AS Pimpin Upaya Diplomatik, Cegah Israel Tak Serang Beirut
WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) pimpin upaya diplomatik untuk mencegah Israel agar tidak menyerang ibu kota Beirut atau infrastruktur sipil di Lebanon.
Hal itu dilakukan AS untuk menghindari perang besar-besaran antara Israel dan kelompok Hezbollah Lebanon yang didukung Iran setelah serangan terhadap di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel menewaskan 12 pemuda pada akhir pekan.
Pernyataan itu diungkapkan lima orang yang termasuk pejabat Lebanon dan Iran ditambah pejabat Timur Tengah serta diplomat Eropa.
Baca juga: Terkait Serangan di Golan, Lebanon Desak Penyelidikan Internasional
Israel dan AS menyalahkan Hezbollah atas serangan roket tersebut, meskipun kelompok tersebut membantah bertanggung jawab.
“Fokus dari diplomasi berkecepatan tinggi ini adalah untuk membatasi tanggapan Israel dengan mendesaknya agar tidak menargetkan Beirut yang padat penduduknya, pinggiran selatan kota yang menjadi jantung Hezbollah, atau infrastruktur utama seperti bandara dan jembatan,” kata sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Wakil ketua parlemen Lebanon Elias Bou Saab, telah melakukan kontak dengan mediator AS Amos Hochstein sejak serangan Golan pada hari Sabtu (27/7/2024).
Ia mengatakan kepada Reuters bahwa Israel dapat menghindari ancaman eskalasi besar dengan menyelamatkan ibu kota dan sekitarnya.
“Jika mereka menghindari warga sipil dan menghindari Beirut dan sekitarnya, maka serangan mereka bisa diperhitungkan dengan baik,” katanya, dikutip dari Reuters pada Selasa (30/7/2024).
Para pejabat Israel mengatakan bahwa negara mereka ingin menyerang Hezbollah namun tidak menyeret wilayah tersebut ke dalam perang habis-habisan.
Baca juga: Menlu AS: Roket yang Serang Dataran Tinggi Golan Ditembakkan Hezbollah
Kedua diplomat Timur Tengah dan Eropa tersebut mengatakan Israel belum membuat komitmen apa pun untuk menghindari serangan terhadap Beirut, pinggiran kota, atau infrastruktur sipilnya.
Sementara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak akan mengomentari pembicaraan diplomatik secara spesifik, meskipun pihaknya sedang mencari “solusi jangka panjang” untuk mengakhiri semua serangan lintas batas.
“Dukungan kami terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tak tergoyahkan terhadap semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hezbollah,” ungkap seorang juru bicara kepada Reuters.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Israel mempunyai hak untuk menanggapi serangan Golan, namun tidak ada yang menginginkan perang yang lebih luas.
“Mengenai percakapan selama akhir pekan, Anda yakin kami telah melakukannya dan kami melakukannya di berbagai tingkatan,” tambahnya. “Tetapi saya tidak akan merinci isi pembicaraan itu,” ujarnya.
Seorang pejabat Iran mengatakan Amerika Serikat juga telah menyampaikan pesan ke Teheran setidaknya tiga kali sejak serangan hari Sabtu di Dataran Tinggi Golan.
Salah satu pesannya ialah memperingatkan bahwa meningkatnya situasi akan merugikan semua pihak.
Baca juga: Terkait Serangan di Golan, Israel: Hezbollah Langgar Garis Merah
Diketahui, Hezbollah adalah jaringan kelompok proksi regional “Poros Perlawanan” Iran yang paling kuat dan bersekutu dengan kelompok Palestina Hamas.
Mereka telah saling baku tembak dengan militer Israel di perbatasan selatan Lebanon sejak perang Gaza meletus Oktober lalu.