‘Matahari Buatan’ China Pecahkan Rekor Dunia
Bisnis.com, JAKARTA – Reaktor “matahari buatan” Tiongkok telah memecahkan rekor dunia dalam mempertahankan plasma super panas.
Rekor ini menandai tonggak sejarah lain dalam perjalanan panjang menuju energi bersih yang hampir tak terbatas.
Reaktor fusi nuklir Eksperimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) mempertahankan putaran plasma yang stabil dan sangat terbatas materi berenergi tinggi keempat selama 1.066 detik berdasarkan pengamatan pada hari Senin (20 Januari).
Baca Juga : China Dikabarkan Bangun Reaktor Nuklir untuk Kapal Induk, AS Makin Waspada
Durasi ini yang lebih dari dua kali lipat dari waktu terbaik sebelumnya yaitu 403 detik, demikian media pemerintah Tiongkok melaporkan seperti dilansir dari Livescience.
Reaktor fusi nuklir dijuluki “matahari buatan” karena menghasilkan energi dengan cara yang mirip dengan matahari, yaitu dengan menggabungkan dua atom ringan menjadi satu atom berat melalui panas dan tekanan.
Baca Juga : : Reaktor Fusi Terbesar di Dunia Sukses Dirakit, Berfungsi 15 Tahun Lagi
Matahari memiliki tekanan yang jauh lebih besar dibandingkan reaktor di Bumi, sehingga para ilmuwan mengimbanginya dengan menggunakan suhu yang jauh lebih panas daripada matahari.
Fusi nuklir menawarkan potensi sumber energi yang hampir tak terbatas tanpa emisi gas rumah kaca atau banyak limbah nuklir.
Baca Juga : : Israel Serang Kota Isfahan, Pusat Reaktor Nuklir Iran
Namun, para ilmuwan telah mengembangkan teknologi ini selama lebih dari 70 tahun, dan kemungkinan besar kemajuannya belum cukup cepat untuk menjadi solusi praktis terhadap krisis iklim. Para peneliti memperkirakan kita akan memiliki kekuatan fusi dalam beberapa dekade, namun hal ini bisa memakan waktu lebih lama.
Rekor baru EAST tidak akan serta merta mengantarkan energi ramah lingkungan, namun merupakan sebuah langkah menuju masa depan dimana pembangkit listrik fusi menghasilkan listrik.
East adalah reaktor kurungan magnetik, atau tokamak, yang dirancang untuk menjaga plasma tetap menyala dalam waktu lama. Reaktor seperti ini belum pernah mengalami penyalaan, yang merupakan titik di mana fusi nuklir menciptakan energinya sendiri dan mempertahankan reaksinya sendiri, namun rekor baru ini merupakan sebuah langkah untuk mempertahankan putaran plasma yang berkepanjangan dan terbatas yang diperlukan oleh reaktor di masa depan untuk menghasilkan listrik.
“Perangkat fusi harus mencapai operasi yang stabil dengan efisiensi tinggi selama ribuan detik untuk memungkinkan sirkulasi plasma mandiri, yang sangat penting untuk pembangkitan listrik berkelanjutan di pabrik fusi masa depan,” Song Yuntao, direktur Institut Fisika Plasma yang bertanggung jawab. untuk proyek fusi di Chinese Academy of Sciences.
EAST adalah salah satu dari beberapa reaktor fusi nuklir di seluruh dunia, tetapi reaktor-reaktor tersebut saat ini menggunakan lebih banyak energi daripada yang mereka hasilkan.
Pada tahun 2022, reaktor fusi Fasilitas Pengapian Nasional A.S. sempat mencapai penyalaan di intinya menggunakan metode eksperimental yang berbeda dengan EAST, dengan mengandalkan semburan energi yang cepat, namun reaktor secara keseluruhan masih menggunakan lebih banyak energi daripada yang dikonsumsi.
Tokamak seperti EAST adalah reaktor fusi nuklir yang paling umum. EAST memanaskan plasma dan menjebaknya di dalam ruang reaktor berbentuk donat – disebut tokamak – dengan medan magnet yang kuat. Sebagai catatan terbaru, para peneliti melakukan beberapa peningkatan pada reaktor tersebut, termasuk menggandakan kekuatan sistem pemanasnya, menurut media pemerintah Tiongkok.
Data yang dikumpulkan oleh EAST akan mendukung pengembangan reaktor lain, baik di Tiongkok maupun internasional. Tiongkok adalah bagian dari program Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), yang melibatkan puluhan negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Rusia.
Reaktor ITER, yang sedang dibangun di Prancis selatan, mengandung magnet paling kuat di dunia dan akan menyala paling cepat pada tahun 2039. ITER akan menjadi alat eksperimental yang dirancang untuk menciptakan fusi berkelanjutan untuk tujuan penelitian, namun dapat membuka jalan bagi pembangkit listrik fusi.
“Kami berharap dapat memperluas kolaborasi internasional melalui EAST dan memanfaatkan energi fusi secara praktis bagi umat manusia,” kata Song.