Informasi Terpercaya Masa Kini

Toni RM Sempat Bentak-bentak Dedi Mulyadi,Ancam Somasi Jika Video Youtube Soal Ibnu Tak Diturunkan

0 19

TRIBUNJAKARTA.COM – Perseteruan antara kuasa hukum Pegi Setiawan, Toni Raden Mas (RM) dengan Dedi Mulyadi belakangan diungkap oleh asisten Dedi, Feri Heryanto. 

Eks Bupati Purwakarta tersebut sempat dibentak-bentak bahkan diancam disomasi oleh Toni RM. 

Permasalahan itu ternyata dipicu lantaran Toni RM tak suka dengan konten soal kliennya, Ibnu di Youtube Channel Dedi Mulyadi. 

Feri membongkar cerita tersebut ke publik. 

Perseteruan itu diawali ketika Dedi Mulyadi melakukan belusukan ke Desa Kepongpongan demi menguak kasus Vina Cirebon. 

Dedi lalu memutuskan untuk menemui Kartini, ibu dari Pegi Setiawan, yang kala itu mendekam di ruang tahanan Polda Jabar. 

Di sana, Dedi bertemu dengan Ibnu, saudara dari Pegi, yang bekerja sebagai sesama kuli bangunan. 

Setelah dari Rumah Kartini, Dedi Mulyadi kemudian menuju rumah Suharsono alias Bondol, rekan kerja Pegi ketika di Bandung. 

Setibanya di sana, Dedi tak menjumpai Bondol.

Dia pun memilih duduk di teras rumah bersama Kartini. 

“Di sana (rumah Bondol) ketemu Ibnu, diwawancarai dan ditanya soal pekerjaan Ibnu dulu,” kata Feri seperti dikutip dari chanel Youtube-nya Feriochanel yang tayang pada Jumat (26/7/2024). 

Ibnu pun bercerita pengalamannya selama menjadi kuli bangunan. Yang bikin menarik perhatian, dia pernah punya pengalaman “jajan” saat kerja bangunan di luar kota. 

Setelah berbincang enteng dengan Ibnu, Dedi lalu memberikan sejumlah uang agar Ibnu membeli ponsel baru. 

Selain itu, Dedi juga menawarkan pekerjaan kepada Ibnu. 

“Bapak (Dedi) menawarkan pekerjaan sama Ibnu, yaudah nanti kalau Ibnu serius nanti kerja di tempat saya,” ujar Dedi.

Video percakapan santai dengan Ibnu pun tayang sore harinya di Channel Youtube Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Dibentak-bentak

Sore harinya, Feri bertamu ke rumah Pegi Setiawan. 

Saat tiba, ia melihat kuasa hukum Pegi Setiawan, Toni RM dan rekan-rekan sesama pengacara sudah datang di rumah Pegi. 

Namun, Feri melihat ada kejanggalan di sana. 

“Ada Ibu Kartini dan ada Lusi juga (adik Pegi). Mereka semua diam. Ini ada apa ya kok agak lain, terus saya salamin satu-satu dan saya duduk di sebelah kanannya Pak Toni dan saya di situ langsung disalamin sama si Ibnu,” katanya. 

Feri pun mengajak ngobrol Ibnu, menanyakan soal tawaran kerja dari Dedi Mulyadi. 

Namun, ketika Feri baru bertanya, Toni RM seketika langsung menepisnya. 

“Langsung ditepis sama Pak Toni, ‘Enggak!’. Pak Toni dengan nada bicara kencang dan tinggi, sambil bentak-bentak saya bilang “Kamu mau enggak saya kasih contoh, saya sekarang rekam kamu, kamu bilang kayak Ibnu kamu pernah kerja lalu kamu jajan dua kali. Terus saya share videonya, kamu mau enggak?”,” ujar Toni marah ke Feri. 

Feri kaget dengan reaksi Toni yang di luar dugaan. 

Padahal, Ibnu tak mempermasalahkan video tersebut tayang. 

Toni RM lalu mengancam Dedi Mulyadi jika video itu tidak diturunkan, maka akan disomasi. 

“Kalau malam ini enggak di take down (videonya). Saya akan somasi Dedi Mulyadi,” katanya marah. 

Feri kemudian meminta tim Dedi Mulyadi untuk menurunkan video tersebut. 

Namun, akhirnya jalan tengah cuplikan terkait wawancara Dedi dan Ibnu soal ‘jajan’ dengan perempuan dipotong. 

“Kenapa itu ditayangkan agar semua pihak tahu kalau Ibnu itu sepolos itu sejujur itu, tidak dilebih-lebihkan, tidak dikurang-kurangi. Akhirnya karena bilang kayak gitu seiring berjalannya waktu, bapak memotong video itu, ada yang dipotong,” cerita Feri. 

Ternyata, bukan hanya Feri yang dimaki Toni, Dedi Mulyadi pun ikut kebagian. 

Saat berbicara lewat saluran telepon dengan Toni, kata Feri, Dedi dibentak-bentak. 

“Yaudah karena saya juga enggak tahu kalau Pak Toni jadi kuasa hukumnya Ibnu, kalau saya tahu dari awal saya bakal izin ke Pak Toni, saya enggak tahu Ibnu sudah punya kuasa hukum, Pak Toni saya tahunya pegang Pegi,” jelasnya. 

 Sulit temui Pegi

Sebelumnya dikabarkan, eks Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi sulit menemui Pegi Setiawan semenjak dirinya dinyatakan bebas dari sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Bandung. 

Ternyata, pertemuan Dedi dengan Pegi tak kunjung terwujud lantaran adanya sebuah penghalang. 

Hal itu dibongkar oleh Feri Heryanto, pria yang dianggap sebagai asisten Dedi Mulyadi dalam mengawal kasus Vina Cirebon. 

Feri bercerita sehari setelah Pegi bebas, Dedi Mulyadi sengaja datang ke Bandung dari Subang untuk menemuinya. 

Dedi berencana ketemuan dengan Pegi di sebuah kafe dekat tempat si Pegi menginap yang merangkap sebagai posko dari tim kuasa hukumnya. 

Dedi sengaja tak mampir ke posko tersebut karena saat itu dibanjiri oleh wartawan yang hendak meliput Pegi.

“Ditungguin Peginya, sampai bapak (Dedi) menyempatkan ke Lapas Kebon Waru (tempat para terpidana mendekam),” ujar Fery seperti dikutip dari channel Youtube-nya yang tayang pada Rabu (24/7/2024). 

Setelah dari lapas, Dedi ternyata mendapatkan informasi bahwa Pegi dan keluarganya sudah balik ke Cirebon tanpa memberitahukannya. 

Beberapa hari berselang, eks anggota DPR periode 2019-2023 tersebut sempat mengundang Pegi Setiawan dan keluarga untuk datang ke sebuah acara di rumahnya, di Lembur Pakuan, Subang. 

Acara itu didatangi oleh pihak yang memiliki kaitan dengan Kasus Vina. Di antaranya Saka Tatal, Titin Prialianti dan Pegi Cianjur.

Namun, lagi-lagi, Pegi dan keluarga menolak untuk memenuhi undangan sang eks bupati tersebut. 

“Beberapa hari kemudian bapak menyediakan mobil Hiace untuk Keluarga Pegi untuk datang ke Subang. Dari subang didatengin mobil ke sini (Cirebon) dan itu ditolak lagi tidak bisa katanya,” cerita Feri. 

Mobil yang disediakan untuk keluarga Pegi pun akhirnya balik lagi ke Lembur Pakuan tanpa penumpang. 

Ada yang menghalangi

Feri akhirnya mengetahui alasan di balik sulitnya Pegi menemui Dedi Mulyadi. 

Ternyata, Pegi Setiawan dihalangi oleh kuasa hukumnya sendiri. 

Hal itu baru diketahui Feri ketika berkunjung ke rumah Pegi di Desa Kepongpongan. 

Feri awalnya ingin menyampaikan pesan kepada Pegi bahwa Dedi Mulyadi ingin video call dengannya. 

Namun, ibu Pegi, Kartini, tak mengizinkannya. 

“Tadi siang saya ngasih donasi ke Pegi ada titipan donasi, jawaban dari ibunya Peginya lagi tidur, saya bilang “ini bapak (Dedi) ingin video call aja sebentar bisa enggak, cuma video call.””enggak bisa lagi tidur” kata ibu Pegi. Itu yang bikin saya nyesek di sini,” kata Feri. 

Kartini memberitahukan kepada Feri bahwa ada kuasa hukumnya yang melarang Pegi untuk bertemu dengan Dedi Mulyadi. 

Bahkan, jika Pegi nekat bertemu, maka orang itu akan mengancam bakal mundur menjadi kuasa hukumnya. 

“Saya ngomong ke ibunya bener enggak sih kayak gitu, kata ibunya, iya bener,” ucap Feri. 

Kartini mengaku sedang berada dalam dilema simalakama.

“Saya bingung sementara ini (kuasa hukumnya) sudah berjasa besar, bapak (Dedi) juga baik. Saya juga bingung harus bagaimana,” keluh Kartini. 

Feri enggan membocorkan inisial dari nama kuasa hukum yang melarang Pegi Setiawan untuk menemui Dedi Mulyadi. 

Ia juga tidak membeberkan apa penyebab kuasa hukum Pegi Setiawan melarang kliennya itu. 

Klarifikasi tim kuasa hukum

Tim Kuasa Hukum Pegi Setiawan memberikan klarifikasi terkait dengan kabar yang beredar bahwa Dedi Mulyadi sulit untuk menemui Pegi Setiawan. 

Bahkan banyak dari warganet yang mengaku kecewa dengan sikap Pegi yang seakan menghindar untuk berjumpa dengan eks Bupati Purwakarta tersebut. 

Ketua Tim Kuasa Hukum Pegi, Sugianti Iriani pun kemudian angkat bicara. 

Yanti, panggilannya, meminta maaf terkait belum terwujudnya pertemuan antara Pegi dan Dedi Mulyadi. 

