Kata Netanyahu Usai Pemimpin Hamas dan Komandan Hezbollah Tewas Terbunuh
YERUSALEM, KOMPAS.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara setelah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Komandan Hezbollah Duad Shukr tewas terbunuh di tempat berbeda.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi Israel selama sekitar 5 menit, Netanyahu hanya secara eksplisit menyebutkan pembunuhan Komandan Hezebollah di Beirut selatan.
“Kami telah melenyapkan tangan kanan (pemimpin Hezbollah Hassan) Nasrallah, yang secara langsung bertanggung jawab atas pembantaian anak-anak,” kata Netanyahu pada Rabu (31/7/2023).
Baca juga: Indonesia Kecam Pembunuhan Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh
Ia merujuk pada tewasnya 12 anak pada akhir pekan lalu dalam sebuah serangan roket di Dataran Tinggo Golan yang dituduhkan kepada Hezbollah.
“Kami telah menyelesaikan masalah kami dengan Mohsen dan kami akan menyelesaikan masalah kami dengan siapa pun yang menyakiti kami,” kata Netanyahu dengan menggunakan nama samaran Shukr, dikutip dari AFP.
Hezbollah sendiri telah membantah bertanggung jawab atas serangan di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel pada Sabtu (29/7/2024).
Sementara itu, ia tidak menyinggung pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran.
Namun, Netanyahu mengatakan, seandainya Israel menyerah pada tekanan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, maka tidak akan ada pemimpin Hamas dan ribuan pasukan Hamas yang terbunuh.
“Kami memberikan pukulan telak kepada semua musuh,” kata Netanyahu.
Netanyahu nyatanya tetap membela kampanye militer Israel di Jalur Gaza.
Ia padahal telah menghadapi tekanan dari dalam dan luar negeri untuk mengakhiri perang dan menyetujui gencatan senjata serta kesepakatan untuk membawa kembali sandera yang masih ditahan di wilayah Palestina.
Baca juga: Iran Tegas Sebut AS Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Ismail Haniyeh
“Jika kita mendengarkan suara-suara ini, kita tidak akan menghabisi para pemimpin Hamas dan ribuan pasukannya, kita tidak akan menghancurkan infrastruktur mereka… Kita tidak akan menciptakan kondisi yang membawa kita lebih dekat pada kesepakatan yang akan memungkinkan pembebasan semua sandera dan pencapaian semua tujuan perang,” dalihnya.
“Tiga minggu yang lalu kami menyerang kepala staf Hamas, Mohammed Deif. Dua minggu lalu, kami menyerang Houthi dalam salah satu serangan terjauh yang pernah dilakukan angkatan udara,” klaim dia, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Netanyahu tidak merujuk pada pembunuhan Haniyeh, yang diumumkan sebelumnya pada Rabu oleh Hamas dan Garda Revolusi Iran.
Ia dibunuh di kediamannya di Teheran bersama seorang pengawalnya.
Media Iran mengatakan, serangan pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat itu menargetkan kediaman khusus bagi para veteran perang di Teheran utara tempat Haniyeh tinggal atau singgah.
Haniyeh melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa.