Nasib Rumah Hans dan Rita Pasutri Tewas Usai 3 Anak Baru Muncul,Pengurus RT Minta Urus ke Polisi
TRIBUNSUMSEL.COM – Rumah yang ditempati Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (72), pasutri lansia di Jonggol, Bogor, hingga keduanya ditemukan tewas kini didatangi oleh anak-anak mereka.
Padahal, warga mengaku tak pernah melihat ketiga anak opa Hans dan oma Rita selama mereka tinggal berdua disini sejak tahun 2017.
Diberitakan sebelumnya, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ditemukan tewas membusuk berhari-hari di kediamannya, di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2024).
Baca juga: Momen Anak Pasutri Lansia Tewas di Bogor Datang ke Pemakaman, Sampaikan Terima Kasih ke Pelayat
Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa hidup hanya berdua tanpa bantuan ketiga anaknya, yang dikabarkan tak pernah berkunjung.
Pengurus RT setempat, Jonathan Tobing (42) pun menolak mentah-mentah permintaan dari dua anak opa Hans dan oma Rita tersebut.
“Saya yang ketemu itu anak pertama dan kedua tapi dia tidak menyampaikan apa-apa, hanya menyampaikan keinginannya ingin ke rumah tapi saya bilang buat apalagi ke rumah? saya sudah sampaikan jujur kami pengurus kecewa terhadap kalian, kalo sekarang buat apalagi,” ujarnya.
Terkait masalah rumah tersebut, Jonathan memintanya untuk mendatangi Polsek Jonggol guna memberikan keterangan kepada penyidik atas kejadian ini.
“Sekarang mending selesaikan urusan karna ini pesan dari polsek dari penyidik uruskan saja bereskan aja di kepolisian berikan keterangan,” terangnya.
Pasalnya, warga sudah mencoba menghubungi anak-anaknya sehari sebelum ditemukan tewas dikarenakan sudah hampir sepekan opa dan oma tidak terlihat.
“Malamnya kita kontak seluruh keluarganya yang ada di kita dan itu kita lakukan, anak kesatu dan kedua kita engga punya kontaknya, anak ketiga kita kontak tidak ada jawaban, sampai akhirnya kita terhubung kepada adik opa,” jelasnya.
Baca juga: Tetangga Elus Dada, Anak Pasutri Lansia Tewas di Bogor Pernah Kirim Uang, Saat Dicek Ternyata Kosong
Setelah jasad keduanya ditemukan berbujur kaku di atas kasur hingga dievakuasi ke RSUD Cileungsi, anak-anaknya pun belum juga muncul batang hidungnya.
Hingga akhirnya pada saat proses pemakaman sedang berlangsung, anak bungsu dari Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa hadir di tengah suasana duka.
“Datang saat sedang proses pemakaman. Jadi peti jenazah itu udah turun ke liang tapi belum ditutup karena masih khutbah firman, proses itulah,” terangnya.
Diketahui, kediaman mereka terletak di salah satu kluster perumahan di Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Kondisi di dalam rumah keduanya tampak sepi. Tak terlihat keluarga ataupun aktivitas di dalamnya.
Kelakuan Anak Pasutri Hans dan Rita Buat Warga Elus Dada
Pasca kematian Hans di rumah, Jonggol, Jawa Barat, akhirnya terbongkat kelakuan anak mereka yang jarang menjenguk orang tuanya.
Diketahui, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa memiliki tiga anak laki-laki yang tinggal terpisah dari mereka.
Tiga anaknya tinggal di luar kota, ada yang di wilayah Jakarta, Bandung, dan Bekasi.
Jonathan mengungkapkan ada satu momen yang membuatnya miris cukup mengelus dada atas perbuatan anak opa Hans dan oma Rita.
Pernah suatu ketika Jonathan menemui Opa Hans sedang berjalan kaki hendak pergi ke ATM.
Melihat hal itu, Jonathan Tobing meminta Opa Hans untuk ikut ke dalam mobilnya dan diantarkan olehnya ke ATM.
Opa Hans mengatakan bahwa saat itu putranya mengirimkan uang kepadanya.
“Opa bilang, saya mau cek ke ATM katanya anak saya ada transfer Rp100 ribu, ngomong begitu kemudian saya antar ke ATM,” ungkapnya.
Akan tetapi, kata Jonathan, setelah tiba di ATM, ternyata uang yang disebut sudah dikirimkan oleh anaknya itu tidak ada alias kosong.
Jonathan merasa miris, hingga demikian ia pun merasa iba membayangkan seorang pria tua berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh namun hasilnya nihil.
“Sampai di ATM (ternyata) nol. Bayangin kalo opa jalan sendiri siang-siang sampai ke lokasi ATM ternyata tidak ada harus balik lagi,” katanya.
Baca juga: Cara Pasutri Hans dan Rita Tomasoa Bergantung Hidup Tanpa Dibantu Anak Hingga Tewas di Rumah Bogor
Kendati demikian, Jonathan Tobing mengatakan dengan kondisi Opa Hans dan Oma Rita yang memprihatinkan, warga sekitar dan juga jemaat gereja sangat memperhatikannya.
Mulai dari makanan, kesehatan, hingga kebersihan rumahnya diurus oleh orang-orang yang peduli terhadapnya.
“Kita tidak menutup mata sebenarnya dengan keberadaan opa dan oma, kita perhatiin walaupun memang kita juga bukan manusia sempurna yang bisa memenuhi segala kebutuhan mereka,” pungkasnya.
Terpisah, menurut Jonathan, Pasutri lansia yang biasa disapa Opa dan Oma itu hidup berdampingan ditengah keterbatasannya mereka.
