Informasi Terpercaya Masa Kini

10 Film Terbaik yang Dibintangi Omara Esteghlal, Sudah Kamu Tonton?

0 5

Momen kemesraan antara Prilly Latuconsina dengan Omara Esteghlal selalu menjadi sorotan publik. Keduanya pun tak sungkan untuk menunjukkan kedekatannya, mulai dari liburan bersama hingga menemani Prilly dalam jadwal kegiatannya. Meskipun kini berani memacari aktris kelahiran 1996 itu, Omara Esteghlal kerap kali terlihat sangat effort dalam memberi dukungan kepada kekasihnya.

Terlepas dari itu, Omara Esteghlal telah mencuri perhatian publik dengan bakat aktingnya yang luar biasa dan kemampuan memerankan karakter dengan emosi yang mendalam. Dalam perjalanan kariernya, ia telah membintangi berbagai film yang sukses memikat hati banyak orang. Lantas, apa sajakah film terbaik yang dibintangi Omara Esteghlal?

1. Lima Elang (2011)

Menjadi karya debut-nya dalam dunia perfilman, Omara Esteghlal berperan sebagai Nandi, sang ketua Regu Macan di film arahan Rudy Soedjarwo, Lima Elang. Film bergenre komedi-keluarga ini mengisahkan tokoh Baron (Christoffer Nelwan) yang kesal harus pindah ke Balikpapan sampai menutup dirinya. Ia akhirnya terpaksa mengikuti perkemahan Pramuka, dan bergabung dalam regu bersama Rusdi (Iqbaal Ramadhan), Anton (Teuku Ryzki), Aldi (Bastian Bintang), dan Sindai (Monica Sayangbati).

Konflik terjadi ketika Baron dan Aldi bertengkar hingga Rusdi kabur, tetapi situasi semakin tegang saat Rusdi dan Anton diculik komplotan penebang liar. Membaca catatan Rusdi, Baron pun tersentuh dan memimpin regunya untuk menyelamatkan Rusdi dan Anton. Berkat kerja sama mereka, komplotan itu berhasil dikalahkan. Meskipun mendapat hukuman, regu Baron dinobatkan sebagai yang terbaik, dan membawanya mencintai Pramuka dan teman-temannya.

2. Pasukan Kapiten (2012)

Masih di umur belia, Omara Esteghlal tetap berkiprah dalam dunia akting dengan membintangi film drama yang berjudul Pasukan Kapiten. Film yang juga disutradarai oleh Rudy Soedjarwo ini, menceritakan Yuma (Cahya R. Saputra), yang tidak pernah berani menghadapi segerombolan anak yang selalu menindasnya, yakni Omar (Omara Esteghlal) dan kawan-kawan. Ia selalu berusaha lari dan bersembunyi dari mereka, hingga suatu hari Yuma berkenalan dengan seorang kakek veteran bernama Sudirman (Andi Bersama).

Yuma meminta Sudirman mengajarinya cara untuk melawan para penindasnya. Dari situlah, Yuma dan Sudirman belajar untuk menghadapi ketakutan mereka masing-masing—Yuma belajar untuk berani menghadapi penindasnya, dan Sudirman belajar untuk berani menghadapi ketakutan terbesarnya, yakni masa lalunya.

3. Dilan 1990 (2018)

Omara Esteghlal kembali mendapat kepercayaan oleh Pidi Baiq dan Fajar Bustomi dan sukses melejitkan namanya, sejak memerankan sahabat Dilan bernama Piyan dalam Dilan 1990. Film drama-romantis ini berlatar belakang bulan September 1990, ketika Milea (Vanesha Prescilla) pindah ke Bandung dan bertemu Dilan (Iqbaal Ramadhan), ketua geng motor yang memikatnya dengan hadiah-hadiah unik—walaupun Milea saat itu masih berpacaran dengan Benni (Brandon Salim). Hubungan mereka berakhir setelah Benni menghina Milea di Jakarta saat lomba Cerdas Cermat. Di Bandung, kedekatan Milea dan Dilan semakin erat, hingga Milea berhasil membujuk Dilan berhenti tawuran.

