Curhat Pilu Elia di Dinding TKP Penemuan Dua Kerangka di Bandung: Kubawa Sampai Mati Janji Manismu
BANGKAPOS.COM – Penemuan kerangka ibu dan anak di dalam rumah di Bandung Barat pada Senin (29/7/2024) bikin geger.
Kedua kerangka itu adalah ibu bernama Indah Hayati (55) dan putrinya bernama Elia Immanuel (24).
Ibu dan anak ini merupakan warga Perumahan Tani Mulya, RT 11/15, Desa Tani Mulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Saat olah TKP, ditemukan tulisan di dinding berupa curhatan Elia Immanuel untuk ditujukan kepada sang ayah, Mudjoyo Tjandra.
Sebelumnya, Indah dan Mudjoyo telah bercerai sejak delapan tahun lalu.
Dalam curhatannya itu, Elia mengatakan bahwa sang ayah tak menepati janji untuk membiayai dirinya sekolah.
Bahkan, Elia akan membawa janji ayahnya hingga ia meninggal.
“Surat untuk Mudjoyo, kalau buat janji jangan buat janji kalau gak bisa nepatin janji, Aku mau sekolah katanya mau bayar aku sekolah, tapi semua itu dusta. Akan kubawa sampai mati semua janji manismu!,” tulisnya.
“Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu, katanya raihlah cita-cita setinggi langit tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah,” imbuhnya.
Dalam tulisan itu, sang anak juga meminta maaf kepada ayahnya karena tidak bisa menjadi anak yang sempurna.
“Maafkan aku tidak bisa jadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna,” tulisnya.
Tak hanya itu, terdapat juga pesan meminta Mudjoyo Tjandra untuk tidak menyakiti wanita lain jika ingin menikah lagi.
“Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketigamu nanti, aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan, yang dari Ciamis yang foto bersamamu itu dipajang di FB Hendra Setiawan,” katanya.
Lebih lanjut, ia bak memberikan petunjuk kepada polisi untuk menemukan sebuah USB yang berisi pesan lain.
Tulisan lainnya yaitu, “Warning !!! Cari USB ada 4 USB Drive aku tulisan pesan untuk dibaca pak polisi dalam bentuk web,” dalam tulisan itu.
Selain itu ada juga tulisan pesan yang ditujukan kepada warga setempat.
Ibu dan anak itu meminta agar rumah yang mereka tempati dijadikan masjid atas nama mereka jika ayahnya merebut paksa hak mereka.
“Kalau Mudjoyo Jandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya. Untuk warga RT 10 Pak RT tolong tagih rumah ini untuk jadi mesjid atas kemaatian saya,” dalam tulisan itu.
Kronologi Penemuan Dua Kerangka
Awal ditemukan pertama kali oleh mantan suaminya yang datang untuk mengambil barang di rumah tersebut.
“Ditemukan oleh mantan suaminya,” kata Pj Kepala Desa Tani Mulya, Wawan Sutisna saat ditemui di lokasi, Senin (29/7/2024).
“Dia sempat laporan untuk membuka gembok mau ngambil sesuatu di dalam karena status mereka ini sudah bercerai sejak tahun 2018,” tambahnya.
Sementara kondisi rumah sudah tidak terawat karena warna cat sudah pudar dan di bagian luar sudah dipenuhi rumput liar.
Merasa aneh, suami korban meminta bantuan RT dan warga untuk menjebolkan pintu yang digembok.
“Namun saat akan masuk ke dalam rumah, kondisi pagar pintunya tergombok. Sehingga, suaminya menghubungi RT dan warga untuk minta bantuan dengan menjebol,” lanjutnya.
Setelah pintu terbuka dan dilakukan pengecekan di dalam rumah, kata Kusmawan, akhirnya dua kerangka mayat ibu dan anak tersebut ditemukan di tempat tidur.
“Posisi saat ditemukan, kerangka tersebut terbaring di tempat tidur. Jadi, yang ditemukan ada dua kerangka yang diduga ibu dan anak. Posisinya di dua kasur yang berbeda,” kata Kusmawan.
Diduga Meninggal 6 Tahun Lalu
Kusmawan menduga ibu dan anak tersebut diperkirakan sudah meninggal dunia sejak 6 tahun yang lalu.
Ia mengatakan, rumah tersebut milik ibu dan anak itu, sehingga selama ini mereka mengunci diri atau dikunci dari dalam karena saat suaminya akan masuk, pintunya harus dijebol.
“Jadi, selama ini ibu dan anak itu tidak berkomunikasi dengan warga setempat, termasuk dengan suaminya,” ucapnya.
Sedangkan untuk penyebab kematian hingga kini masih dilakukan penyelidikan dan menunggu hasil autopsi.
“Jenazah sementara ini kita kembalikan dulu kepada keluarga, apakah mau dilakukan indentifikasi lanjutan atau tidak, jadi kita akan meminta keterangan terlebih dahulu,” ujar Kusmawan.
Jika pihak keluarga tidak ingin dilakukan indentifikasi lanjutan, kata dia, maka harus mereka harus membuat surat pernyataan terkait penolakan visum atau autopsi.
Disisi lain, Ai Suryati (54), tetangga Indah, mengatakan, terakhir bertemu dengan ibu dan anak tersebut sebelum pandemi Covid-19.
“Terakhir ketemu sebelum corona, saya lupa tahunnya, itu pun tidak sama sekali ngobrol. Kalau mau kerja juga hanya lewat saja,” ujarnya.
Setelah tidak lama bertemu, Ai pun mengira ibu dan anak tersebut sudah pindah rumah karena kabarnya pernah meminta surat pindah ke RT dan RW setempat.
Dia mengatakan, selama ini tak pernah mencium bau mayat.
“Meraka hanya berdua di rumah karena domisilinya di sini sudah lama. Tapi setahu saya enggak ada keluarga lain di sini,” katanya.
Warga semakin yakin mereka pindah karena di bagian rumah terdapat tulisan rumah dijual. Bahkan sempat ada beberapa kali yang menanyakan terkait dijualnya rumah tersebut.
“Tapi katanya pas menghubungi nomor yang dicantumkan tidak aktif, kami juga tidak tahu kan. Jadi semuanya sudah tahu rumah tahu kosong,” ucap Ai.
Nanda (25), warga lainnya tak menyangka selama ini rumah yang berada tepat di sebelahnya ternyata terdapat dua kerangka ibu dan anak.
“Saya baru setahun tinggal di sini dan tahunya rumahnya memang kosong, terbengkalai. Makannya kaget pas tahu ada kerangka ternyata di dalamnya. Saya belum pernah ketemu sebelumnya,” ujarnya
Pj Kades Desa Tani Mulya, Wawan Sutisna, mengatakan kondisi rumah lokasi penemuan kerangka sudah tak terawat sehingga warga mengira rumah kosong.
“Tadi saya mendapat kabar dari Babinsa Tani Mulya ada penemuan mayat yang merupakan ibu dan anak dengan kondisi sudah jadi kerangka, mungkin (meninggal) sudah lama,” ucapnya.
(Bangkapos.com/Tribun Sumsel/Aggi Suzatri/Tribun-Medan)