Rusia Peringatkan Kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tak Bisa Diterima
MOSKOW, KOMPAS.TV – Rusia memperingatkan kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh sebagai sesuatu yang tak bisa diterima.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov, Rabu (31/7/2024).
Selain mengatakan bahwa pembunuhan Haniyeh tak bisa diterima, Bogdanov menegaskan hal itu akan berujung pada eskalasi ketegangan.
Baca Juga: Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Dikuburkan di Doha Besok
Haniyeh terbunuh di Teheran, Iran setelah hotelnya tempat menginap menerima serangan.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan ini, meski begitu Israel diyakini sebagai pelakunya.
Israel sendiri pernah berjanji untuk membunuh Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya, atas aksi kelompok perlawanan Palestina itu di utara Israel pada 7 Oktober lalu.
Ketika itu, 1.200 orang terbunuh dan sekitar 250 orang lainnya ditahan sebagai sandera oleh Hamas.
Israel sendiri kemudian menyerang Gaza dengan dalih melakukan pembalasan terhadap Hamas, dan mebunuh setidaknya 39.000 orang.
“Ini semua begitu buruk. Ini merupakan pembunuhan politik yang tak bisa diterima, dan akan menjurus pada eskalasi tensi lebih lanjut,” ujar Bogadnov dilansir dari Newsweek.
Bogdanov juga mengatakan pembunuhan Haniyeh akan berdampak buru atas gencatan senjata dan negosiasi pembebasan sandera yang tengah dilakukan di Doha.
“Pengatur dari pembunuhan politik ini menyadari konsekuensi atas aksi berbahaya bisa melanda seluruh kawasan,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Pada pernyataannya, Hamas mengungkapkan Haniyeh datang ke Teheran untuk menghadiri pemberian sumpah untuk Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Media Iran melaporkan Haniyeh tinggal di gedung tempat veteran perang sebelum serangan udara terjadi sebelum pukul 2 pagi.
Rusia sendiri tidak menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris.
Baca Juga: Ismail Haniyeh Dibunuh, Hamas Dinilai Justru Bakal Tambah Kuat
Pejabat Hamas, termasuk Haniyeh, kerap melakukan pertemuan dengan pejabat Rusia di Moskow, beberapa tahun terakhir.
Pernyataan Bogdabov sendiri muncul di tengah antisipasi atas apa yang Iran akan lakukan mengingat negara tersebut kerap disebut tempat aman untuk pejabat Hamas.
Iran telah mengungkapkan bakal memberikan balasan yang keras kepada Israel, yang merupakan musuh mereka dan diduga kuat pelaku pembunuhan.