Milea juga menjalin hubungan baik dengan ibu Dilan, yang menunjukkan puisi-puisi cinta Dilan. Namun, hubungan mereka sempat diuji saat Kang Adi (Refal Hady), guru les Milea, terlihat menaruh hati padanya. Ketika Dilan mengetahuinya, ia mengungkapkan kekecewaannya melalui puisi. Saat Milea mencoba memperbaiki hubungan, ia justru ditampar oleh Anhar (Giulio Parengkuan). Hal itu membuat Dilan menghajarnya, dan setelah kejadian itu, Milea dan Dilan akhirnya resmi berpacaran di warung Bi’ E’em (Tike Priatnakusumah).

4. Kadet 1947 (2021)

Kadet 1947 merupakan film drama-biografi perang arahan Rahabi Mandra dan Aldo Swastia yang memiliki sinematografi sangat baik berkat Batara Goempar, Film ini terinspirasi dari peristiwa misi serangan udara pertama Angkatan Udara Republik Indonesia yang dilakukan oleh para kadet (calon penerbang Angkatan Udara) di markas pertahanan Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 29 Juli 1947.

Film ini menceritakan setelah Perundingan Linggarjati dilanggar oleh Belanda melalui Agresi Militer I, sekelompok kadet Angkatan Udara di Maguwo, yang beranggotakan Sigit (Bisma Karisma), Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji (Marthino Lio) bertekad melindungi Indonesia, meskipun status mereka sebagai pelajar menjadi penghalang menuju akses pesawat dan senjata.

Dengan bantuan Sersan Tardjo (Wafda Saifan), penembak udara Dul (Chicco Kurniawan), serta Kapoet (Fajar Nugra), mereka merencanakan aksi nekat dengan menghadapi konflik dengan para petinggi Angkatan Udara, seperti Komodor Soerjadi Soerjadarma (Mike Lucock), Adisutjipto (Andri Mashadi), Abdulrachman Saleh (Ramadhan Al Rasyid), dan Halim Perdanakusuma (Ibnu Jamil). Selain perjuangan melawan penjajah, kisah mereka juga menyentuh soal pembuktian diri, persahabatan, dan cinta dari hubungan Sigit dengan kekasihnya, Asih (Givina Lukitadewi).

5. Like & Share (2022)

Like & Share merupakan film drama dewasa arahan Gina S. Noer yang menjadi karya film selanjutnya dari Omara Esteghlal, dengan mengambil peran sebagai Ino. Filmnya sendiri memiliki cerita dari dua remaja berusia 17 tahun yang ngin selalu bersama dengan menerima satu sama lain apa adanya, Lisa (Aurora Ribero) dan Sarah (Arawinda Kirana).

Namun, semua jadi sulit ketika Lisa terobsesi dengan pornografi sehingga membuat mereka menjauh dan menyendiri masing-masing di saat mereka mulai mengeksplorasi terang-gelapnya dunia remaja.

6. Tulah 6/13 (2022)

Tulah 6/13 menjadi film horor kedua yang dibintangi Omara Esteghlal setelah melakoni peran Pasha dalam Surat dari Kematian yang tayang pada tahun 2020. Filmnya mengisahkan Gilang (Thomi Baraqbah) yang memutuskan untuk berlibur bersama Sarah (Carissa Perusset) dan Kevin (Omara Esteghlal), dua orang sahabatnya sejak SMA untuk merayakan ulang tahunnya.

Rencana tersebut terganggu dengan kehadiran dua orang tamu tak diundang hingga suasana semakin tidak menyenangkan ketika mereka mulai memasuki sebuah hutan. Rentetan teror yang tidak terduga mulai terjadi dan mengganggu mereka membuat Gilang harus terpisah dengan teman-temannya dan menggiringnya ke sebuah kutukan masa lalu yang sangat mengerikan.

7. Balada Si Roy (2023)

Menjadi film drama aksi karya Fajar Nugros yang diproduksi oleh IDN Pictures, Balada Si Roy berpusat pada karakter Roy, seorang pemuda yang mencari jati diri. Ia pun harus pindah ke Serang bersama ibunya setelah sang ayah meninggal. Di sekolah barunya, Roy berteman dengan Andi (Jourdy Pranata) dan Toni (Omara Esteghlal), serta menjatuhkan hatinya kepada Ani (Febby Rastanty).

