Ketika Anak Presiden ke-4 Roasting Kasus Gus Miftah,Inayah Wahid: Giliran Jabatan Diambil Nangis
TRIBUNJABAR.ID – Ternyata kasus Gus Miftah menghina penjual es teh yang viral beberapa waktu lalu turut menarik perhatian anak Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Belakangan ini, putri bungsu Gus Dur, yakni Inayah Wahid menyinggung kasus Gus Miftah tersebut.
Ia menyinggung sikap Gus Miftah saat mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini diungkapkan Inayah Wahid dalam acara “Memperingati Haul Gus Dur Ke-15 : Menajamkan Nurani, Membela yang Lemah”, Sabtu (21/12/2024) lalu.
Baca juga: Curhatan Gus Miftah ke Santrinya Setelah Kasus Penjual Es Teh Viral, Bahas Kesabaran dan Pelajaran
Dalam kesempatan itu, anak Presiden ke-4 memberikan sambutan di depan banyak tokoh publik mulai dari para kiyai, menteri, hingga pejabat publik lainnya.
Pada momen Haul Gus Dur itu, Inayah Wahid tampak didampingi seorang pria saat di atas panggung.
Ia juga terlebih dahulu menyapa para tokoh yang hadir.
Dengan gayanya, Inayah membuka sambutannya dengan humoris.
Uniknya, hampir di sepanjang sambutannya, Inayah justru bak seperti meroasting. Satu di antaranya meroasting kasus Gus Miftah.
“Ini kan pengajian bagus, besar, yang datang para kiyai luar biasa, tadi Menteri Agama luar biasa, ada yang cita-cita jadi presiden gak jadi, ada para-para menteri,” ujar Inayah Wahid.
Lalu, putri Gus Dur itu juga santai melemparkan candaan kepada Sudjiwo Tedjo.
“Ada yang ngaku presiden, presiden jancukers. Ngaku gurunya Gus Mus, tapi pas ketemu Gus Mus dia yang cium tangan,” ujar Inayah disambut tawa para jamaah.
Kemudian Inayah juga menyapa Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno.
“Pak Pram ke sini, karena RK yang menang,” kata Inayah.
Kemudian rekannya mengoreksi bahwa yang menang adalah Pramono Anung, bukan Ridwan Kami.
“RK kok yang menang, Rano Karno,” ujarnya sambil tertawa.
Setelah menyapa para tokoh yang hadir, Inayah Wahid terlihat mencari sesuatu dengan melihat sekelilingnya.
Rupanya adik dari Yenny Wahid itu mencari penjual es teh yang sering berjualan di acara-acara.
“Ada berbagai macam kelompok, tapi kok dari tadi aku gak lihat tukang es teh?,” kata Inayah.
Kemudian rekannya menjelaskan bahwa sang penjual es teh sedang menjalankan ibadah umroh.
“Tukang es teh nya sedang umroh,” katanya.
Dari sanalah Inayah Wahid bak menyingung kasus Gus Miftah dan penjual es teh bernama Sunhaji yang sempat viral.
Inayah Wahid kemudian menyindir sosok penjual es teh yang bisa menurunkan jabatan sang Utusan Khusus Presiden.
“Aku maunya es teh yang strong, seduhannya kuat, rasanya kuat, saking kuatnya bisa nurunin jabatan,” kata Inayah diikuti riuh para jamaah.
Baca juga: Perbandingan Tarif Pendakwah Ustaz Maulana dengan Gus Miftah Selisihnya Lebih Murah, Pernah Disindir
Menurut anak Presiden ke-4 itu, dalam acara pengajian seharusnya diisi oleh omongan-omongan yang baik.
“Jangan pengajian kok malah ngata-ngatain orang, iya kan?” jelasnya.
Kemudian ia juga mengingatkan sosok sang ayah yang selalu membela orang lemah.
“Gus Dur itu kalau mau nyindir orang, kritik orang gak apa-apa, kritik tingkah lakunya, tapi jangan menghina orangnya,” sambung Inayah.
“Apalagi menghina orang yang dilemahkan, padahal kan udah jelas kita membela yang lemah, kata Gus Dur,” tambah dia.
Menurut Inayah Wahid, ayahnya itu memang gemar melawak namun untuk membela kaum yang lemah, bukan untuk menghina.
Lalu Inayah Wahid pun menyindir Gus Miftah yang menangis saat mundur dari jabatannya.
“Nanti kalau udah menghina-hina, jabatannya diambil, nangis,” sambungnya lagi.
Lalu, Inayah Wahid mengingatkan rekannya, Prio, untuk tidak gila dengan jabatan.
Sebab, Gus Miftah pun harus meninggalkan jabatan gara-gara menghina penjual es teh.
“Sampeyan juga jangan kayak dia, jangan jabatan itu diperebutkan, gila-gilaan memperebutkan jabatan,” kata Inayah.
Mendengar itu, Prio pun langsung teringat pada sosok Gus Dur.
“Kok kayak Gus Dur? ‘Jabatan tidak perlu dibela dengan darah dan air mata’, persis Gus Dur, bijak sekali Mba Inayah,” kata dia.
Tak mau disamakan dengan sang ayah, Inayah menilai dirinya jauh dari sosok bijak Gus Dur.
“Ah nggak, itu kan Gus Dur. Gus Dur kan bijak, makanya bilangnya tidak ada jabatan yang perlu dibela mati-matian. Kalau saya kan versi rusaknya,” jelasnya lagi.
Inayah pun kembali mengingatkan Prio untuk tidak membela-bela jabatan, terutama jabatan di pemerintahan.
“Sehebat apapun kita, sekuat apapun kita, setinggi apapun kita, kalau Anda punya jabatan pemerintah, Anda tetap di bawah Fufufafa,” kata Inayah sambil tertawa.
Mendengar itu, Prio pun langsung ingin kabur karena ketakutan.
“Aku mulih, Mbak,” katanya.
Sambil tertawa, Inayah Wahid pun mengaku ingin ikut pulang karena takut.
Namun pada akhirnya Inayah memberi nasihat kembali mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Gus Miftah itu tidak baik.
“Tapi bener aku cuma mau ngingetin, apalagi pengajian, ditiru, berarti ngomongnya harus baik. Gak boleh ngata-ngatain orang,” katanya.