Trump: Assad Sudah Pergi, Putin Tak Tertarik Lagi Melindunginya
Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump ikut buka suara soal eskalasi konflik Suriah. Ia meyakini, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melarikan diri dari negaranya.
Dalam unggahan di Truth Social pada Minggu (8/12), Trump menyebut Assad sudah kehilangan dukungan sekutu utamanya, Rusia.
“Assad sudah pergi. Pelindungnya, Rusia yang dipimpin Vladimir Putin, tidak lagi tertarik melindunginya,” tulis Trump, seperti diberitakan Guardian.
Dalam seminggu, kelompok oposisi telah menguasai sejumlah kota strategis dengan serangan yang terkoordinasi.
Situasi tersebut membuat Assad dikabarkan meninggalkan Suriah di tengah malam, meski saat ini lokasi keberadaannya belum diketahui.
Dalam unggahan sebelumnya di platform X, Trump juga menyebut kelemahan Rusia di Suriah disebabkan oleh fokus mereka di Ukraina.
“Rusia, karena terlalu sibuk di Ukraina, tampaknya tidak mampu menghentikan langkah literal oposisi di Suriah, negara yang mereka lindungi selama bertahun-tahun,” cuit Trump, Sabtu (7/12).
Ia juga mengkritik kebijakan mantan Presiden AS Barack Obama terkait “garis merah” yang gagal ditegakkan di Suriah pada 2013.
Namun, Trump menekankan konflik ini bukan urusan Amerika Serikat.
“Suriah bukan teman kita. Biarkan ini berlangsung tanpa keterlibatan kita,” tulisnya kapital.
Reaksi Pemerintah Suriah
Perdana Menteri Suriah, Mohammed Ghazi al-Jalali, mengaku telah melakukan kontak dengan komandan pemberontak HTS (Hayat Tahrir al-Sham), Abu Mohammed al-Jolani.
Dalam wawancara dengan Al Arabiya, Jalali menyebut pentingnya segera menggelar pemilu bebas agar rakyat Suriah bisa memilih pemimpin baru.
“Kami siap bekerja sama dengan kepemimpinan apa pun yang dipilih oleh rakyat Suriah,” ujar Jalali.
Menurutnya Suriah juga dapat menjadi negara normal yang menjalin hubungan baik dengan tetangga dan komunitas internasional.
Kelompok Oposisi Serukan Transisi Damai
Kelompok oposisi HTS mengeluarkan seruan pengalihan kekuasaan secara damai kepada badan transisi.
Dalam pernyataannya, mereka menegaskan urgensi menjaga ketertiban dan keamanan, termasuk larangan menjarah fasilitas publik maupun properti pribadi.
“Revolusi besar rakyat Suriah kini bergerak dari perjuangan menggulingkan rezim Assad ke tahap pembangunan negara baru yang sesuai dengan pengorbanan rakyatnya,” tulis pernyataan resmi para pejuang oposisi itu.