistem.
Kereta otonom ini dilengkapi sensor dan radar pada seluruh sudutnya yang memungkinkan pengoperasian tanpa awak (driverless). Sensor-sensor tersebut juga berfungsi untuk mengidentifikasi lintasan virtual serta memantau kondisi jalan.
Selanjutnya, kereta otonom juga dilengkapi dengan sistem persinyalan yang dirancang untuk memprioritaskan kereta pada jalan raya. Kereta otonom akan memberikan instruksi ke lampu lalu lintas 100 meter sebelum mencapainya untuk menyesuaikan pergerakan lalu lintas dan memprioritaskan ART melintas tanpa halangan.
Adapun ART merupakan moda transportasi berbasis listrik yang disalurkan melalui baterai. Dalam praktiknya, nantinya setiap stasiun kereta otonom dilengkapi oleh perangkat pengisian daya cepat (fast charging).
CRRC menyebut saat ini, daya pengisian maksimum ART mencapai 1000 Ampere. Dengan pengisian daya selama 10 menit, kereta otonom buatan CRRC disebut dapat menempuh jarak mencapai 25 km.