Informasi Terpercaya Masa Kini

5 Mitos soal Skizofrenia dan Faktanya

0 13

TEMPO.CO, JakartaSkizofrenia termasuk gangguan mental yang masih memunculkan stigma sendiri dan kesalahpahaman, kata pakar. Menurut perawat di bagian psikiatri dan gangguan mental di Virginia, Amerika Serikat, Brooke Kempf, masih banyak yang belum paham sepenuhnya mengenai skizofrenia.

“Penting untuk memahami skizofrenia adalah kondisi medis hasil diagnosis dan bisa diobati,” katanya kepada Fox News Digital. Ia pun membagi mitos paling umum mengenai gangguan mental ini.

Penderita skizofrenia berbahaya

Salah satu mitos paling keliru adalah orang dengan skizofrenia disebut berbahaya dan menakutkan. Anggapan itu dipengaruhi film atau tontonan di TV. Pasien memang terlihat kasar dan suka marah-marah saat sedang mengalami delusi atau mendengar suara-suara tapi tak akan menyerang orang lain.

Penderita skizofrenia punya banyak kepribadian

Ada kesalahpahaman bahwa pasien skizofrenia punya banyak kepribadian karena arti skizofrenia dalam bahasa Yunani adalah pikiran yang terbagi, kata Kempf. “Akan tetapi kepribadian orang dengan skizofrenia tidak terbagi,” tuturnya.

Penderita skizofrenia tak pandai

Asumsi ini jelas salah. “Jika kondisi tak ditangani dan semakin parah, atau bila sedang kambuh, memang ada bagian otak yang tak berfungsi dan fungsi kognitif mungkin menurun. Tapi bukan berarti mereka tak pandai,” tutur Kempf.

Gejala skizofrenia termasuk halusinasi dan delusi

Ada dua gejala skizofrenia yang bisa dikategorikan positif dan negatif. “Delusi dan halusinasi, begitu juga perubahan perilaku dan pikiran, dianggap sebagai gejala positif,” tutur Kempf. Sementara gejala negatif bila pasien kehilangan minat pada sekitarnya dan menarik diri atau tak mau berinteraksi.

Pasien butuh perawatan lama di rumah sakit

Perawatan buat pemilik gejala skizofrenia parah biasanya sangat singkat, menurut Kempf. “Jika tak merespons pengobatan dan tak dapat menjalankan fungsinya dengan aman sendiri, mereka mungkin butuh perawatan lebih lama dengan level yang lebih tinggi,” jelasnya.

Pilihan Editor: Di Balik Kebiasaan Buruk Mengunyah Es Batu, Pakar Beri Saran Ini

Leave a comment