Mengenal 4 Fase Mendidik Anak agar Tumbuh Menjadi Anak Cerdas
Setiap orang tua tentu ingin Si Kecil kelak dapat tumbuh menjadi sosok cerdas. Untuk tujuan tersebut, ada beberapa tahap mendidik yang perlu dioptimalkan orang tua sesuai usia anak.
Menurut teori perkembangan dari psikolog tumbuh kembang Jean Piaget, perkembangan kognitif anak secara alami terjadi secara intelektual sepanjang masa kanak-kanaknya.
Dikutip dari Healthline, teori tersebut menyebutkan bahwa anak-anak mempunyai peran aktif dalam proses pembelajaran dan bertindak serupa dengan ilmuwan dalam cara mereka melakukan eksperimen, observasi, dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Menurut Piaget, anak mempunyai empat tahap perkembangan yang ia klasifikasikan menjadi: sensorimotorik, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Dalam setiap tahapan ini, anak terus-menerus menambahkan pengetahuan baru, membangun pengetahuan yang sudah ada, dan mengadaptasi ide-ide yang sudah dimiliki sebelumnya untuk menerima informasi baru.
Baca Juga : 12 Cara Mendidik Anak Laki-laki agar Tumbuh jadi Pribadi yang Baik dan MandiriApa saja empat fase mendidik anak agar tumbuh cerdas?
Fase mendidik ala teori Piaget bergantung pada usia anak dan ditandai dengan karakteristik penting dari proses berpikir. Hal ini juga mencakup tujuan yang harus dicapai anak-anak saat mereka melewati tahap usia tertentu. Berikut ulasannya seperti dilansir berbagai sumber:
1. Fase sensorimotor
Fase sensorimotor meliputi anak usia lahir sampai usia 18-24 bulan. Ciri-cirinya antara lain aktivitas motorik tanpa penggunaan simbol. Semua hal yang dipelajari didasarkan pada pengalaman atau trial and error.
Tujuan utama pada tahap ini adalah anak membangun pemahaman tentang kepermanenan objek. Dengan kata lain, mengetahui bahwa suatu objek tetap ada meskipun anak tidak dapat melihatnya atau tersembunyi.
Contoh:
- Gunakan benda nyata dalam aktivitas bermain.
- Hubungkan permainan dengan panca indra.
- Terapkan rutinitas untuk anak, diharapkan ini dapat berguna dalam mengembangkan komunikasi.
2. Fase praoperasional
Fase praoperasional dapat dilihat pada anak usia 2 hingga 7 tahun, di mana daya ingat dan imajinasinya sedang berkembang. Anak-anak pada usia ini bersifat egosentris, yang berarti mereka kesulitan berpikir di luar sudut pandang mereka sendiri.
Capaian utama tahap ini adalah mampu melekatkan makna pada objek dengan bahasa atau memikirkan berbagai hal secara simbolis. Ini berarti anak memiliki pemikiran bahwa sebuah kata atau objek digunakan untuk mewakili sesuatu selain dirinya sendiri.
Contoh:
- Anak-anak belajar paling baik dengan melakukan atau mencoba secara langsung.
- Biarkan mereka berinteraksi secara aktif dengan berbagai hal di lingkungannya, termasuk buku, orang lain, permainan, dan benda.
- Ajukan pertanyaan saat anak terlibat dalam rutinitas sehari-hari dan biarkan mereka mengemukakan ide-ide mereka sendiri.
- Tunjukkan hal-hal baru dan dorong anak untuk bertanya tentang hal-hal tersebut.
3. Fase operasional konkrit
Anak-anak kurang egosentris pada fase operasional konkrit, yang biasanya terjadi antara usia 7 hingga 11 tahun dan ditandai dengan manipulasi simbolik yang lebih logis dan metodis.
Tujuan utama pada tahap ini adalah agar anak mulai mengerjakan berbagai hal yang ada di dalam kepalanya. Ini disebut pemikiran operasional dan memungkinkan anak-anak memecahkan masalah tanpa harus menghadapi hal-hal di dunia nyata secara fisik.
Contoh:
- Buat timeline, eksperimen sains, dan cara lain untuk memanipulasi konsep abstrak.
- Gunakan permainan asah otak dan teka-teki untuk mengembangkan pemikiran analitis anak.
- Fokus pada pertanyaan terbuka.
4. Fase operasional formal
Anak-anak berusia 11 tahun ke atas masuk dalam tahap operasional formal Piaget. Milestone pada fase ini adalah penggunaan simbol untuk memahami konsep abstrak.
Tidak hanya itu, anak-anak yang usianya lebih besar dan orang dewasa juga dapat memikirkan berbagai variabel dan membuat hipotesis berdasarkan pengetahuan sebelumnya.
Piaget percaya bahwa orang-orang dari segala usia berkembang secara intelektual. Namun, ia juga percaya bahwa begitu seseorang mencapai tahap operasional formal, yang terpenting adalah membangun pengetahuan, bukan mengubah cara memperoleh atau memahaminya.
Contoh:
- Tawarkan penjelasan konsep langkah demi langkah, gunakan alat bantu visual lainnya.
- Perluas konsep bila memungkinkan.
- Latih anak untuk berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.
Kesimpulannya, teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget telah membantu memahami bagaimana pengetahuan dikembangkan pada berbagai tahap masa kanak-kanak, dimulai sejak lahir.
Filosofinya pun masih digunakan di kelas prasekolah hingga jenjang SMA hingga saat ini. Memahami tahapan-tahapan yang berbeda dapat membantu orang tua lebih memahami anak dan membantu perkembangan pembelajaran mereka.
Pilihan Redaksi
- 13 Cara Mendidik Anak yang Keras Kepala agar Patuh dan Berhati Lembut Menurut Ahli
- 9 Gaya Parenting di Dunia yang Bikin Terkejut, Jepang hingga Skandinavia Unik Banget
- 9 Cara Mendidik Anak Autis dengan Gaya Parenting yang Tepat Penuh Kasih Sayang
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!