Ia memberikan klarifikasi soal Pegi dan keluarganya tak menghadiri acara yang dibuat Dedi Mulyadi di rumahnya di Lembur Pakuan, Subang. 

“Untuk masalah undangan Pak Dedi pada saat itu, Pegi tidak hadir karena memang saat itu kondisinya masih sensitif saya sudah menjelaskan juga kepada asisten Pak Dedi yang datang dengan bapaknya Pegi, Pak Rudy untuk mengundang Pegi hadir di sana,” ujar Yanti seperti dikutip dari Youtube Channel Pengacara Toni yang tayang pada Rabu (24/7/2024). 

Saat diminta datang ke acara Dedi Mulyadi, Yanti sempat menanyakan terkait siapa saja tamu undangan yang bakal hadir. 

Tamu yang hadir di antaranya Pegi Setiawan Cianjur, Egi Ryan Ripra dan keluarga para terpidana Kasus Vina Cirebon. 

Tim kuasa hukum Pegi Setiawan memutuskan dengan terpaksa tidak memenuhi undangan Dedi lantaran ditakutkan kliennya itu dikait-kaitkan dengan sosok Pegi Setiawan Cianjur atau Egi Ripra. 

“Apalagi gonjang ganjingnya di luar itu Pegi Setiawan Cianjur seperti apa, kalau nanti digoreng oleh para netizen ternyata Pegi itu kenal dengan Pegi Setiawan Cianjur kan itu jadi masalah lagi.”

“Kondisi Pegi masih sensitif, jadi mohon maaf bukan kami tim kuasa hukum itu melakukan pengawasan bukan overprotectif, Pegi boleh melakukan apapun sesuai dengan hati nurani dan tidak bertentangan dengan masalah yang ada di luar sana,” ujarnya. 

Pasalnya, kata Yanti, Pegi merupakan korban salah tangkap yang sempat akan diganjar hukuman berat.

Setelah dinyatakan bebas, tim kuasa hukum pun memilih mewaspadai segala kemungkinan buruk yang bisa menimpa kliennya. 

“Mohon maaf Pegi belum bisa hadir karena tim sudah mengatakan kondisi Pegi masih sensitif belum bsia ketemu banyak orang saya sampaikan ke asisten Dedi untuk memakluminya.”

“Jangan sampai membuat konten-konten seolah-olah Dedi Mulyadi itu ada pertengkaran,” kata Yanti. 

Sensitif dengan Egi Ripra dan Pegi Cianjur

Sementara itu, kuasa hukum lainnya, Toni Raden Mas (RM), menambahkan tak datangnya Pegi ke undangan Dedi Mulyadi untuk menjaga Pegi Setiawan yang dikait-kaitkan dengan Pegi Cianjur dan Egi Ripra. 

“Makanya saat itu (acara Dedi) ada Pegi Setiawan Cianjur dan Egi Ripra, sementara mereka berdua oleh netizen itu kan dicurigai. Sehingga bagaimana jadinya kalau Pegi ke sana apalagi berbarengan dengan mereka,” tambah Toni. 

Toni pun berharap agar publik dapat memaklumi kondisi Pegi Setiawan saat itu. 

Di sisi lain, Pegi Setiawan pun mengaku ingin bertemu dengan Dedi Mulyadi. 

“Insya Allah di waktu yang tepat, saya ingin bertemu dengan pak Dedi Mulyadi,” tambah Pegi. 

Diketahui, pada 2016, polisi menetapkan 11 tersangka dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat.

Kemudian, delapan pelaku telah diadili, yakni Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhani, Sudirman, Rivaldi Aditya Wardana, dan Saka Tatal.

Dari proses persidangan, tujuh terdakwa divonis penjara seumur hidup.

Sementara satu pelaku bernama Saka Tatal dipenjara delapan tahun karena masih di bawah umur saat melakukan kejahatan tersebut.

Namun, diketahui ada tiga orang pelaku yang belum tertangkap dan masuk daftar pencarian orang (DPO) dengan perkiraan usianya saat ini, yakni Pegi alias Perong (30), Andi (31), dan Dani (28).

Delapan tahun berlalu, polisi membuka lagi perkara ini usai menangkap salah satu buron, yakni Pegi Setiawan alias Egi alias Perong pada 21 Mei 2024.

Menariknya, Pegi alias Perong dinyatakan sebagai tersangka terakhir dalam kasus ini.

Padahal, diketahui sebelumnya ada tiga orang buron.

Polisi lantas merevisi jumlah tersangka menjadi sembilan orang dan menyebut bahwa dua tersangka lain merupakan fiktif belaka.

Namun, belakangan banyak kesaksian yang menyebut bahwa Pegi yang saat ini ditangkap tidak terlibat dalam pembunuhan Vina karena berada di Bandung saat peristiwa terjadi.

Kemudian, perhatian publik mengarah pada Iptu Rudiana yang diduga melakukan permainan dalam penyelidikan kasus pembunuhan Vina dan Eky tersebut.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Leave a comment