“Kita sebenarnya cukup miris ya dengan kondisi opa dan oma, dimana oma diketerbatasannya dia bisa dikatakan tidak bisa bergerak tanpa bantuan orang lain, kemudian opa yang jalannya sudah selangkah tertatih-tatih,” ujar Jonathan.
Merasa iba, para warga pun berinisiatif membuat jadwal untuk saling membantu pasutri lansia tersebut.
Mengingat, tiga anak Hans dan Rita sama sekali sudah lama kunjung datang melihat kondisi orang tuanya.
“Kita dari warga itu buat jadwal, ibu-ibu swadaya sebenarnya buat jadwal hari Senin siapa, Selasa siapa, Rabu siapa itu terisi penuh, jadi kita tidak mau opa dan opa ini sampai tidak makan,” tandas Jonathan.
Jonathan menyebut pasangan suami istri lansia itu sudah tinggal selama 5 tahun di perumahan itra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Di akhir hayat Hans dan Rita, anak bungsunya itu datang di akhir pemakaman.
Momen kedatangan anaknya itu dibagikan oleh akun Facebook Vina Zerenesia.
Sambil memegangi mikrofon, putra dari mendiang lansia tersebut nampak memberikan kata-kata terakhirnya.
Anak bontot dari pasutri lansia asal Jonggol tersebut nampak mengenakan pakaian serba hitam saat kedua orang tuanya dikebumikan.
Baca juga: Anak Tertua Pasutri yang Tewas Muncul Sampaikan Keinginan ke Rumah Orangtua, RT: Buat Apa Lagi
Bukan mengucapkan permintaan maaf, pria tersebut menyampaikan terimakasih kepada jemaat gereja yang selama ini merawat orangtuanya.
“Saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya, gak hanya kepada keluarga jemaat yang dalam iman selalu menjaga dan merawat orangtua kami,” katanya, dilansir dari Tribunnewsbogor.com.
Kemudian ia pun terlihat berfoto bersama para jemaat di dekat makam Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
Berdasarkan informasi, ia adalah CJ Tomasoa yang merupakan anak bungsu Opa Hans dan Oma Rita.
Perawakannya juga mirip dengan anak Hans Tomasoa yang menikah pada 15 Desember 2021.
Pada foto-foto pemakaman, ia terlihat sedih atas kepulangan ayah dan ibunya.
Opa Hans diketahui merupakan mantan kapten kapal.
Sementara Oma Rita mantan penyiar RRI.
Banyak orang yang memposting kebaikan Opa Hans saat menjadi dosen dan pimpinan perusahaan.
Ditengah keprihatinan dengan kondisinya, ketiga anak mereka justru tak menunjukkan kepeduliannya.
Penjelasan Cari Anak Korban
Sebelumnya, Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman mengungkap penyebab kasus kematian pasangan suami istri lansia yang tewas membusuk di rumah di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.
Jasad Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ditemukan warga pada Selasa (16/7/2024). Berawal dari kecurigaan warga setelah mencium aroma tidak sedap berhari-hari dari rumah keduanya.
Berdasarkan hasil visum, pasutri tersebut meninggal diperkirakan 3 atau 4 hari yang lalu.
“Jadi dia hidup hanya berdua. Jadi tidak ada anaknya, tidak ada siapa-siapa,” ungkap Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman .
“Dia hanya tinggal berdua suami istri, keterangan saksi tidak tahu keberadaan anaknya di mana. Sudah lama (anaknya tidak menjenguk),” katanya.
Wagiman menegaskan, pihaknya masih berusaha mencari keberadaan anak HT dan RT yang masih misteri.
Selama hidup berdua, HT dan RT berada di bawah pengawasan pihak gereja.
Termasuk soal urusan kesehatan di mana gereja mengirim tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan.
“Selama ini mengecek kesehatan pasutri dari pihak gereja. Pihak gereja juga kehilangan kontak dengan anak tersebut,” ungkap Wagiman.
Informasinya, Rita Tomasoa sang istri dikabarkan mengalami stroke.
Hans Tomasoa lah yang selalu merawatnya hingga akhir hayatnya.
“Diduga dalam keadaan sakit,” kata Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman.
Warga terkejut mendapati keduanya sudah tidak bernyawa di atas kasur yang berdampingan.
“Pak RT mendatangi rumah tersebut berusaha membuka tapi tidak bisa karena dikunci dari dalam, kemudian bersama satpam membuka paksa pintu tersebut,” terang Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman, Rabu, (17/7/2024).
Semua bermula dari kecurigaan para tetangga yang sudah beberapa hari tidak melihat keduanya.
Warga kemudian melapor ke ketua RT guna melakukan pemeriksaan ke rumah korban pada Sabtu (13/7/2024).
“Setelah itu ketua RT datang dengan satpam. Di TKP melakukan panggilan tidak ada respons hingga memutuskan membuka paksa.”
“Kemudian ditemukan pasangan sudah ditemukan dalam kondisi meninggal di dalam ruangan yang sama,” urai Wagiman.
Berdasarkan informasi warga, HT dan RT hanya tinggal berdua jauh dari anak dan keluarga.
Sedangkan kondisi sang istri menderita stroke sebelum akhirnya ditemukan meninggal bersama sang suami.
Wagiman menambahkan, petugas sudah membawa jasad keduanya ke Rumah Sakit Cilengsi guna diautopsi.
“Untuk hasilnya masih menunggu. (Untuk penyebab meninggalnya) karena sakit atau karena hal lain kita tunggu hasilnya,” tandasnya.
Informasi tambahan, hasil olah TKP sementara polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Baca juga berita lainnya di Google News.