Informasi Terpercaya Masa Kini

Agus Bingung Omzet Kantin Sekolahnya Kini Menurun 50 Persen Imbas MBG,Cuma Dapat Rp400 Ribu Sehari

0 3

TRIBUNJATIM.COM – Program makan bergizi gratis atau MBG ternyata  membuat pedagang kantin sekolah kebingungan.

Program Presiden Prabowo yang mendukung para siswa itu ternyata berdampak pada pedagang kantin di sekolah-sekolah.

Seperti salah satunya dialami di SDN Kedung Badak 1 Kota Bogor.

Baca juga: Nasib Karier Bu Guru Suruh Siswa Belajar di Lantai Gegara Nunggak SPP, Haryati Kini Terancam Dipecat

Diketahui, [emberian makan bergizi gratis di SDN Kedung Badak 1 Kota Bogor ini terus berlangsung hingga saat ini.

Pemberian ini diujicobakan pertama kali pada bulan November 2024 lalu.

Namun pemilik kantin Agus Sunandar (36) mengatakan, omzet pendapatannya menurun sampai 50 persen setiap harinya.

“Lumayan berdampak juga. Lebih dari 50 persen omzet menurun,” ujar Agus saat berbincang dengan TribunnewsBogor.com di kantin miliknya, Kamis (9/1/2025).

Agus melanjutkan, biasanya setiap harinya ia mendapatkan omzet sebesar Rp800-1 juta setiap harinya, sebelum adanya program makan bergizi gratis.

“Namun sekarang paling dapat itu Rp400 ribu setiap hari,” ungkapnya.

Para pelajar yang mendapatkan makan bergizi gratis ini pun tidak selalu jajan ke kantin miliknya.

“Sudah dipenuhi kan. Makannya, terus susunya juga, bahkan ada buahnya. Mereka juga jajannya jadi sedikit gitu,” bebernya.

Ia berharap, pemerintah pusat memerhatikan nasib kantin yang memang setiap hari berjualan di depan sekolah.

“Harapannya pemerintah memerhatikan juga,” kata Agus.

“Karena kami juga berjuang untuk makan pagi sampai sore. Kebutuhan lah intinya,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno mengatakan, pemerintah pusat sudah memikirkan hal itu.

Kantin nantinya direncanakan untuk naik kelas menjadi UMKM yang dilibatkan di program makan bergizi gratis ini.

“Tetapi kami yakini nanti kantin bisa dilibatkan dalam kegiatan pelaksanaan MBG. Mungkin penyediaan sumber makanannya.”

“Jadi kantin bisa beralih nanti menjadi UMKM yang ikut menyediakan sayurnya, telurnya, dagingnya, ayamnya dan lain-lain,” kata Eddy Soeparno kepada TribunnewsBogor.com saat meninjau MBG di SDN Kedung Badak 1.

Meski begitu, sambung Eddy, saat ini masih banyak pelajar yang tetap jajan ke kantin.

Namun jumlah jajanannya tidak terlalu banyak.

“Memang itu tidak bisa dipungkiri ada penurunan omzet. Karena anak-anaknya juga sudah mendapat makan.”

“Tapi, banyak juga anak-anak mengatakan masih jajan. Mungkin jumlahnya tidak sebesar yang dilakukan sebelum adanya MBG ini,” tandasnya.

Baca juga: Senyum Alvin Akhirnya Bisa Cicip Daging Berkat Makan Siang Gratis, Sehari-hari Biasa Kelaparan

Kecemasan ini turut dirasakan Jumiyem, wanita berusia 43 tahun yang jualan di SDN Jurangombo 4 Kota Magelang.

Magelang menjadi salah satu lokasi pelaksanaan program MBG secara serentak pada Senin (6/1/2025).

Diketahui, terdapat 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang dengan total 3.000 siswa sasaran MBG.

Terdiri atas 5 TK dan sederajat, 8 SD, 1 MTs, dan 1 SMK.

SDN Jurangombo 4 di Kota Magelang satu di antaranya.

Namun Jumiyem merasa khawatir program makan siang gratis berpeluang membuat anak-anak tidak membeli jajanannya.

Apalagi makanan-makanan tersebut bisa dikonsumsi saat waktu istirahat sekitar jam 09.00 WIB.

“Pas posisi jam istirahat, (anak-anak) biasanya jajan, (setelah dapat MBG) mungkin enggak. Datangnya mbok jangan pas jam istirahat,” ucap Jumiyem.

Jumiyem mengaku sudah berdagang di sana selama 10 tahun.

Anak-anak biasanya membeli makanan ringan dan makanan berat.

Untuk makanan berat, sehari-hari dia menyediakan nasi goreng, nasi kuning, dan nasi ayam hingga 20 bungkus.

Harga yang dipatok Jumiyem pun cukup terjangkau untuk anak sekolah.

Nasi goreng dan nasi kuning dihargai Rp2.000, sedangkan nasi ayam Rp5.000.

Atas hal ini, Kepala SDN Jurangombo 4, Cicilia Martina Susanti buka suara.

Ia menyatakan, kantin tidak akan mengalami berkurangnya pembeli karena menu MBG tergolong makanan berat.

“Dari kantin hanya menyediakan makanan-makanan yang tidak terlalu berat.”

“Kantin tetap berjalan normal seperti biasa,” katanya.

Baca juga: Bidan Rusmiati Malu Dikira Dapat Hadiah, Ternyata Motor Diambil Pemkab Lagi usai Foto: Belum Dibayar

Di sisi lain, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Magelang, M Rauuf Oktavian Nur enggan memberikan keterangan apapun.

Namun Rauuf mengatakan, untuk TK dan SD, MBG diberikan sebagai sarapan pukul 09.00 WIB.

Untuk MTs dan SMK diberikan sebagai makan siang pukul 12.00 WIB.

Adapun sumber anggaran MBG ini dari Badan Gizi Nasional yang dipatok per porsi Rp 10.000.

“Makan Bergizi Gratis ini akan dilakukan sepanjang tahun. Kami diminta (menyalurkan) untuk lima hari sekolah (Senin-Jumat),” kata Kepala SPPG Kota Magelang, M Rauuf Oktavian Nur, di kantornya, Minggu.

Rauuf menyampaikan, lokus dan jumlah sasaran MBG sebanyak 3.000 siswa tidak bisa diganti, kecuali ada instruksi dari Badan Gizi Nasional.

Pasalnya, para penerima program akan dipantau terkait gizinya setiap 3-6 bulan.

MBG juga akan menyasar ke ibu hamil (bumil), ibu menyusui (busui), dan anak di bawah lima tahun (balita).

Akan tetapi, Rauuf menyebut, jadwal distribusinya dua hari sekali setiap siang hari.

“Kami belum tahu untuk bumil, busui, dan anak balita dimulai hari apa. Kami masih menunggu data dari Dinkes. Mungkin saat ini baru 300 (orang),” ungkapnya.

Dia menambahkan, pemilihan lokus MBG dipertimbangkan berdasarkan durasi maksimal pengantaran selama 30 menit.

Oleh karena itu, lokus yang menjadi sasaran MBG rata-rata berada di radius 1,5 kilometer.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Leave a comment