Namun, Roy geram dengan geng Borsalino yang dipimpin Dullah (Bio One), murid sombong yang kerap menindas teman-temannya karena merasa berkuasa. Untuk menentang ketidakadilan tersebut, Roy akhirnya membentuk geng RAT, yang beranggotakan dirinya, Andi, dan juga Toni sebagai bentuk perlawanan kepada Borsalino dan mendapatkan dukungan dari murid-murid lain.

8. Budi Pekerti (2023)

Memiliki nama lain Andragogy, film bergenre drama ini merupakan proyek akting selanjutnya yang dilakoni Omara Esteghlal. Berperan sebagai Anggoro Sambudi Putra atau Gora, film yang disutradari Wregas Bhanuteja tersebut membuka cerita mengenai guru BK yang terlibat perselisihan dengan pengunjung di pasar bernama Bu Prani (Sha Ine Febriyanti). Sayangnya, kejadian tersebut berhasil direkam oleh seseorang dan diunggah ke media sosial. Dari sikap Bu Prani yang dinilai tidak mencerminkan layaknya seorang guru, ia mendapatkan kecaman dan komentar negatif dari netizen.

Tidak hanya Bu Prani yang terkena bullying, keluarganya pun ikut dikecam oleh masyarakat. Segala tindakan dan perlakuan masing-masing anggota keluarganya pun ikut dinilai dari dicari kesalahannya. Hidup mereka menjadi tidak tenang dan apa pun yang mereka lakukan akan dipandang salah. Selain kehilangan keharmonisan keluarga, Bu Prani jadi terancam kehilangan pekerjaannya.

9. Galaksi (2023)

Omara Esteghlal memerankan tokoh Robert dalam film drama Galaksi, yang mengisahkan kehidupan seorang siswa SMA bernama Galaksi Aldebaran (Bryan Domani). Ia diketahui bergabung dalam geng bernama Ravispa, dan menjadi ketua yang cukup disegani dan ditakuti di sekolahnya. Suatu hari, Galaksi bertemu dengan seorang gadis bernama Kejora (Mawar de Jongh), salah satu anggota paskibra di sekolah mereka.

Pertemuan Kejora dan Galaksi sendiri berawal saat Kejora mulai berurusan dengan geng sekolah lain, yaitu Avegar yang merupakan musuh dari geng Ravispa. Sejak saat itu, keduanya terlibat dalam hubungan kisah romansa yang pelik, konflik antargeng yang membuat posisi Kejora tidak aman sehingga Galaksi harus melindunginya. Namun, tanpa Galaksi sadari ternyata ia telah jatuh hati dengan gadis cantik tersebut.

10. Srimulat: Hidup Memang Komedi (2023)

Last but not the least, film terbaik dibintangi Omara Esteghlal kali ini memiliki genre komedi yang tak asing bagi dunia hiburan Indonesia, dengan melakoni tokoh Kadir. Sebagai lanjutan dari Srimulat: Hil yang Mustahal – Babak Pertama, film ini bercerita ketika masing-masing personil Srimulat mulai mengalami kendala masalah bahasa hingga persoalan pribadi sesampainya di Jakarta.

Hal tersebut dimulai dari kisah cinta Gepeng (Bio One) dan Royani (Indah Permatasari) yang semakin rumit. Selain itu, ada Tessy (Erick Estrada) yang mengalami krisis identitas hingga membuatnya terjerat kasus dan masuk penjara. Namun atas perintah dari presiden, Tessy pun dibebaskan dan bisa mengikuti pertunjukan Srimulat di stasiun televisi bersama teman-temannya.

Itulah 10 film terbaik yang dibintangi Omara Esteghlal. Diketahui, ia telah membintangi sejumlah film yang tayang di tahun ini, lho! Mulai dari Pengepungan di Bukit Duri sebagai Jefri, dan Tinggal Meninggal dengan melakoni peran Gema.

Dari daftar film di atas, manakah yang menjadi favoritmu, Bela?

Baca Juga: Profil Omara Esteghlal, Pacar Baru Prilly Latuconsina?

Baca Juga: Berkesan, Ini Cerita Omara Esteghlal Bermain di Film ‘Balada Si Roy’

Baca Juga: Siap Mengudara! 7 Fakta Menarik di Balik Proses Produksi ‘Kadet 1947’

Leave a comment